Coming Soon SWASTAMITA 2020!
Bersiaplah untuk acara tahunan Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion Telkom University! SWASTAMITA 2020 Akan menampilkan karya-karya terbaik mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion yang dibuat dalam rentang waktu satu tahun terakhir berupa karya busana, aksesoris fashion, lembaran kain, serta fabric art melalui format exhibition dan fashion show. Swastamita akan hadir pada bulan Oktober – November 2020, selama satu bulan penuh kita akan disuguhkan rangkaian kegiatan menarik yang bisa kita ikuti bersama!
Informasi Teknis Seleksi Support Perkuliahan dan Pembelajaran Program Studi S1 Kriya
Berikut merupakan informasi pelaksanaan seleksi support perkuliahan dan pembelajaran di Program Studi S1 Kriya. Apakah Anda menerima beasiswa? bila ya, maka Anda tidak termasuk kedalam kategori yang dapat menerima support perkuliahan dan pembelajaran. Apakah Anda merupakan mahasiswa aktif pada semester genap 2019/2020? bila tidak, maka Anda tidak termasuk kedalam kategori yang berhak menerima support, dikarenakan ada tagihan yang belum dilunasi pada semester tersebut. Syarat administrasi berupa kelengkapan dokumen dan wawancara yang dilakukan telah mengacu kepada pedoman yang diberikan oleh universitas. Lebih lanjut, proses wawancara virtual dilakukan sebagai berikut : 1. Menggunakan akun Google Meet dengan email Telkom University. 2. Wajib direkam oleh dosen wali sebagai bukti telah melakukan proses wawancara sesuai ketentuan universitas 3. Mahasiwa wajib menyalakan kamera selama proses wawancara. 4. Orang tua/wali diperkenankan hadir. Besaran jumlah support yang diberikan sesuai surat edaran berupa subsidi sampai dengan 25% dan penundaan, namun besarannya bergantung kepada hasil seleksi administrasi dan wawancara yang menjadi dasar rekomendasi dosen wali. Perlu dipahami bawah dosen wali berperan sebagai pemberi rekomendasi dan universitas adalah yang menentukan. Bagi teman teman mahasiswa yang memiliki kondisi sesuai dengan pemaparan diatas silahkan mengisi form yang telah disediakan prodi. Lebih lanjut, untuk mempercepat proses, ada baiknya teman teman telah memiliki soft file dari data data umum seperti: 1. Fotokopi KTP + KK 2. Copy Rek. koran 3 bulan terakhir 3. Struk Rek. listrik 1 bulan terakhir 4. Dokumen pendukung lainnya (ex. surat keterangan tidak bekerja, surat ijin usaha, dll) Namun beberapa data dapat dilengkapi bersama dengan proses wawancara. Berikut merupakan waktu pengajuan yang harus diperhatikan mahasiswa : 14 – 16 Juli 2020 Wawancara seleksi periode 1 17 Juli 2020 Pengumuman hasil rekomendasi 20 – 22 Juli 2020 Wawancara seleksi periode 2 23 Juli 2020 Pengumuman hasil rekomendasi Segala proses seleksi dan administrasi dilaksanakan pada jam dan hari kerja yaitu setiap SENIN – JUMAT Pkl. 09.00 – 17.00 WIB termasuk proses pemeriksaan dokumen serta update data. Anda diwajibkan untuk konfirmasi ke dosen wali setelah melakukan input data pada link form berikut https://forms.gle/Ww4Sq3g2YUYE6nuU6 Terima Kasih, Program Studi S1 Kriya Telkom University
Pengembangan Reusable Mask dengan Teknik Surface Textile
Pada masa pandemi Covid-19, World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan anjuran untuk menggunakan masker non medis bagi seluruh masyarakat yang sehat (tidak terpapar virus). Seiiring dengan kondisi tersebut, terdapat permintaan pasar yang cukup tinggi untuk kebutuhan masker, terutama setelah pemerintah mewajibkan setiap masyarakat untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Peluang tersebut menyebabkan produksi masker non medis ini terus ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan jumlah masyarakat yang besar, diperlukan pula masker kain dengan jumlah yang besar, untuk itu hal ini dapat menjadi peluang usaha khususnya bagi masyarakat yang terimbas covid-19 dan kehilangan perkerjaan atau pendapatan. Disisi lain semakin gencarnya produksi masker, tentunya membuat persaingan produk masker menjadi semakin tinggi. Sehingga diperlukan suatu rancangan masker yang dapat memenuhi kualitas, fungsi dan value untuk bersaing di pasaran. Untuk itu kami tim pengabdian masyarakat Telkom University Program Studi Kriya , mengembangkan produk reusable mask dengan eksplorasi teknik surface textile. Produk tersebut merupakan pengembangan alternatif produk masker yang dapat dikembangkan oleh kelompok usaha kecil salah satunya yaitu ibu-ibu kelompok mawar 15 yang bertempat di Kp. Sodong Rw.15. Ds. Kerta Jaya, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu memberikan bekal untuk mengembangkan keterampilan serta pendapatan di masa tanggap darurat covid-19. Proses kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan secara tidak langsung, sesuai dengan anjuran pemerintah. Untuk kelancaran kegiatan kami melakukan komunikasi melalui aplikasi jejaring yang dimiliki oleh peserta serta media modul sebagai alat penyampaian materi, sebab tidak semua ibu-ibu kelompok ini terhubung dengan aplikasi jejaring berupa gawai. Kegiatan berlangsung pada tanggal 15 sampai dengan 22 Mei 2020, dengan proses kegiatan mulai dari menyiapkan pola, memotong, menjahit hingga pembuatan eksplorasi teknik surface textile pada produk. Hasil produk reusable mask ini telah dijual dan cukup diminati oleh masyarakat sekitar sehingga saat ini mulai diproduksi ulang dan dipasarkan dalam skala kecil.
PENGEMBANGAN DESAIN INOVASI MOTIF BATIK GANASAN (Masyarakat Sasar UMKM BATIK GANASAN, Kec. Binong, Kab. Subang, Prov. Jawa Barat)
Subang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Indramayu di timur, Kabupaten Sumedang di tenggara, Kabupaten Bandung Barat di selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang di barat. Subang secara budaya tidak memiliki akar budaya membatik pada tradisinya. Namun, berdasarkan pengakuan UNESCO tersebut, dpemerintah daerah berinisiatif untuk mewujudkan karakteristik Subang melalui kreativitas membatik dan produk batik berakarakter tradisi Subang. Gambar 1 UMKM Batik Ganasan, Subang Melalui PERDA 2010 tersebut, Bapak Mulyana sebagai salah satu warga Subang, menggagas UMKM Batik Ganasan yang merupakan salah satu unit bisnis yang berherak di bidang batik. UMKM tersebut mulai berdiri di akhir tahun 2012, terletak di Desa Nanggerang, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang. Bapak Mulyana sebagai motor dari unit ini berupaya untuk menampilkan ciri khas Subang sebagai keunggulan produk batiknya. Hingga saat ini UMKM Batik Ganasan menjadi salah salu UMKM binaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subang yang memiliki reputasi paling baik. Dari segi motif Batik Ganasan memiliki beragam variasi motif yang didominasi oleh motif Nanas sebagai trademark kota Subang, juga terdapat motif guci yang menjadi artefak yang pernah ditemukan di Subang serta motif Sisingaan yang merupakan budaya asli dari tradisi ke-Sunda-an. Lembaran kain produk batik Ganasan sudah banyak dilirik dan dipakai oleh instansi pemerintah untuk digunakan sebagai seragam dinas. Namun, dari sekian banyak motif yang sudah dihasilkan oleh pengrajin di UMKM Batik Ganasan, hanya baru 3 motif yang di HAKi kan dan selebihnya masih belum terdokumentasikan dengan baik. Sekitar 50 lebih motif belum didokumentasikan baik padahal memiliki filosofi motif dari setiap komposisinya yang perlu diabadikan dengan baik untuk mendukung pengembangan motif serta pelestarian kebudayaan Subang. Dari sisi teknik pengolahan batiknya masih belum ada perkembangan yang inovatif, Bapak Mulyana mengungkapkan bahwa beliau membutuhkan inovasi baru pada desain motif, khususnya dengan menggunakan inspirasi kegiatan budaya lokal Nadran. Berdasarkan keterangan dari Bapak Mulyana, Nadran adalah upcara adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat pesisir laut Desa Blanakan Kabupaten Subang, tradisini ini dilakukan setiap tahunnya dalam upaya menghormati dewa laut. Inspirasi Nadran ini dapat menjadi salah satu referensi inovasi karya baru dari koleksi UKM Batik Subang. Dengan adanya hal tersebut, tim dosen dari Program Studi Kriya Tekstil dan Mode melakukan pengembangan desain inovasi pada motif batik Subang, khususnya pada UMKM Batik Ganasan. Inspirasi desain diambil dari salah satu tradisi lokal Nadran. Berikut merupakan proses kreatif dari penciptaan motif inovasi : Gambar 2 Inpirasi desain Motif Dari inspirasi tersebut dibuatlah pengembangan desain dengan stilasi yang sesuai dengan karakter motif batik Ganasan. Menggunakan warna-warna bumi dan laut, dengan tetap mempertahankan karakter stilasi buah Nanas sebagai identitas Batik Ganasan. Berikut pengembangan desain dari motif batik Ganasan dengan tema Nadran : Motif Nadran 1 Nadran 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 2 Nadran 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 3 Nadran 3 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 4 Nadran 4 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Dengan adanya pengembangan ini diharapkan menambah referensi desain motif kepada UKM untuk memberikan alternatif baru pada ragam motif yang sudah ada sebelumnya. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi UKM, terlebih lagi setelah pandemi berakhir, upaya strategi pengembangan UKM pun harus kuat, dengan adanya referensi motif baru untuk UKM Batik Ganasan, akan mempercepat pemulihan krisis ekonomi pada bisnis dan meningkatkan gairah jual beli kembali di UMKM Batik Ganasan pasca pandemic COVID-19.
Pemanfaatan Teknologi 3D Printing untuk Pembuatan Alat Pelindung Diri Berupa Faceshield bagi Para Tenaga Medis di Daerah Terdampak Covid-19
Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir, bantuan fasilitas Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pelaksana pelayanan kesehatan di daerah masih dirasakan kurang, karena pasokannya yang sedikit dan distribusi yang masih diutamakan bagi daerah yang menjadi episentrum kasus pandemi ini. Padahal APD sangat diperlukan terutama bagi para tenaga medis yang mau tidak mau harus berhadapan langsung dengan pasien tidak terkecuali dimanapun fasilitas kesehatan itu berada. Hal inilah yang melatarbelakangi tim pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya untuk berkolaborasi dengan Infinomedia Studio yang merupakan salah satu studio seni rupa intermedia di Bandung untuk memproduksi APD berupa faceshield dengan menggunakan teknologi 3D printing bagi para petugas medis di Puskesmas yang merupakan meeting point pertama dengan pasien. Seperti yang sudah diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat sebelumnya bahwa sejumlah Kota dan Kabupaten di Jabar akan melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dikarenakan di daerah tersebut sudah ditemukan suspect positif yang terinfeksi virus COVID-19. Masyarakat sasar pada kegiatan ini adalah tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah yang merupakan tiga fasilitas kesehatan di Kabupaten Bandung yang akan melaksanakan PSBB dalam waktu dekat ini. Maka dari itu pemilihan masyarakat sasar kegiatan ini berdasarkan atas kebutuhan para tenaga medis di daerah ini yang masih kekurangan bantuan APD sehingga program ini dapat lebih bermanfaat dan tepat guna dalam rangka pencegahan penularan COVID-19 sekarang.
