Pelatihan Batik Pewarna Alam dengan Mitra Griya Harapan Difable Jabar.

Pelatihan Batik Pewarna Alam dengan Mitra Griya Harapan Difable Jabar.

Pengabdian masyarakat ini mengangkat tema pelatihan batik dengan pewarna alam yang diselenggarakan bersama mitra Griya Harapan Difable. Pelatihan ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) nomor 12 tentang Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab, dengan fokus utama pada pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Selain itu, pelatihan ini juga sejalan dengan SDG nomor 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan memberikan keterampilan kepada difabel untuk terlibat dalam industri kreatif yang ramah lingkungan dan memiliki potensi ekonomi yang kuat. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan batik dengan pewarna alam kepada difabel yang tergabung dalam Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difable, di bawah bimbingan Dinas Sosial Jawa Barat. Fokus utama dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tambahan dalam teknik batik, khususnya dalam penggunaan pewarna alam sebagai bahan utama, dengan tujuan menciptakan diferensiasi nilai jual tambahan dari produk batik yang sebelumnya dihasilkan.

Pelatihan pewarna alam ini dilakukan dengan mengutamakan penggunaan pewarna alami seperti tingi, tegeran, dan jelawe, yang dikenal ramah lingkungan dan aman digunakan. Dalam proses pewarnaan, digunakan zat mordan seperti tanjung, tawas, dan kapur. Zat-zat ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan dan intensitas warna pada kain, memastikan hasil pewarnaan yang lebih cerah dan tahan lama. Adapun material yang digunakan dalam pelatihan ini adalah kain katun dan rayon. Kain katun dipilih karena serat alaminya yang mampu menyerap pewarna dengan baik, sementara kain rayon dipilih karena teksturnya yang halus dan kemampuannya menyerap warna secara merata. Kombinasi pewarna alami dan zat mordan ini diharapkan dapat menghasilkan produk batik yang tidak hanya estetis, tetapi juga memiliki nilai tambah dari sisi lingkungan dan ekonomi.

Pelatihan pewarna alam ini dilaksanakan dalam tiga pertemuan yang komprehensif. Pertemuan pertama melibatkan perkenalan, demonstrasi, dan praktikum dengan pendampingan. Pada pertemuan ini, terdapat empat agenda utama yaitu: pertama, sesi perkenalan antara peserta dan instruktur; kedua, pemaparan materi serta distribusi modul praktikum yang berisi panduan teknik pewarnaan alami; ketiga, demonstrasi langsung mengenai praktik pewarnaan alam yang dilakukan oleh instruktur; dan keempat, sesi praktikum pewarnaan alam di mana peserta mencoba sendiri dengan pendampingan instruktur. Pertemuan kedua berfokus pada praktikum mandiri, di mana peserta membuat batik pewarna alam secara mandiri berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya. Pertemuan ketiga ditujukan untuk presentasi dan diskusi hasil akhir batik pewarna alam yang telah dibuat oleh peserta. Dalam sesi ini, peserta mempresentasikan karya mereka, mendiskusikan tantangan yang dihadapi, serta menerima umpan balik dan saran untuk perbaikan dari instruktur dan sesama peserta. Pelatihan yang terstruktur ini bertujuan untuk memastikan peserta tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu menerapkan keterampilan pewarnaan alam secara praktis.

Selama pelatihan pewarna alam ini, respon peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dan partisipasi yang aktif, meskipun mereka memiliki keterbatasan fisik seperti tunarungu dan tunadaksa. Peserta secara konsisten menunjukkan keinginan yang kuat untuk belajar, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan selama sesi perkenalan, demonstrasi, dan praktikum. Selain itu, mereka dengan gigih mencoba setiap tahapan proses pewarnaan alam, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat dan kemampuan mereka untuk mengikuti pelatihan ini. Pendampingan yang diberikan oleh instruktur dan kehadiran translator juga membantu meningkatkan pemahaman dan keterlibatan peserta. Semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh para peserta ini sangat menginspirasi dan menegaskan pentingnya inklusivitas dalam setiap program pelatihan.

Selama pelatihan pewarna alam ini, terdapat beberapa kekurangan yang perlu dicatat, terutama dalam pemberian modul materi. Modul yang disediakan belum sepenuhnya dipahami oleh peserta karena penggunaan bahasa yang belum disesuaikan dengan pemilihan kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Meskipun demikian, respon dari peserta dan pimpinan sangat positif. Peserta menunjukkan antusiasme dan keterlibatan yang tinggi dalam setiap sesi, sementara pimpinan mengapresiasi inisiatif dan dampak positif dari pelatihan ini. Masukan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki pelatihan di masa mendatang, dengan fokus pada penyediaan materi yang lebih mudah dipahami, sehingga dapat lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peserta.

Terimakasih kepada:

Ibu Andnia Rahayu, HS, NMaH, selaku Kepala UPTD Pusyansos Griya Harapan Difable

Tim Dosen Pengabdian Masyarakat;

Ketua: Ahda Yunia Sekar Fardhani (NIP: 23930024)

Anggota :

Fajar Ciptandi (Nip: 14860096)
Gina Shobiro Takao (Nip: 22940037)
Aldi Hendrawan (Nip: 14850044)
Faradillah Nursari (NIP: 15880043)

 

Tim Mahasiswa Pengabdian Masyarakat:

Anna Tantia Maharani (Nim: 1605213029)
Andi Nurul Mukhlishah (Nim: 1605210129)
Shofia Ahla Habieba (Nim: 1605213090)
Aulia Putri Triani (Nim: 1605194053)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *