Pengembangan Perlengkapan Ibadah Berupa Desain Mukena Untuk Masa Pandemi Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
Mukena merupakan sebuah perlengkapan ibadah bagi wanita muslim yang digunakan untuk menutup aurat dari atas kepala hingga ujung bawah kaki. Pada saat ini, jenis – jenis mukena sangat beragam, mulai dari bentuk, material hingga nilai fungsi dari mukena tersebut. Melihat kondisi saat ini, banyak aktivitas ataupun kegiatan yang diberhentikan sementara guna mencegah penyebaran Covid-19 yang sedang menimpa beberapa negara saat ini. Akan tetapi, tidak sedikit masyarakat yang tetap harus keluar untuk memenuhi tanggung jawab dalam menafkahi keluarganya, hal tersebut tidak hanya menimpa para kaum pria saja, namun juga banyak wanita yang mengalaminya. Berdasarkan fenomena tersebut, perlu adanya upaya untuk mencegah penularan virus pada orang tersebut. Salah satunya yaitu dengan menciptakan inovasi desain mukena dengan material yang dapat menahan droplet/ cairan sehingga lebih higienis. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, dosen Program Studi S1 Kriya memberikan pelatihan dalam bentuk online kepada kelompok santri dan masyarakat pesantren Sirajul Huda yang berada di Parung – Serab, Soreang, Jawa Barat, mengenai alternatif material untuk mukena yang sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan baru akan alternatif produk mukena yang dapat meningkatkan penghasilan serta kesejahteraan bagi pesantren, santri dan juga masyarakat sekitar. https://youtu.be/0ay2BerpZcY?t=7
Sharing Knowledge “Membangun Kreativitas Anak Muda di EraPandemi Covid-19 Agar Tetap Produktif Berkarya” bersama Masyarakat Sasar Komunitas Bikin Lingkaran, Yayasan Cerdas Muslim (Batununggal)
Bikin Lingkaran adalah sebuah perpanjangan tangan dari Yayasan Rumah Cerdas Muslim (RCM) yang dikhususkan untuk pemudi. Bikin Lingkaran bergerak dalam berbagai bentuk kegiatan positif dalam rangka mengajak pemudi untuk mandiri dan berkarya. Bikin Lingkaran menjadi jembatan untuk remaja khususnya pemudi untuk tetap berkarya dan berprestasi di zaman milenial ini dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam. Namun selama hampir dua belas minggu setelah ditetapkan sebagai masa tanggap darurat COVID- 19, dan diputuskan aturan untuk menyelenggarakan pembelajaran dari rumah atau School From Home (SFH), sedikit banyak mempengaruhi proses kreatif para anggota Bikin Lingkatan dan berdampak pada produktifitas sehari-hari. Mengingat peraturan SFH khususnya di Jawa Barat resmi akan diperpanjang hingga awal tahun 2021 mendatang, hal ini menjadi perhatian untuk mengadakan pelatihan selama masa pandemi ini. Kegiatan pengabdian masyarakat dibagi menjadi tiga tahapan yang akan dilakukan secara berkelanjutan hingga tahun depan. Pada tahap pertama ini kami fokus untuk membidik sisi psikologis melalui sharing knowledge yang akan dilakukan melalui media platform digital (aplikasi) untuk para anggota komunitas Bikin Lingkaran agar dapat lebih termotivasi untuk tetap kreatif dan produktif. Bekerjasama dengan professional di bidangnya yaitu psikolog sekaligus dosen di bidang desain, besar harapan kami agar dapat membantu komunitas Bikin Lingkaran siap menghadapi masa pandemi sehingga para anggota Bikin Lingkaran dapat terus dapat beradaptasi dan semangat menghadapi kondisi New Normal atau masa Adaptasi Kebiasaan Baruyang belum dapat diprediksi hingga kapan berakhir. Dalam sharing knowledge ini kami mengambil tema Kenali Diri, Optimalkan Potensi, bersama narasumber Listia Rahmandaru G., M.Psi. Listia berbagi mengenai karakter manusia yang terdiri dari beberapa kategori menurut teori psikologi. Dimana setiap kategori memiliki cara berpikir, belajar, serta beradaptasi yang berbeda-beda. Dari perbedaan itulah, Listia mencoba mengarahkan para anggota Bikin Komunitas untuk dapat mengenal lebih jauh karakter masing-masing dan mencoba menemukan metode yang pas ketika menghadapi emosi. Karena sejatinya emosi yang berasal dari kata emotion yang berarti energy motion, sudah seharusnya energi dapat tersalurkan dengan baik. Bagaiamana untuk menyalurkan emosi dengan tepat, hal inilah yang belum banyak diketahui. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dapat memahami karakter masing-masing. Oleh karena itu, kami para tim pelaksana Pengabdian Masyarakat sepakat membawa isu penting untuk mengenal karakter diri lebih dalam pada sharing knowledge kali ini. Kami percaya, ketika seseorang secara psikologis sudah siap, maka akan siap untuk melakukan aktivitas lainnya. Setelah tahap pertama memperkuat dari sisi psikologis, selanjutnya akan diarahkan ke tahap kreatif pada tahun depan. Tujuan akhir dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para anggota Bikin Lingkaran agar tetap dapat bertahan selama pandemi dengan cara kreatif. Kata kunci: COVID-19, kreatif, produktif, psikologis, new normal Video sharing knowledge ‘Kenali Diri, Optimalkan Potensi’, dapat disimak selengkapnya pada:Akun Youtube S1 Kriya Tel-UAtau pada link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=JX27PCQrcgw Terima kasih kepada:Tim Bikin Lingkaran dan para anggotaSyahida Nisa, selaku perwakilan Bikin Lingkaran Tim pelaksana:Widia Nur Utami B, S.Ds.,M.Ds / NIP.14880077 (Ketua)Morinta Rosandini, S.Ds., M.Ds / NIP. 14860089 (Anggota)Aldi Hendrawan, S.Ds., M.Ds / NIP.14850044 (Anggota)Erien Septiani / NIM.1605181028 (Anggota)Vathya Dzannurazkia / NIM.1605184010 (Anggota)
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kemasan Plastik Makanan Sebagai Media Kegiatan Berkebun Dalam Rangka Tetap Positif Walau Di rumah saja (Darurat COVID-19)
Berawal dari mewabahnya COVID 19 yang melanda Indonesia sehingga menimbulkan dampak positif maupun negatif untuk kita terutama untuk ibu rumah tangga. Salah satu dampak positif dari pandemi ini ialah perubahan pola hidup sehari-hari, yang biasanya kegiatan yang kita lakukan diluar rumah sekarang lebih dominan dilakukan didalam rumah atau lingkup yang lebih kecil lagi, seperti dalam keluarga. Untuk mengurangi kejenuhan akibat perubahan pola hidup tersebut, maka berkebun dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk ibu rumah tangga dalam mengisi waktu luang agar lebh bermanfaat sambil mengembangkan kreativitas yang ada. Oleh karena itu, pada pengabdian masyarakat yang dilakukan pada bulan November 2020, dosen dan mahasiswa program studi S1 Kriya Telkom University berkesempatan untuk mengajarkan kepada ibu rumah tangga kelompok ibu rumah tangga cerdas muslimah di Bandung melalui pelatihan pemanfaatan limbah kemasan plastik makanan sebaga bahan alternatif pembuatan pot tanaman yang dilakukan secara virtual. Pot tanaman merupakan salah satu media dasar yang digunakan sebagai pelengkap dalam berkebun. Melalui penggunaan teknik dan material yang sederhana, teknik tersebut dapat menghasilkan sebuah produk dengan nilai jual tinggi. Salah satu teknik yang dapat diaplikasikan adalah teknik interlocking. Teknik interlocking merupakan teknik kuncian yang menggabungkan komponen atau modul sehingga dapat dengan mudah ditukar atau digantikan untuk menghasilkan struktur yang lebih besar dan menjadi satu kesatuan yang kokoh. Menggunakan teknik yang sederhana serta pemanfaatan material limbah yang ada seperti bungkus kopi. Dalam hal ini pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pendampingan dalam proses produksi pembuatan pot tanaman. Kegiatan ini diharapkan dampak memberikan dampak baik wawasan, keterampilan, dan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid 19 ini.
Hibah Anti-Spitting Hat sebagai Upaya Pencegahan Virus COVID-19 bagi Pelaku Usaha di Kawasan Rest Area Pasir Jambu
Aktifitas warga di luar rumah merupakan salah satu faktor yang memiliki resiko terbesar dalam penyebaran virus Covid-19. Namun hal ini sulit untuk dihindari karena desakan faktor ekonomi. Para pelaku usaha yang secara intens melakukan kontak langsung dengan masa memiliki resiko yang lebih besar untuk terpapar dan menyebarkan virus Covid-19. Ancaman tersebut juga dirasakan oleh para pelaku usaha di sentra UKM Rest Area Pasirjambu, Ciwidey, yang secara aktif berinteraksi langsung dengan banyak orang dan pengunjung dari berbagai daerah. Dalam upaya pecegahan permasalahan tersebut, tim dari Telkom University melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa hibah anti-spitting hat pada para pelaku usaha di Rest Area Pasir Jambu. anti-spitting hat berfungsi untuk melindungi bagian wajah dari droplet yang dapat meneababkan penularan. Bentuk topi dipilih agar dapat menutupi kepala secara penuh, walaupun menurut WHO belum ada bukti penyebaran virus melalui udara, hal ini dilakukan sebagai antisipasi dan upaya untuk menjaga kebersihan para pelaku usaha. Selain itu bentuk topi juga dapat lebih paraktis digunakan, berkesan trendy serta dapat berintegrasi dengan seragam dari sentra UKM tersebut.
Coming Soon SWASTAMITA 2020!
Bersiaplah untuk acara tahunan Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion Telkom University! SWASTAMITA 2020 Akan menampilkan karya-karya terbaik mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion yang dibuat dalam rentang waktu satu tahun terakhir berupa karya busana, aksesoris fashion, lembaran kain, serta fabric art melalui format exhibition dan fashion show. Swastamita akan hadir pada bulan Oktober – November 2020, selama satu bulan penuh kita akan disuguhkan rangkaian kegiatan menarik yang bisa kita ikuti bersama!
Informasi Teknis Seleksi Support Perkuliahan dan Pembelajaran Program Studi S1 Kriya
Berikut merupakan informasi pelaksanaan seleksi support perkuliahan dan pembelajaran di Program Studi S1 Kriya. Apakah Anda menerima beasiswa? bila ya, maka Anda tidak termasuk kedalam kategori yang dapat menerima support perkuliahan dan pembelajaran. Apakah Anda merupakan mahasiswa aktif pada semester genap 2019/2020? bila tidak, maka Anda tidak termasuk kedalam kategori yang berhak menerima support, dikarenakan ada tagihan yang belum dilunasi pada semester tersebut. Syarat administrasi berupa kelengkapan dokumen dan wawancara yang dilakukan telah mengacu kepada pedoman yang diberikan oleh universitas. Lebih lanjut, proses wawancara virtual dilakukan sebagai berikut : 1. Menggunakan akun Google Meet dengan email Telkom University. 2. Wajib direkam oleh dosen wali sebagai bukti telah melakukan proses wawancara sesuai ketentuan universitas 3. Mahasiwa wajib menyalakan kamera selama proses wawancara. 