PEMANFAATAN MESIN 3D PRINTING DALAM PRODUKSI APD (FACE SHIELD) UNTUK DOKTER GIGI DI ERA COVID – 19 PADA ANGGOTA PDGI KOTA CIMAHI
Berdasarkan pendataan yang tim prodi Kriya lakukan terkait pandemi COVID-19 kepada Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang kota Cimahi, diperoleh informasi bahwa kebutuhan fasilitas penunjang dalam bekerja seperti Alat Pelindung Diri (APD) belum memadai, sedangkan jadwal praktek dokter gigi setiap pekannya di masa pandemik ini masih terbilang padat. Pada praktek keseharian, tenaga kerja profesional Dokter Gigi memiliki resiko yang tinggi terpapar virus COVID -19. Seperti yang kita ketahui, area mulut dan gigi merupakan sumber utama yang menjadi awal mula penyebaran virus COVID -19 ini. Face Shiled adalah salah satu alat pelindung diri yang dapat membantu menghindarkan terpaparnya percikan droplet sebagai penyebaran secara langsung terhadap manusia khususnya bagi para tenaga medis dalam melakukan aktivitas pekerjaan hariannya. Hingga kini juga semakin banyak staff medis yang mulai terpapar oleh virus ini karena kekurangan APD yang layak. Sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi, pihak Kampus Telkom berperan serta untuk melakukan upaya yang dapat memutus rantai penyebaran COVID -19. Bentuk dari upaya terseput salah satunya ialah membuat serta menyalurkan APD (Face Shield) untuk dokter gigi. APD berupa Face Shield diproduksi dengan mesin 3D Printing. Kerjasama produksi dilakukan dengan PT. Infinomedia. Face Shiled termasuk jenis APD yang dinilai efektif dan efisien pada penggunaannya, karena produk ini dapat dipakai berulang kali dengan cara menstrelisasi bagian frame dengan alkohol atau pembersih lainnya. Pada level ini Face Shield yang dihasilkan diharapkan tidak hanya dapat mencegah percikan atau droplet saja, namun diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi masker yang dirasa kurang memiliki tingkat kenyamanan dalam penggunaan aktivitas kerja sehari – hari. Dengan adanya program ini diharapkan tim pengabdian masyarakat Telkom University dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang berada di garda terdepan dan berada dalam zona merah pandemi COVID-19. Sehingga setidaknya dapat menjadi salah satu solusi pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat dan Kota Bandung serta kota Cimahi khususnya. Target luaran dari kegiatan ini adalah produk Alat Pelindung Diri berupa Face Shield, publikasi populer di website / blog, serta luaran tambahan berupa dokumentasi lengkap berupa foto dan video. Feedback Video dari PDGI Kota Cimahi : IMG_3204.TRIM
PENGUMUMAN PERAIH BEASISWA SISWAMITRA PRODI KRIYA 2020
Tidak seperti biasanya pengumuman peraih Beasiswa Siswa Mitra pada tahun ini harus dilakukan melalui media online. Keadaan disekitar pada kurang lebih satu bulan terakhir ini mengharuskan kita untuk berkegiatan dari rumah, dalam upaya pencegahan semakin menyebarnya COVID-19. Dengan segala perubahan yang mendadak, mau tidak mau semua kegiatan yang sedang kita lakukan harus tetap berjalan tentunya dengan segala penyesuaian yang tidak sedikit menguras waktu, tenaga dan pikiran kita. Sebagai salah satu agenda tahunan Prodi Kriya FIK Telkom University, Beasiswa Siswa Mitra sudah memasuki tahun ke-5 pelaksanaannya. Program ini diinisiasi secara mandiri oleh dosen-dosen di Prodi Kriya untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir agar dapat berkarya secara optimal dengan memberikan support dana yang dapat digunakan untuk pemenuhan keperluan Tugas Akhir. Dengan format open call bagi seluruh mahasiswa tingkat akhir, diperoleh 14 orang pendaftar yang kemudian memasuki tahapan pertama seleksi administrasi. Berbeda dengan tahun sebelumnya jumlah pendaftar tahun ini meningkat hampir tiga kali lipat, dengan kualitas yang bisa dikatakan berada di atas rata-rata. Namun, setelah melewati tahapan seleksi administrasi berupa rekam prestasi akademik dan portofolio serta tahapan akhir wawancara oleh tim dosen, akhirnya diperoleh satu nama yang memenuhi kriteria yang telah dirumuskan oleh tim dosen Prodi Kriya. Selamat kami ucapkan kepada Jeng Oetari yang menjadi peraih Beasiswa Siswa Mitra tahun 2020 berupa dana pengembangan Tugas Akhir sejumlah Rp. 6.500.000,-. Ajeng begitu sapaannya, merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara yang memiliki prestasi akademik dengan IPK 3.9 hingga semester 8 ini. Selama kuliah Ajeng aktif sebagai salah satu pengurus HIMA SERAT dan juga UKM Voli Telkom University yang sudah meraih prestasi di beberapa kompetisi tingkat nasional. Saat ini selain menjalankan Tugas Akhir Ajeng juga menjadi salah satu asisten di mata kuliah Perancangan Tekstil dan Fashion Digital. Selepas sidang akhir nanti, Ajeng akan berkesempatan untuk melakukan pengembangan diri dan melatih softskill-nya melalui program magang di Prodi selama kurang lebih tiga bulan. Semoga di tahun-tahun berikutnya Program Beasiswa Siswa Mitra ini dapat memberikan manfaat yang lebih banyak untuk mahasiswa Program Studi Kriya Telkom University. – MGR
Pelatihan Teknik Macramé pada Siswa-Siswi SMA NEGERI 8 BANDUNG
Trend workshop class dengan tema craft di Bandung mulai meningkat beberapa tahun ini. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya permintaan yang tinggi oleh masyarakat terhadap pengadaan event workshop class tersebut. Macrame menjadi salah satu workshop class yang diminati oleh masyarakat sejak tahun 2017. Macrame sendiri merupakan salah satu teknik reka rakit tekstil (structure textile design) dengan proses simpul menyimpul dengan menggunakan tali-temali. Teknik ini popular untuk diterapkan diterapkan sebagai produk kreatif, salah satunya adalah produk aksesoris fesyen. Berdasarkan data di lapangan, saat ini semakin banyak orang yang tertarik untuk menggeluti macramé sebagai peluang bisnis. Para penggiat macramé menilai potensi bisnis macrame masih sangat luas karena permintaan yang terus berdatangan untuk pembuatan lembaran macramé baik yang diperuntukkan sebagai aksesoris fesyen maupun elemen home décor. Maka dari itu, tidak heran jika permintaan untuk mengadakan workshop class macramé meningkat mengingat potensinya sebagai salah satu industri kreatif yang dapat berkontribusi terhadap permasalahan sosial di masyarakat dengan menyediakan lapangan kerja baru. Indonesia perlu menumbuhkan kewirausahaan karena saat ini jumlah wirausaha di Indonesia relatif masih kecil, hanya 1,65 % dari total penduduk dengan pendapatan perkapitanya 3.600 dollar AS pertahun. Agar mencapai jumlah yang ideal, perlu diupayakan untuk menumbuhkan kewirausahaan khususnya di kalangan generasi muda. Salah satu aspek penting dalam kewirausahaan adalah adanya keterampilan atau skill yang mumpuni. Berdasarkan hal tersebut, tim dosen Kriya Tekstil dan Mode, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom bekerja sama dengan salah satu SMA Negeri 8 Bandung yang memiliki ekstra kurikuler di bidang seni budaya, memberikan stimulasi kreativitas melalui program pelatihan kepada peserta didik di lingkungan SMA yang merupakan bagian dari generasi muda. Pelatihan yang diberikan berupa pengetahuan dasar mengenai teknik macramé yang nantinya dapat diaplikasikan sebagai produk akesoris fesyen maupun produk home décor. Pelatihan yang diberikan kepada siswa-siswi SMA Negeri 8 Bandung dilaksanakan pada 8 Maret 2019 di Kampus SMA Negeri 8 Bandung Jl. Solontongan no.3, Buah batu, Bandung. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari pihak sekolah yang diwakili oleh siswa dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik Drs. H. Yudin Wahyudin, M.Pd. Gambar 1. Sambutan dari pihak mitra Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap. Pertama, kuliah umum tentang peranan generasi muda dalam pembangunan bangsa melalui pengembangan sektor ekonomi kreatif dengan menciptakan peluang bisnis di bidang kreatif atau creativepreneurship. Gambar 2. Sesi kuliah umum Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Dalam sesi kuliah umum ini juga para peserta diberi materi pengenalan berbagai teknik pengolahan tekstil yang dapat diaplikasikan pada perancangan produk kreatif. Selanjutnya, praktik salah satu teknik desain struktur tekstil yaitu teknik simpul atau macramé. Pada tahap ini siswa melihat demonstrasi mengenai persiapan dan mekanisme teknik macramé itu sendiri yang meliputi 3 simpul dasar yaitu simpul kepala, simpul pipih (square knot) dan simpul half hitch. Setelah pemaparan mengenai simpul dasar macramé dilanjutkan dengan workshop pengaplikasian teknik ini menjadi lembaran. Pada tahap ini dipaparkan pula infomasi mengenai bahan atau material yang biasa digunakan dengan teknik macramé. Gambar 3. Contoh presentasi prototype produk kreatif berupa bros Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Tahap terakhir adalah evaluasi dan diskusi pembahasan potensi karya, yang diikuti oleh Tim pelaksana dan para peserta kegiatan Abdimas. Sesi evaluasi dan pembahasan karya ini bertujuan untuk menganalisa potensi pengaplikasian teknik macramé pada produk fashion atau aksesoris fesyen berdasarkan kajian visual dan teknis dalam proses workshop. Selain itu pada sesi ini disajikan juga kesan dan pesan dari para peserta terhadap kegiatan yang diselenggarakan ini.
