Bachelor of Craft Textile and Fashion Telkom University

Archives for Juni, 2020

Jun
22

Pengembangan Reusable Mask dengan Teknik Surface Textile

  Pada masa pandemi Covid-19, World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan anjuran untuk menggunakan masker non medis bagi seluruh masyarakat yang sehat (tidak terpapar virus). Seiiring dengan kondisi tersebut, terdapat permintaan pasar yang cukup tinggi untuk kebutuhan masker, terutama setelah pemerintah mewajibkan setiap masyarakat untuk mengenakan masker saat  beraktivitas di luar rumah. Peluang tersebut menyebabkan produksi masker non medis ini terus ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan jumlah masyarakat yang besar, diperlukan pula masker kain dengan jumlah yang besar, untuk itu hal ini dapat menjadi peluang usaha khususnya bagi masyarakat yang terimbas covid-19 dan kehilangan perkerjaan atau pendapatan. Disisi lain semakin gencarnya produksi masker, tentunya membuat persaingan produk masker menjadi semakin tinggi. Sehingga diperlukan suatu rancangan masker yang dapat memenuhi kualitas, fungsi dan value untuk bersaing di pasaran. Untuk itu kami tim pengabdian masyarakat Telkom University Program Studi Kriya , mengembangkan produk reusable mask dengan eksplorasi teknik surface textile. Produk tersebut merupakan pengembangan alternatif produk masker yang dapat dikembangkan oleh kelompok usaha kecil salah satunya yaitu ibu-ibu kelompok mawar 15 yang bertempat di Kp. Sodong Rw.15. Ds. Kerta Jaya, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu memberikan bekal untuk mengembangkan keterampilan serta pendapatan di masa tanggap darurat covid-19. Proses kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan secara tidak langsung, sesuai dengan anjuran pemerintah. Untuk kelancaran kegiatan kami melakukan komunikasi melalui aplikasi jejaring yang dimiliki oleh peserta serta media modul sebagai alat penyampaian materi, sebab tidak semua ibu-ibu kelompok ini terhubung dengan aplikasi jejaring berupa gawai. Kegiatan berlangsung pada tanggal 15 sampai dengan 22 Mei 2020, dengan proses kegiatan mulai dari menyiapkan pola, memotong, menjahit hingga pembuatan eksplorasi teknik surface textile pada produk.  Hasil produk reusable mask ini telah dijual dan cukup diminati oleh masyarakat sekitar sehingga saat ini mulai diproduksi ulang dan dipasarkan dalam skala kecil.              

By bktm | Community Service . Event
DETAIL
Jun
04

PENGEMBANGAN DESAIN INOVASI MOTIF BATIK GANASAN (Masyarakat Sasar UMKM BATIK GANASAN, Kec. Binong, Kab. Subang, Prov. Jawa Barat)

Subang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Indramayu di timur, Kabupaten Sumedang di tenggara, Kabupaten Bandung Barat di selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang di barat. Subang secara budaya tidak memiliki akar budaya membatik pada tradisinya. Namun, berdasarkan pengakuan UNESCO tersebut, dpemerintah daerah berinisiatif untuk mewujudkan karakteristik Subang melalui kreativitas membatik dan produk batik berakarakter tradisi Subang. Gambar 1 UMKM Batik Ganasan, Subang Melalui PERDA 2010 tersebut, Bapak Mulyana sebagai salah satu warga Subang, menggagas UMKM Batik Ganasan yang merupakan salah satu unit bisnis yang berherak di bidang batik. UMKM tersebut mulai berdiri di akhir tahun 2012, terletak di Desa Nanggerang, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang. Bapak Mulyana sebagai motor dari unit ini berupaya untuk menampilkan ciri khas Subang sebagai keunggulan produk batiknya. Hingga saat ini UMKM Batik Ganasan menjadi salah salu UMKM binaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subang yang memiliki reputasi paling baik. Dari segi motif Batik Ganasan memiliki beragam variasi motif yang didominasi oleh motif Nanas sebagai trademark kota Subang, juga terdapat motif guci yang menjadi artefak yang pernah ditemukan di Subang serta motif Sisingaan yang merupakan budaya asli dari tradisi ke-Sunda-an. Lembaran kain produk batik Ganasan sudah banyak dilirik dan dipakai oleh instansi pemerintah untuk digunakan sebagai seragam dinas. Namun, dari sekian banyak motif yang sudah dihasilkan oleh pengrajin di UMKM Batik Ganasan, hanya baru 3 motif yang di HAKi kan dan selebihnya masih belum terdokumentasikan dengan baik. Sekitar 50 lebih motif belum didokumentasikan baik padahal memiliki filosofi motif dari setiap komposisinya yang perlu diabadikan dengan baik untuk mendukung pengembangan motif serta pelestarian kebudayaan Subang. Dari sisi teknik pengolahan batiknya masih belum ada perkembangan yang inovatif, Bapak Mulyana mengungkapkan bahwa beliau membutuhkan inovasi baru pada desain motif, khususnya dengan menggunakan inspirasi kegiatan budaya lokal Nadran. Berdasarkan keterangan dari Bapak Mulyana, Nadran adalah upcara adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat pesisir laut Desa Blanakan Kabupaten Subang, tradisini ini dilakukan setiap tahunnya dalam upaya menghormati dewa laut. Inspirasi Nadran ini dapat menjadi salah satu referensi inovasi karya baru dari koleksi UKM Batik Subang. Dengan adanya hal tersebut, tim dosen dari Program Studi Kriya Tekstil dan Mode melakukan pengembangan desain inovasi pada motif batik Subang, khususnya pada UMKM Batik Ganasan. Inspirasi desain diambil dari salah satu tradisi lokal Nadran. Berikut merupakan proses kreatif dari penciptaan motif inovasi : Gambar 2 Inpirasi desain Motif Dari inspirasi tersebut dibuatlah pengembangan desain dengan stilasi yang sesuai dengan karakter motif batik Ganasan. Menggunakan warna-warna bumi dan laut, dengan tetap mempertahankan karakter stilasi buah Nanas sebagai identitas Batik Ganasan. Berikut pengembangan desain dari motif batik Ganasan dengan tema Nadran : Motif Nadran 1 Nadran 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 2 Nadran 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 3 Nadran 3 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 4 Nadran 4 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Dengan adanya pengembangan ini diharapkan menambah referensi desain motif kepada UKM untuk memberikan alternatif baru pada ragam motif yang sudah ada sebelumnya. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi UKM, terlebih lagi setelah pandemi berakhir, upaya strategi pengembangan UKM pun harus kuat, dengan adanya referensi motif baru untuk UKM Batik Ganasan, akan mempercepat pemulihan krisis ekonomi pada bisnis dan meningkatkan gairah jual beli kembali di UMKM Batik Ganasan pasca pandemic COVID-19.