4. Orang tua/wali diperkenankan hadir. Besaran jumlah support yang diberikan sesuai surat edaran berupa subsidi sampai dengan 25% dan penundaan, namun besarannya bergantung kepada hasil seleksi administrasi dan wawancara yang menjadi dasar rekomendasi dosen wali. Perlu dipahami bawah dosen wali berperan sebagai pemberi rekomendasi dan universitas adalah yang menentukan. Bagi teman teman mahasiswa yang memiliki kondisi sesuai dengan pemaparan diatas silahkan mengisi form yang telah disediakan prodi. Lebih lanjut, untuk mempercepat proses, ada baiknya teman teman telah memiliki soft file dari data data umum seperti: 1. Fotokopi KTP + KK 2. Copy Rek. koran 3 bulan terakhir 3. Struk Rek. listrik 1 bulan terakhir 4. Dokumen pendukung lainnya (ex. surat keterangan tidak bekerja, surat ijin usaha, dll) Namun beberapa data dapat dilengkapi bersama dengan proses wawancara. Berikut merupakan waktu pengajuan yang harus diperhatikan mahasiswa : 14 – 16 Juli 2020 Wawancara seleksi periode 1 17 Juli 2020 Pengumuman hasil rekomendasi 20 – 22 Juli 2020 Wawancara seleksi periode 2 23 Juli 2020 Pengumuman hasil rekomendasi Segala proses seleksi dan administrasi dilaksanakan pada jam dan hari kerja yaitu setiap SENIN – JUMAT Pkl. 09.00 – 17.00 WIB termasuk proses pemeriksaan dokumen serta update data. Anda diwajibkan untuk konfirmasi ke dosen wali setelah melakukan input data pada link form berikut https://forms.gle/Ww4Sq3g2YUYE6nuU6 Terima Kasih, Program Studi S1 Kriya Telkom University
Pengembangan Reusable Mask dengan Teknik Surface Textile
Pada masa pandemi Covid-19, World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan anjuran untuk menggunakan masker non medis bagi seluruh masyarakat yang sehat (tidak terpapar virus). Seiiring dengan kondisi tersebut, terdapat permintaan pasar yang cukup tinggi untuk kebutuhan masker, terutama setelah pemerintah mewajibkan setiap masyarakat untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Peluang tersebut menyebabkan produksi masker non medis ini terus ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan jumlah masyarakat yang besar, diperlukan pula masker kain dengan jumlah yang besar, untuk itu hal ini dapat menjadi peluang usaha khususnya bagi masyarakat yang terimbas covid-19 dan kehilangan perkerjaan atau pendapatan. Disisi lain semakin gencarnya produksi masker, tentunya membuat persaingan produk masker menjadi semakin tinggi. Sehingga diperlukan suatu rancangan masker yang dapat memenuhi kualitas, fungsi dan value untuk bersaing di pasaran. Untuk itu kami tim pengabdian masyarakat Telkom University Program Studi Kriya , mengembangkan produk reusable mask dengan eksplorasi teknik surface textile. Produk tersebut merupakan pengembangan alternatif produk masker yang dapat dikembangkan oleh kelompok usaha kecil salah satunya yaitu ibu-ibu kelompok mawar 15 yang bertempat di Kp. Sodong Rw.15. Ds. Kerta Jaya, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu memberikan bekal untuk mengembangkan keterampilan serta pendapatan di masa tanggap darurat covid-19. Proses kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan secara tidak langsung, sesuai dengan anjuran pemerintah. Untuk kelancaran kegiatan kami melakukan komunikasi melalui aplikasi jejaring yang dimiliki oleh peserta serta media modul sebagai alat penyampaian materi, sebab tidak semua ibu-ibu kelompok ini terhubung dengan aplikasi jejaring berupa gawai. Kegiatan berlangsung pada tanggal 15 sampai dengan 22 Mei 2020, dengan proses kegiatan mulai dari menyiapkan pola, memotong, menjahit hingga pembuatan eksplorasi teknik surface textile pada produk. Hasil produk reusable mask ini telah dijual dan cukup diminati oleh masyarakat sekitar sehingga saat ini mulai diproduksi ulang dan dipasarkan dalam skala kecil.