Pengabdian Masyarakat Prodi KTM Universitas Telkom: Pengembangan Modular Bunga Menjadi Arm Chain Sebagai Pelengkap Aksesoris Busana Modest Untuk Kelompok Ibu Rumah Tangga Kompleks Griya Saluyu
Berbicara mengenai proses kreatifitas, tidak hanya bisa dilakukan oleh pelaku – pelaku kreatif tapi kini bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak menutup kemungkinan misalnya bisa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga sekalipun. Dimana seorang ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang yang lebih banyak sehingga menjadi salah satu alternatif solusi yang digunakan untuk mengisi kegiatan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan mengasah kreatifitas dan pengetahuannya. Selain dapat membuat sesuatu untuk dirinya sendiri, hal ini dapat meningkatkan perekonomian dengan cara yang sederhana. Dalam prosesnya, ibu rumah tangga yang memiliki waktu senggang membutuhkan cara, referensi dan edukasi dalam menemukan kreasi baru untuk membuat sebuah produk dengan nilai jual yang cukup baik. Pada pengabdian masyarakat yang dilakukan pada bulan Oktober 2019, dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya berkesempatan untuk mengajarkan kepada ibu rumah tangga kelompok PKK di Komplek Griya Saluyu, Bandung, keterampilan membuat aksesoris untuk busana muslim berupa arm chain. Arm chain merupakan salah satu aksesoris fesyen yang digunakan sebagai pelengkap atau penunjang dalam penampilan khususnya dibagian tangan. Dalam proses pembuatannya teknik dan material yang sederhana dapat mengasilkan sebuah aksesoris yang indah dan bernilai jual tinggi. Salah satu teknik sederhana yang dapat diaplikasikan diantaranya teknik layering, modular, burning dan bidding. Menggunakan material yang sederhana, keempat teknik tersebut dapat dilakukan secara individu, dengan komposisi dan pemanfaatan karakter kain, keempatnya dapat dikombinasikan dan membentuk sebuah embellishments 3 Dimensi untuk aksesoris fesyen. Hal tersebut dapat menjadi salah satu alternatif solusi yang digunakan untuk mengisi kegiatan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan mengasah kreatifitas dan pengetahuannya. Selain dapat membuat sesuatu untuk dirinya sendiri, hal ini dapat meningkatkan perekonomian dengan cara yang sederhana. Dalam hal ini pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pendampingan dalam proses produksi aksesoris fesyen khususnya arm chain. Kegiatan ini diharapkan dapat memberi dampak baik wawasan, keterampilan, pertumbuhan ekonomi, serta keefektifan waktu. Serta dapat menjalankan proses transfer ilmu pada masyarakat secara akademisi. https://youtu.be/WLiV7GfbJgY
SWASTAMITA 2019!
Prodi Kriya x Serat 2019 Proudly Present ㅤㅤㅤㅤ “SWASTAMITA” Alpha Omega ㅤㅤㅤㅤ Sebuah pagelaran hasil karya mahasiswa Program Studi Kriya Telkom University yang disajikan dalam format pameran serta fashion show yang dikemas secara menarik. Menampilkan karya terbaik dari mahasiswa koleksi tahun 2019 berupa produk kriya, fashion dan aksesoris serta eksplorasi material dalam ranah kriya tekstil. Ikuti juga rangkaian kegiatan talk show dan workshop dari para praktisi berpengalaman di industri kriya tekstil dan bisnis fashion yang dapat memperkaya khazanah keilmuan kita. ㅤㅤㅤㅤ So, tunggu apa lagi? Tandai tanggal-tanggal berikut di kalendermu sekarang juga! ㅤㅤㅤㅤ Pra Event : ㅤㅤㅤㅤ Illustration Competition 1-20 November 2019 ㅤㅤㅤㅤ Ootd Competition 1-21 November 2019 ㅤㅤㅤㅤ Main Event : ㅤㅤㅤㅤ Opening Exhibition & Fashion Show “Alpha Omega” 22 November 2019 on 18.30 ㅤㅤㅤㅤ Talk Show “The Journey of Creative Industries 4.0” 23 November 2019 ㅤㅤㅤㅤ Workshop “Xerography Image Transfer on Textile” 23 November 2019 ㅤㅤㅤㅤ @Galeri Yuliansyah Akbar Jl Cigadung Raya Barat no. 5 Bandung
Pelatihan Pengolahan Motif MenggunakanTeknik Stencil untuk Produk Re-Usable Shopping Bag oleh Tim Dosen Prodi KTM bersama Komunitas Bikin Lingkaran
Kantong plastik saat ini penggunaannya mulai disoroti oleh masyarakat, pecinta lingkungan hingga pemerintah, salah satunya pemerintah Kota Bandung telah menerbitakan Peraturan Daerah (Perda) khusus menyikapi banyaknya penggunaan kantong plastik. Perda nomor 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa masyarakat dan stakeholder dihimbau untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggantinya menggunakan kantong belanja lainnya yang lebih ramah lingkungan. Adanya peraturan tersebut mendorong beberapa kalangan untuk membuat solusi berupa kantong belanja yang dapat dipakai berulang (re-usable shopping bag), dengan adanya produk tersebut dapat membantu mengurangi penggunaan kantong plastik. Re-usable shopping bag saat ini banyak menggunakan bahan tekstil berupa kain yang dimana desainnya sudah semakin berkembang, hal ini menjadi lahan potensi untuk dapat mengembangkan inovasi desain, baik dari segi material hingga hiasan onamentatif (motif) pada bagian produknya. Pengembangan inovasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik reka latar tekstil pada bagian re-usable shopping bag tersebut. Disamping itu pula pemintaan re-usable bag saat ini mengalami peningkatan. Oleh karena itu, hal tersebut dapat menjadi potensi pengembangan produk yang memiliki potensi daya jual yang tinggi pada masyarakat, khususnya kota Bandung dan sekitarnya. Masyarakat sasar pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Komunitas Bikin Lingkaran. Komunitas ini menggerakkan pemuda pemudi potensial untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan diri menjadi pribadi yang bermanfaat. Diharapkan dengan diberikannya pengetahuan mengenai pengolahan motif dengan menggunakan teknik stencil dan sablon kepada mereka dapat meningkatkan daya kreativitas, mengembangkan potensi bisnis serta ikut serta dalam mengurangi kantong sampah plastik. Minggu, 29 September 2019 Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan Motif Menggunakan Teknik Stencil untuk diterapkan pada Re-Usable Shopping Bag dilakukan pada hari Minggu, 29 September 2019 bertempat di Yayasan Rumah Cerdas Muslim, Batununggal, Bandung. Bekerjasama dengan Komunitas Bikin Lingkaran Bandung, pelatihan ini dikoordinasi oleh dosen Prodi Kriya, Ibu Morinta Rosandini, M.Ds, beranggoatakan Bapak M. Sigit Ramadhan, M.Sn dan Ibu Rima Febriani, MBA berbagi ilmu mengenai kreativitas yang dapat dilakukan dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik. Pada pelatihan tersebut tim abdimas prodi Kriya dibantu bersama dengan tim mahasiswa Erien Septiani, Vathya Danuradzkia, Aviva Nur Alika dan Murni Manurung, melakukan pelatihan dengan membagi sesi menjadi dua bagian; bagian pertama adalah sesi materi dan sharing keilmuan mengenai teknik penglahan motif, teknik aplikasi motif dengan stencil dan juga materi potensi bisnis re-usable shopping bag dengan menggunakan motif dan aplikasi stencil, bagian kedua dari pelatihan ini adalah praktek membuat re-usable shopping bag dengan aplikasi motif menggunakan teknik stencil. Pada bagian kedua ini, peserta diminta untuk mencari inspirasi motif dengan tema besar ‘Bandung’, Bandung menjadi inspirasi pada pengolahan motif kali ini dikarenakan Bandung memiliki banyak visual dan budaya menarik yang dapat diolah menjadi bentuk motif. Peserta yang dibagi menjadi 6 kelompok, mengolah beragam inspirasi dari Bandung, salah satunya dari kuliner bandung, seperti bandros, kembang yang menjadi ciri khas Bandung Kota Kembang, jembatan Pasupati, hingga air sebagai makna dari kata ‘ci’ pada bahasa Sunda, serta masih banyak lagi inspirasi bentuk yang diolah. Sekitar 20 peserta mayoritas remaja, melakukan stilasi motif pada lembaran mika sebagai bahan dasar pembuatan motif untuk ditempelkan pada screen cetak sablon. Para peserta melakukan pelatihan ini dengan semangat dikarenakan sebagian besar baru mengenal teknik stencil ini, sehingga memiliki ketertarikan yang tinggi saat melakukan praktek. Hasil dari penelitian ini adalah produk berupa re-usable shopping bag dengan motif hiasan bertemakan Bandung, untuk dapat digunakan sehari-hari menggantikan kantong plastik. Moif yang menjadi ciri khas memberikan kebanggan tersendiri bagi para peserta dalam menambah rasa kepemilikan terhadap produk tersebut, sehingga harapan nya dapat memberikan kebanggan saat memakainya. Tim abdimas mendapatkan feedback yang sangat baik dari para peserta bahwa materi dan praktek yang diberikan sangat bermanfaat bagi mereka untuk kemudian dapat mereka gunakan selanjutnya. Semoga dengan paltihan ini dapat membantu masyarakat khususnya anak muda dalam menambah ilmu kreativitas untuk membuat produk serta secara tidak langsung dapat memberikan kesadaran untuk mengganti plastik belanja menjadi kantong kain.
Kuesioner Mahasiswa Aktif Program Studi KTM
Dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran dan fasilitas, Program Studi Kriya Tekstil dan Mode mengadakan survey kepada mahasiswa aktif untuk memperoleh masukan yang akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan perancangan kurikulum serta fasilitas program studi kedepan. Oleh karena itu, diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar dapat berpartisipasi mengisi kuesioner pada link dibawah ini http://bit.ly/kuisionerktm
Tracer Study Telkom University
Calling for all Alumni! Sudahkah kalian mengisi data tracer study Telkom University? Diharapkan kepada seluruh alumni Prodi Kriya Tekstil dan Mode untuk dapat mengisi kuesioner yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di kampus kita tercinta ini. Ada doorprize loh bagi yang sudah mengisi kuesionernya! Sampaikan juga info ini ke teman-teman seangkatanmu! Berikut link kuesionernya: https://tracerstudy.telkomuniversity.ac.id/
Rektor Telkom University Terpilih Periode 2019-2024
Setelah dilakukan proses Pemilihan Rektor Telkom University masa bakti 2019-2024 mulai dari tahapan penjaringan bakal calon pada Desember 2018, 5 besar bakal calon hingga menjadi 3 besar bakal calon, dimana ketiga nama tersebut, yaitu Prof. Adiwijaya, Prof. Joni Hermana dan Prof. Suwarno telah masuk ke dewan pembina Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) pada Juni 2019 untuk dilakukan seleksi terakhir Sesuai dengan timeline tahapan kegiatan pemilihan Rektor Telkom University masa bakti 2019-2024, tepat tanggal 27 Agustus 2019 Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) telah memiliki 1 nama rektor terpilih untuk masa bakti 2019-2024. Maka berdasarkan surat keputusan nomor ND.04373 / Yayasan Pendidikan Telkom – YPT / DGA-02 / 2019, Ketua Yayasan Pendidikan Telkom, Dr. Ir. Dwi S Purnomo, MM menyatakan secara resmi bahwa Prof. Dr. Adiwijaya, S.Si., M.Si. terpilih sebagai Rektor Telkom University masa bakti 2019-2024. Adapun acara prosesi serah terima jabatan dan pelantikan Rektor Telkom University masa bakti 2019-2024 akan dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Agustus 2019 di Aula Gd. Manterawu Lantai 1, Telkom University pada pukul 14.00 WIB.
