PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS DALAM MEMBUAT PRODUK SOFT AKSESORIS MELALUI PEMANFAATAN KAIN PERCA – Skema UNGGULAN A 2024/1
Pengabdian Masyarakat Program Studi Kriya bekerjasama dengan Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD) merupakan unit pelaksana teknis di bidang rehabilitasi dan pelayanan sosial dari Dinas Sosial Jawa Barat, yang berlokasi di jalan Jend. H. Amir Machmud No 31, Cibabat, Kota Cimahi, Jawa Barat, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan handycraft bagi penyandang disabilitas di Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel. Melalui pelatihan berbasis teknik tekstil, khususnya teknik embroidery, berupaya mengembangkan kreatifitas serta pengetahuan dan meningkatkan kemandirian serta potensi ekonomi klien dengan menghasilkan produk soft aksesoris menggunakan kain batik dan kain perca. Selain itu adanya kebutuhan dalam strategi pengembangan usaha dalam keterampilan handycraft, strategi peningkatan dalam penjualan brand berupa pembuatan produk menggunakan kain batik, serta strategi peningkatan sumber daya manusia melalui pemberdayaan disabilitas melalui pelatihan. Salah satu sasaran pada bimbingan keterampilan unggulan yaitu handycraft. Melalui pemanfaatan kain perca menjadi produk soft aksesoris berpotensi untuk dikembangkan dan dibuat oleh penyandang disabilitas karena mudah dikerjakan dan dapat menggunakan peralatan sederhana yang ramah dengan penyandang disabilitas. Teknik dalam pembuatan aksesoris ini menggunakan teknik tekstil berupa teknik embroidery atau teknik menyulam. Metode yang digunakan dalam pembuatan produk berupa pemberian teori atau pengetahuan terkait teknik dan juga praktek secara langsung dalam pembuatan kerajinan, baik dari segi persiapan, melalukan transfer pengetahuan dan pemahaman teknik, lalu melakukan praktek secara langsung. Praktek tersebut mencakup persiapan alat dan bahan, pembuatan produk menggunakan teknik embroidery, dan penyelesaian akhir produk. Melalui pemberdayaan penyandang disabilitas dalam membuat produk soft aksesoris melalui pemanfaatan kain batik dan kain perca, dengan kemampuan yang telah dipelajari siswa, maka pengembangan keterampilan diarahkan pada pengembangan keterampilan teknik tekstil berupa teknik embroidery, dimana tidak membutuhkan alat khusus dan keterampilan khusus dalam pembuatannya, singga teknik ini mudah diikuti dan ramah bagi penyandang disabilitas dan mudah untuk diikuti bagi siswa kelas handycraft. https://youtu.be/8d-3OvKGNmw Pengabdian Masyarakat Program Studi Kriya bersama Dinas Sosial Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD) melalui “Pemberdayaan Penyandang Disabilitas dalam Membuat Produk Soft Aksesoris melalui Pemanfaatan Kain Perca” 4-5 September 2024 Jeng Oetari (NIP: 23980019) Morinta Rosandini (NIP: 14860089) Liandra Khansa Utami Putri (NIP: 22950031) Tiara Larissa (NIP: 23950014) Citra Puspitasari (NIP: 14850088)
Pelatihan Keterampilan Teknik Shibori dengan Masyarakat Sasar Penyandang Disabilitas Down Syndrome dalam Komunitas PIK POTADS Jabar bersama Kamaku Brand
Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, berkolaborasi dengan brand Kamaku, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pelatihan Keterampilan Teknik Shibori dengan Masyarakat Sasar Penyandang Disabilitas Down Syndrome dalam Komunitas PIK POTADS Jabar.” Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan anggota Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) Jawa Barat melalui pelatihan seni tekstil, khususnya teknik shibori, yakni metode pewarnaan kain tradisional Jepang. Teknik ini dipilih karena mudah dipelajari dan mampu mendorong kreativitas sekaligus mengasah kemampuan motorik halus peserta. Selain itu, program ini dirancang sebagai wadah untuk memperkenalkan potensi ekonomi kreatif yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas sasaran, sehingga menghasilkan dampak jangka panjang yang positif. Pelatihan ini dihadiri oleh 18 peserta penyandang Down Syndrome yang didampingi oleh orang tua mereka. Setiap peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama kegiatan berlangsung, didukung oleh kehadiran para pendamping yang aktif berinteraksi. Suasana pelatihan terasa hangat dan inklusif, menciptakan lingkungan yang mendukung bagi peserta untuk belajar dan mengekspresikan kreativitas mereka. Dengan bimbingan fasilitator, peserta diajak mengenal dasar-dasar teknik shibori, mulai dari melipat kain, mengikatnya dengan tali, hingga proses pewarnaan. Hasil kreasi para peserta yang unik dan penuh warna menjadi bukti keberhasilan kegiatan ini dalam mengembangkan potensi kreatif mereka. Selain aspek keterampilan, kegiatan ini juga memberikan dampak sosial yang signifikan. Para peserta dan orang tua mereka mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi, berbagi pengalaman, dan mempererat hubungan dalam komunitas. Dengan pendekatan yang inklusif dan kolaboratif, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri penyandang Down Syndrome tetapi juga memperkuat dukungan keluarga sebagai bagian dari komunitas yang saling mendukung. Diharapkan, pelatihan ini dapat menjadi langkah awal untuk membuka lebih banyak peluang pemberdayaan bagi komunitas POTADS Jawa Barat di masa depan.