PENGEMBANGAN DESAIN INOVASI MOTIF BATIK GANASAN (Masyarakat Sasar UMKM BATIK GANASAN, Kec. Binong, Kab. Subang, Prov. Jawa Barat)
Subang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Indramayu di timur, Kabupaten Sumedang di tenggara, Kabupaten Bandung Barat di selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang di barat. Subang secara budaya tidak memiliki akar budaya membatik pada tradisinya. Namun, berdasarkan pengakuan UNESCO tersebut, dpemerintah daerah berinisiatif untuk mewujudkan karakteristik Subang melalui kreativitas membatik dan produk batik berakarakter tradisi Subang. Gambar 1 UMKM Batik Ganasan, Subang Melalui PERDA 2010 tersebut, Bapak Mulyana sebagai salah satu warga Subang, menggagas UMKM Batik Ganasan yang merupakan salah satu unit bisnis yang berherak di bidang batik. UMKM tersebut mulai berdiri di akhir tahun 2012, terletak di Desa Nanggerang, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang. Bapak Mulyana sebagai motor dari unit ini berupaya untuk menampilkan ciri khas Subang sebagai keunggulan produk batiknya. Hingga saat ini UMKM Batik Ganasan menjadi salah salu UMKM binaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subang yang memiliki reputasi paling baik. Dari segi motif Batik Ganasan memiliki beragam variasi motif yang didominasi oleh motif Nanas sebagai trademark kota Subang, juga terdapat motif guci yang menjadi artefak yang pernah ditemukan di Subang serta motif Sisingaan yang merupakan budaya asli dari tradisi ke-Sunda-an. Lembaran kain produk batik Ganasan sudah banyak dilirik dan dipakai oleh instansi pemerintah untuk digunakan sebagai seragam dinas. Namun, dari sekian banyak motif yang sudah dihasilkan oleh pengrajin di UMKM Batik Ganasan, hanya baru 3 motif yang di HAKi kan dan selebihnya masih belum terdokumentasikan dengan baik. Sekitar 50 lebih motif belum didokumentasikan baik padahal memiliki filosofi motif dari setiap komposisinya yang perlu diabadikan dengan baik untuk mendukung pengembangan motif serta pelestarian kebudayaan Subang. Dari sisi teknik pengolahan batiknya masih belum ada perkembangan yang inovatif, Bapak Mulyana mengungkapkan bahwa beliau membutuhkan inovasi baru pada desain motif, khususnya dengan menggunakan inspirasi kegiatan budaya lokal Nadran. Berdasarkan keterangan dari Bapak Mulyana, Nadran adalah upcara adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat pesisir laut Desa Blanakan Kabupaten Subang, tradisini ini dilakukan setiap tahunnya dalam upaya menghormati dewa laut. Inspirasi Nadran ini dapat menjadi salah satu referensi inovasi karya baru dari koleksi UKM Batik Subang. Dengan adanya hal tersebut, tim dosen dari Program Studi Kriya Tekstil dan Mode melakukan pengembangan desain inovasi pada motif batik Subang, khususnya pada UMKM Batik Ganasan. Inspirasi desain diambil dari salah satu tradisi lokal Nadran. Berikut merupakan proses kreatif dari penciptaan motif inovasi : Gambar 2 Inpirasi desain Motif Dari inspirasi tersebut dibuatlah pengembangan desain dengan stilasi yang sesuai dengan karakter motif batik Ganasan. Menggunakan warna-warna bumi dan laut, dengan tetap mempertahankan karakter stilasi buah Nanas sebagai identitas Batik Ganasan. Berikut pengembangan desain dari motif batik Ganasan dengan tema Nadran : Motif Nadran 1 Nadran 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 2 Nadran 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 3 Nadran 3 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 4 Nadran 4 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Dengan adanya pengembangan ini diharapkan menambah referensi desain motif kepada UKM untuk memberikan alternatif baru pada ragam motif yang sudah ada sebelumnya. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi UKM, terlebih lagi setelah pandemi berakhir, upaya strategi pengembangan UKM pun harus kuat, dengan adanya referensi motif baru untuk UKM Batik Ganasan, akan mempercepat pemulihan krisis ekonomi pada bisnis dan meningkatkan gairah jual beli kembali di UMKM Batik Ganasan pasca pandemic COVID-19.