Jadwal Sidang Akhir Prodi KTM Semester Genap 2018/2019
Dear Mahasiswa Tingkat Akhir, Berikut info terbaru perihal Jadwal Sidang Akhir yang akan diselenggarakan tanggal 8 – 19 Juli 2019. Prepare your very very best final presentation! JADWAL SIDANG AKHIR KTM – GENAP 18-19
Pelatihan Teknik Produksi Tekstil dengan Mengolah Pewarna Alam Indigofera bagi Siswa-siswa SMAN 8 Bandung
Ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan sebagai ujung tombak perekonomian nasional. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Prof. Dr. Rahadi Ramelan, M.Sc. pada simposium “Kebangkitan Pewarna Alam pada Wastra Indonesia” pada tanggal 12 Mei 2018, bahwa tumpuan ekonomi Indonesia dalam 25 tahun ke depan adalah sektor Industri Kreatif. Hal ini diperkuat juga dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dalam OPUS – Ekonomi Kreatif Outlook 2017 bahwa dari 16 subsektor dalam industri kreatif, subsektor terbesar adalah fesyen dan kriya. Fesyen dan kriya merupakan subsektor terbesar dalam hal jumlah tenaga kerja; subsektor yang produknya paling banyak diekspor, dan penymbang PDB terbanyak, dimana fesyen dan kriya ini merupakan bidang kajian kami pada Prodi S1 Kriya – Universitas Telkom. Ekonomi kreatif yang merupakan bentuk aktivitas ekonomi yang mengutamakan kreatifitas sebagai modal utama dalam menciptakan sesuatu yang baru, memiliki nilai, serta bersifat komersil digerakan oleh pihak-pihak yang sering disebut creativepreneur. Creativepreneur dalam hal ini berperan penting sebagai penggerak aktivitas ekonomi kreatif tersebut. Creativepreneur juga berpotensi menjadi salah satu solusi permasalahan sosial di masyarakat dengan tersedianya berbagai lapangan kerja baru. Peluang untuk melahirkan para creativepreneur di Indonesia terbuka lebar mengingat Indonesia memiliki masyarakat mayoritas usia muda, dan ekonomi kreatif identik dengan generasi tersebut. Untuk memanfaatkan peluang tersebut diperlukan berbagai upaya, salah satunya dengan pembinaan generasi muda melalui pembekalan pengetahuan dalam hal teknik produksi yang pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dikhususkan pada teknik produksi tekstil. Pengetahuan ini bermanfaat sebagai modal dalam eksplorasi pengembangan produk yang dapat menciptakan kebaruan dan inovasi. Upaya ini pun memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak seperti instansi pendidikan dengan masyarakat. Instansi pendidikan yang berisi para akademisi memiliki tanggung jawab untuk membagikan ilmu pengetahuan dan hasil riset kepada masyarakat luas. Berdasarkan pemaparan diatas, beberapa dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom, bermaksud untuk memberikan pelatihan kepada civitas akademika SMAN 8 Bandung. Pelatihan yang diberikan berupa beberapa teknik pengolahan visual pada media tekstil untuk keperluan produk tekstil sebagai elemen estetis, maupun produk fashion. Dengan kegiatan ini, diharapkan bekal pengetahun dasar mengenai teknik produksi tekstil dapat bermanfaat untuk menginspirasi dan menstimulus tumbuhnya jiwa creativepreneur pada siswa-siswi SMAN 8 Bandung. Berikut adalah dokumentasi dari kegiatan yang telah berlangsung pada 8 Maret 2018 tersebut:
Lowongan Kerja PT. Kizaru Kusuma Cipta
Calling for KTM Final-year and Fresh graduated Students more info Pancaning Dini Hasni Winantu (081325905956) Human Resource Development of PT Kizaru Kusuma Cipta jl. Merkuri Tengah 24, Margahayu, Bandung, Indonesia, 40225 (6222) 873 09391 http://kizaruanimanga.com
Pelatihan Teknik Celup Ikat Untuk Siswa Siswi SMA N 8 Bandung
Ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan sebagai ujung tombak perekonomian nasional. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Prof. Dr. Rahadi Ramelan, M.Sc. pada simposium “Kebangkitan Pewarna Alam pada Wastra Indonesia” pada tanggal 12 Mei 2018, bahwa tumpuan ekonomi Indonesia dalam 25 tahun ke depan adalah sektor Industri Kreatif. tahun 2025 Indonesia ditargetkan menjadi salah satu pusat mode dunia dengan menggerakkan kekuatan lokal. Industri kreatif potensial karena tidak membutuhkan investasi yang besar namun berdampak signifikan bagi perekonomonian nasional. Creativepreneur dalam hal ini berperan penting sebagai penggerak aktivitas ekonomi kreatif tersebut. Menurut Ketua Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, Creativepreneur merupakan orang-orang yang terlibat dalam ekonomi kreatif dengan gagasan apapun yang punya nilai dan bisa mensejahterakan baik yang menciptakannya maupun yang menggunakannya. Creativepreneur juga dapat menjadi salah satu solusi permasalahan sosial di masyarakat dalam tersedianya lapangan pekerjaan. Mengingat pentingnya peran Creativepreneur, berbagai upaya pembinaan terhadap generasi muda perlu dilakukan untuk memupuk dan menumbuhkan jiwa creativepreneurship. Prodi Kriya Tekstil dan Mode Telkom University pun berupaya untuk berkontribusi dalam hal tersebut. Salah satunya dengan mengirim perwakilan tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa untuk memberikan pelatihan teknik desain tekstil kepada berbagai komunitas. Pada tanggal 8 Maret 2019, kegiatan pelatihan dilaksanakan di kampus SMAN 8 Bandung dengan masyarakat sasar siswa-siswi sekolah tersebut. Materi pelatihan yang diberikan adalah teknik celup ikat, yang merupakan salah satu warisan budaya Nusantara. Pada pelaksaanya akan dilakukan berbagai penyesuain dalam hal alat dan bahan yang sederhana serta terjangkau, agar lebih mudah dilakukan. Teknik tersebut dapat dijadikan modal sebagai pengetahuan teknik dalam mendesain berbagai produk fashion maupun produk tekstil. Kegiatan pembekalan ini diharapkan dapat menumbuhkan dan memupuk jiwa creativepreneurship pada generasi muda, karena Industri kreatif pun merupakan sektor yang identik dengan generasi tersebut.