By bktm | Community Service . Event
DETAIL
Jun
03

Pemanfaatan Teknologi 3D Printing untuk Pembuatan Alat Pelindung Diri Berupa Faceshield bagi Para Tenaga Medis di Daerah Terdampak Covid-19

Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir, bantuan fasilitas Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pelaksana pelayanan kesehatan di daerah masih dirasakan kurang, karena pasokannya yang sedikit dan distribusi yang masih diutamakan bagi daerah yang menjadi episentrum kasus pandemi ini. Padahal APD sangat diperlukan terutama bagi para tenaga medis yang mau tidak mau harus berhadapan langsung dengan pasien tidak terkecuali dimanapun fasilitas kesehatan itu berada. Hal inilah yang melatarbelakangi tim pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya untuk berkolaborasi dengan Infinomedia Studio yang merupakan salah satu studio seni rupa intermedia di Bandung untuk memproduksi APD berupa faceshield dengan menggunakan teknologi 3D printing bagi para petugas medis di Puskesmas yang merupakan meeting point pertama dengan pasien. Seperti yang sudah diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat sebelumnya bahwa sejumlah Kota dan Kabupaten di Jabar akan melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dikarenakan di daerah tersebut sudah ditemukan suspect positif yang terinfeksi virus COVID-19. Masyarakat sasar pada kegiatan ini adalah tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah yang merupakan tiga fasilitas kesehatan di Kabupaten Bandung yang akan melaksanakan PSBB dalam waktu dekat ini. Maka dari itu pemilihan masyarakat sasar kegiatan ini berdasarkan atas kebutuhan para tenaga medis di daerah ini yang masih kekurangan bantuan APD sehingga program ini dapat lebih bermanfaat dan tepat guna dalam rangka pencegahan penularan COVID-19 sekarang.

By bktm | Community Service . Event
DETAIL
Jun
02

PEMANFAATAN MESIN 3D PRINTING DALAM PRODUKSI APD (FACE SHIELD) UNTUK DOKTER GIGI DI ERA COVID – 19 PADA ANGGOTA PDGI KOTA CIMAHI

Berdasarkan pendataan yang tim prodi Kriya lakukan terkait pandemi COVID-19 kepada Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang kota Cimahi, diperoleh informasi bahwa kebutuhan fasilitas penunjang dalam bekerja seperti Alat Pelindung Diri (APD) belum memadai, sedangkan jadwal praktek dokter gigi setiap pekannya di masa pandemik ini masih terbilang padat. Pada praktek keseharian, tenaga kerja profesional Dokter Gigi memiliki resiko yang tinggi terpapar virus COVID -19. Seperti yang kita ketahui, area mulut dan gigi merupakan sumber utama yang menjadi awal mula penyebaran virus COVID -19 ini. Face Shiled adalah salah satu  alat pelindung diri yang dapat membantu menghindarkan terpaparnya percikan droplet sebagai penyebaran secara langsung terhadap manusia khususnya bagi para tenaga medis dalam melakukan aktivitas pekerjaan hariannya. Hingga kini juga semakin banyak staff medis yang mulai terpapar oleh virus ini karena kekurangan APD yang layak. Sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi, pihak Kampus Telkom berperan serta untuk melakukan upaya yang dapat memutus rantai penyebaran COVID -19. Bentuk dari upaya terseput salah satunya ialah membuat serta menyalurkan APD (Face Shield) untuk dokter gigi. APD berupa Face Shield diproduksi dengan mesin 3D Printing. Kerjasama produksi dilakukan dengan PT. Infinomedia. Face Shiled termasuk jenis APD yang dinilai efektif dan efisien pada penggunaannya, karena produk ini dapat dipakai berulang kali dengan cara menstrelisasi bagian frame dengan alkohol atau pembersih lainnya. Pada level ini Face Shield yang dihasilkan diharapkan tidak hanya dapat mencegah percikan atau droplet saja, namun diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi masker yang dirasa kurang memiliki tingkat kenyamanan dalam penggunaan aktivitas kerja sehari – hari. Dengan adanya program ini diharapkan tim pengabdian masyarakat Telkom University dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang berada di garda terdepan dan berada dalam zona merah pandemi COVID-19. Sehingga setidaknya dapat menjadi salah satu solusi pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat dan Kota Bandung serta kota Cimahi khususnya. Target luaran dari kegiatan ini adalah produk Alat Pelindung Diri berupa Face Shield, publikasi populer di website / blog, serta luaran tambahan berupa dokumentasi lengkap berupa foto dan video.    Feedback Video dari PDGI Kota Cimahi : IMG_3204.TRIM

By bktm | Community Service . Event
DETAIL