Pemanfaatan Teknologi 3D Printing untuk Pembuatan Alat Pelindung Diri Berupa Faceshield bagi Para Tenaga Medis di Daerah Terdampak Covid-19
Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir, bantuan fasilitas Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pelaksana pelayanan kesehatan di daerah masih dirasakan kurang, karena pasokannya yang sedikit dan distribusi yang masih diutamakan bagi daerah yang menjadi episentrum kasus pandemi ini. Padahal APD sangat diperlukan terutama bagi para tenaga medis yang mau tidak mau harus berhadapan langsung dengan pasien tidak terkecuali dimanapun fasilitas kesehatan itu berada. Hal inilah yang melatarbelakangi tim pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya untuk berkolaborasi dengan Infinomedia Studio yang merupakan salah satu studio seni rupa intermedia di Bandung untuk memproduksi APD berupa faceshield dengan menggunakan teknologi 3D printing bagi para petugas medis di Puskesmas yang merupakan meeting point pertama dengan pasien. Seperti yang sudah diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat sebelumnya bahwa sejumlah Kota dan Kabupaten di Jabar akan melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dikarenakan di daerah tersebut sudah ditemukan suspect positif yang terinfeksi virus COVID-19. Masyarakat sasar pada kegiatan ini adalah tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah yang merupakan tiga fasilitas kesehatan di Kabupaten Bandung yang akan melaksanakan PSBB dalam waktu dekat ini. Maka dari itu pemilihan masyarakat sasar kegiatan ini berdasarkan atas kebutuhan para tenaga medis di daerah ini yang masih kekurangan bantuan APD sehingga program ini dapat lebih bermanfaat dan tepat guna dalam rangka pencegahan penularan COVID-19 sekarang.
PEMANFAATAN MESIN 3D PRINTING DALAM PRODUKSI APD (FACE SHIELD) UNTUK DOKTER GIGI DI ERA COVID – 19 PADA ANGGOTA PDGI KOTA CIMAHI
Berdasarkan pendataan yang tim prodi Kriya lakukan terkait pandemi COVID-19 kepada Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang kota Cimahi, diperoleh informasi bahwa kebutuhan fasilitas penunjang dalam bekerja seperti Alat Pelindung Diri (APD) belum memadai, sedangkan jadwal praktek dokter gigi setiap pekannya di masa pandemik ini masih terbilang padat. Pada praktek keseharian, tenaga kerja profesional Dokter Gigi memiliki resiko yang tinggi terpapar virus COVID -19. Seperti yang kita ketahui, area mulut dan gigi merupakan sumber utama yang menjadi awal mula penyebaran virus COVID -19 ini. Face Shiled adalah salah satu alat pelindung diri yang dapat membantu menghindarkan terpaparnya percikan droplet sebagai penyebaran secara langsung terhadap manusia khususnya bagi para tenaga medis dalam melakukan aktivitas pekerjaan hariannya. Hingga kini juga semakin banyak staff medis yang mulai terpapar oleh virus ini karena kekurangan APD yang layak. Sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi, pihak Kampus Telkom berperan serta untuk melakukan upaya yang dapat memutus rantai penyebaran COVID -19. Bentuk dari upaya terseput salah satunya ialah membuat serta menyalurkan APD (Face Shield) untuk dokter gigi. APD berupa Face Shield diproduksi dengan mesin 3D Printing. Kerjasama produksi dilakukan dengan PT. Infinomedia. Face Shiled termasuk jenis APD yang dinilai efektif dan efisien pada penggunaannya, karena produk ini dapat dipakai berulang kali dengan cara