Pengenalan dan Pendampingan Penerapan Pounce Methode Beads Pada Busana Untuk Pengrajin Payet Desa Ganeas-Sumedang
Beads work adalah salah satu teknik rekalatar yang memfokuskan pada pemasangan manik- manik pada permukaan kain. Beads work membutuhkan skill atau keahlian teknik pemasangan yang sangat detail. Biasanya beads work banyak diaplikasikan pada busana pesta, busana pengantin, atau busana khusus lainnya yang diperuntukan untuk moment khusus. Teknik beads work ini sangat berkembang pada busana pengantin khususnya di Kota Bandung, hal ini terlihat pada banyaknya bermunculan rumah sewa baju pengantin, dan designer wear yang menyediakan jasa sewa ataupun made by order busana pengantin ataupun busana pesta dan sejenisnya. Hal diatas tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi pembuatan busana. Dalam hal ini SDM merupakan peran dibalik perkembangan tersebut dengan pembekalan keterampilan dasar beads work. Pada umumnya SDM merupakan kelompok kecil masyarakat yang terdiri dari ibu rumah tangga dengan istilah pengrajin payet. Salah satu pengrajin payet yang saat ini masih aktif dalam kegiatan ini adalah Pengrajin Payet Desa Ganeas, Sumedang. Dalam proses imbuh berupa pemasangan payet, kelompok payet membutuhkan cara dalam mempercepat proses pemasangan dan peletakan komposisi motif berupa beads pada pengulangan model busana yang sama maupun secara pengulangan pada busana yang sama secara presisi. Dalam hal ini pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pendampingan Pounce Methode dalam proses produksi imbuh pada busana. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak baik wawasan, keterampilan, pertumbuhan ekonomi, serta kuantiti produksi. Serta dapat menjalankan proses transfer ilmu pada masyarakat secara akademisi Dokumentasi kegiatan
Pengenalan Trend Hijab Instant Sebagai Peluang Untuk Membangun Usaha Kecil Mandiri
Berkembangnya tren modest wear di Indonesia membuat busana muslim menjadi komoditas yang potensial untuk menguasai pasar lokal dan internasional. Indonesia ditargetkan menjadi kiblat fashion muslim dunia pada tahun 2025 (Bekraf, 2018). Pemerintah terus berupaya memberikan dukungan terhadap para pelaku industri kreatif di tanah air sebagai langkah nyata membangun ekonomi masyarakat. Desa Ciaro (Kec. Nagreg, Kab. Bandung) yang berbatasan langsung dengan Kab. Garut merupakan desa binaan pemerintah, menyadari potensi kaum perempuan desa tersebut khususnya yang berusia produktif dalam pengembangan usaha hijab instant. Peluang ini dapat dikembangkan terutama bagi para lulusan sekolah kejuruan jurusan tata busana yang cukup banyak terdapat di desa tersebut. Bekerjasama dengan SMKN 6 Garut, yang terletak tidak jauh dari Desa Ciaro, juga sekaligus Sebagai sekolah kejuruan tata busana yang terdekat dalam area Desa Ciaro, tim dosen Kriya Tekstil dan Mode akan mengadakan penyuluhan dan pelatihan mengenai pengenalan tren hijab instant sebagai peluang membangun usaha kecil mandiri. Gambar 1. Pembukaan dan Pengenalan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Berdasarkan pertimbangan potensi yang dimiliki dan kendala yang dihadapi oleh siswa-siswi SMKN 6 dan para lulusannya, maka diputuskan untuk mengadakan sharing knowledge dan pelatihan pembuatan produk sederhana yang siap jual berdasarkan kemampuan para siswa-siswi. Adapun sharing knowledge yang diberikan meliputi materi mengenai “Tren Hijab Indonesia 2018” dan “Kiat – kiat membangun Usaha Kecil Mandiri oleh Anak Muda”, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan praktek pembuatan hijab instant dan aksesorisnya. Gambar 2. Praktek pembuatan hijab instant Gambar 3. Pembuatan aksesoris hijab menggunakan teknik tekstil rekarakit Siswa-siswi dan alumni pun dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat kooperatif dan menyambut dengan antusias. Selain dibantu oleh para guru dalam penyelenggaraan, para siswa dan alumni pun aktif membantu teknis kegiatan selama sharing knowledge dan pelatihan berlangsung. Walaupun terbagi ke dalam beberapa sesi selama beberapa minggu, para siswa dan alumni tetap hadir semua, hanya 3 siswa yang sempat tidak hadir saat pelatihan dikarenakan sakit. Selain aktif dalam membantu teknis pelaksanaan kegiatan, para siswa pun dapat mengikuti pelatihan dengan baik. Bersedia mengikuti aturan yang telah disepakati seperti bekerja dalam kelompok serta aktif mengembangkan teknik-teknik yang diajarkan. Inisiatif para siswa dan alumni pun dinilai sangat baik. Sehingga produk akhir yang dihasilkan dapat dikembangkan secara maksimal. Dan termotivasi untuk mencoba dikembangkan sebagai usaha sampingan dan usaha mandiri setelah lulus. Adapun manfaatnya adalah agar para siswa-siswi dan alumni SMKN 6 Garut khususnya, dan umumnya masyarakat Desa Ciaro selaku masayarakat sasar mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang perkembangan tren hijab instant serta perkembangan aksesoris pelengkap hijab yang dibuat dengan teknik makrame, juga praktek pengerjaannya menjadi suatu produk kreatif yang layak untuk dipasarkan. Selain itu juga mendapatkan wawasan mengenai dasar-dasar kewirausahaan sederhana yang aplikatif. Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di SMKN 6 Garut utamanya kepada siswa-siswi kelas XI & XII. Video Dokumentasi :