menstrelisasi bagian frame dengan alkohol atau pembersih lainnya. Pada level ini Face Shield yang dihasilkan diharapkan tidak hanya dapat mencegah percikan atau droplet saja, namun diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi masker yang dirasa kurang memiliki tingkat kenyamanan dalam penggunaan aktivitas kerja sehari – hari. Dengan adanya program ini diharapkan tim pengabdian masyarakat Telkom University dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang berada di garda terdepan dan berada dalam zona merah pandemi COVID-19. Sehingga setidaknya dapat menjadi salah satu solusi pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat dan Kota Bandung serta kota Cimahi khususnya. Target luaran dari kegiatan ini adalah produk Alat Pelindung Diri berupa Face Shield, publikasi populer di website / blog, serta luaran tambahan berupa dokumentasi lengkap berupa foto dan video. Feedback Video dari PDGI Kota Cimahi : IMG_3204.TRIM
PENGUMUMAN PERAIH BEASISWA SISWAMITRA PRODI KRIYA 2020
Tidak seperti biasanya pengumuman peraih Beasiswa Siswa Mitra pada tahun ini harus dilakukan melalui media online. Keadaan disekitar pada kurang lebih satu bulan terakhir ini mengharuskan kita untuk berkegiatan dari rumah, dalam upaya pencegahan semakin menyebarnya COVID-19. Dengan segala perubahan yang mendadak, mau tidak mau semua kegiatan yang sedang kita lakukan harus tetap berjalan tentunya dengan segala penyesuaian yang tidak sedikit menguras waktu, tenaga dan pikiran kita. Sebagai salah satu agenda tahunan Prodi Kriya FIK Telkom University, Beasiswa Siswa Mitra sudah memasuki tahun ke-5 pelaksanaannya. Program ini diinisiasi secara mandiri oleh dosen-dosen di Prodi Kriya untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir agar dapat berkarya secara optimal dengan memberikan support dana yang dapat digunakan untuk pemenuhan keperluan Tugas Akhir. Dengan format open call bagi seluruh mahasiswa tingkat akhir, diperoleh 14 orang pendaftar yang kemudian memasuki tahapan pertama seleksi administrasi. Berbeda dengan tahun sebelumnya jumlah pendaftar tahun ini meningkat hampir tiga kali lipat, dengan kualitas yang bisa dikatakan berada di atas rata-rata. Namun, setelah melewati tahapan seleksi administrasi berupa rekam prestasi akademik dan portofolio serta tahapan akhir wawancara oleh tim dosen, akhirnya diperoleh satu nama yang memenuhi kriteria yang telah dirumuskan oleh tim dosen Prodi Kriya. Selamat kami ucapkan kepada Jeng Oetari yang menjadi peraih Beasiswa Siswa Mitra tahun 2020 berupa dana pengembangan Tugas Akhir sejumlah Rp. 6.500.000,-. Ajeng begitu sapaannya, merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara yang memiliki prestasi akademik dengan IPK 3.9 hingga semester 8 ini. Selama kuliah Ajeng aktif sebagai salah satu pengurus HIMA SERAT dan juga UKM Voli Telkom University yang sudah meraih prestasi di beberapa kompetisi tingkat nasional. Saat ini selain menjalankan Tugas Akhir Ajeng juga menjadi salah satu asisten di mata kuliah Perancangan Tekstil dan Fashion Digital. Selepas sidang akhir nanti, Ajeng akan berkesempatan untuk melakukan pengembangan diri dan melatih softskill-nya melalui program magang di Prodi selama kurang lebih tiga bulan. Semoga di tahun-tahun berikutnya Program Beasiswa Siswa Mitra ini dapat memberikan manfaat yang lebih banyak untuk mahasiswa Program Studi Kriya Telkom University. – MGR