PENGABDIAN MASYARAKAT SKEMA TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI KAMPOENG RADJOET, BINONG JATI, KOTA BANDUNG
Citra Puspitasari, Liandra K.U. Putri, Shella W. Putri, Delta F. Nurman Binong Jati merupakan salah satu wilayah di kota Bandung yang dikenal dengan Sentra Rajut nya. Terhitung sejak tahun 1970-an hingga saat ini terdapat sekitar 400 pengrajin yang berprofesi di bidang rajut. Pada tahun 2014, dilakukan rebranding terhadap sentra rajut Binong Jati menjadi Kampoeng Radjoet. Sebagai bagian dari Kampung Wisata Binong yang merupakan salah satu Kampung Wisata di kota Bandung, potensi yang dimiliki Kampoeng Radjoet antara lain ialah wisata belanja dan edukasi. Pengunjung yang datang akan dikenalkan bagaimana proses dan cara pembuatan pakaian rajut. Potensi wisata tersebut sejalan dengan misi Kampoeng Radjoet yang antara lain ialah menjaga eksistensi budaya merajut (1), mendirikan knit school (2), membuat wisata kampung rajut (3), membuat clustering untuk memberdayakan dan mengembangkan sentra rajut Binong Jati (4), serta membuat museum rajut (5). Sejak tahun 2015 hingga saat ini, Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion (KTF), Fakultas Industri Kreatif (FIK), Universitas Telkom bermitra dengan Kampoeng Radjoet dalam berbagai kegiatan akademik. Adanya kebutuhan dari Kampoeng Radjoet untuk pemenuhan properti pendukung wisata melalui Mini Museum – Display – Photo Booth yang memunculkan ciri khas Kampoeng Radjoet, menjadi momentum yang tepat untuk kembali bekerja sama dalam bentuk Pengabdian Masyarakat – Teknologi Tepat Guna (gambar 1) Perancangan instalasi modular pada kegiatan abdimas ini menggunakan pendekatan design thinking dan penerapan design workshop. Design workshop sendiri merupakan suatu bentuk desain partisipatif yang menggabungkan metode desain bersama yang kreatif ke dalam sesi terorganisir bagi peserta untuk bekerja sama dengan anggota tim desain. Pelaksanaan workshop tersebut melibatkan 18 mahasiswa prodi KTF sebagai volunteer (gambar 2). Tiap volunteer bergabung ke satu divisi/kelompok tertentu berdasarkan medium (gambar 3) yang akan direspon di Kampoeng Radjoet. Terdapat 5 medium yang menjadi rujukan perancangan instalasi modular, yaitu: kaca berdiri (1), gantungan berdiri (2), dinding (3), gawangan (4), serta rak (5). Kegiatan perancangan instalasi modular meliputi beberapa tahap, yaitu: Penentuan inspirasi (1), Pembuatan sketsa desain (2), Pemilihan material – sisa produksi rajut (3), Penentuan teknik tekstil (4), Pengerjaan Eksplorasi Modular (5). Pelaksanaan workshop (gambar 4) dimulai terhitung sejak Oktober 2024 sampai dengan pertengahan Desember 2024 bertempat di Bale Rajut dan di Laboratorium Tenun (lab. Tenun) FIK. Setelah menghasilkan lembaran 3D modular mixed teknik tekstil berbahan sisa produksi rajut, aktivitas berikutnya adalah styling (tata gaya) pada medium (cermin, gantungan, dinding, gawangan, rak) yang telah ditentukan di tahap awal saat kunjungan ke Kampoeng Radjoet (gambar 5). Besar harapan bahwa instalasi modular yang dibuat oleh Tim Abdimas ini dapat bermanfaat dan berdampak bagi Kampoeng Radjoet. Capaian dari kegiatan ini masih terbatas sampai dengan tahap prototype dan tidak menutup kemungkinan berikutnya ialah melakukan test pengujian terhadap Instalasi Modular ini. Pengujian dan umpan balik atas prototype berpotensi dilakukan pada kegiatan pameran yang melibatkan Kampoeng Radjoet dan atau kunjungan dari pihak luar. https://www.youtube.com/watch?v=mg64Vs7oIQI PIC Divisi dan Volunteer: 1. Divisi Cermin PIC: Rana Azhaar Khairun Nisa (1605213023) Tim Volunteer: Thirza Shada (1605223104) 2. Divisi Gantungan PIC: Laili Novita Andini (1605210113) Tim Volunteer: Wiri Anisah (1605210110) 3. Divisi Dinding PIC: Elisabeth Sekar Kinanti (1605210120) Tim Volunteer: Naradipa Pinasthika Antariksa (1605213103), Nadhifa Chandra Nuraraesy (1605213079), Kheisha Alea Shakila (1605223038), Melodya Arabel Librado (106052300053) 4. Divisi Gawangan PIC: Annisa Shafira Rasie (1605210069) Tim Volunteer: Diva Tiara Aulia (1605213116), Marcell Adi Pangestu Matatula (1605220113), Rafa Zahra Syakirah (1605220081), Nabila Safitri (1605223045) 5. Divisi Rak PIC: Nadya Stevi Wulandari (1605210101) Tim Volunteer: Asyfa Virlyani (1605210107), Nayla Alifah Rahmah (1605223075), Yuliana Adinda Zubaidah (1605223088)
Pengembangan Kemampuan Literasi Dini dan Pembuatan Prakarya Kriya Sederhana Menggunakan Metode Learning by Doing bekerjasama dengan Perpustakaan Anak di Bandung
Pengembangan Kemampuan Literasi Dini dan Pembuatan Prakarya Kriya Sederhana Menggunakan Metode Learning by Doing bekerjasama dengan Perpustakaan Anak di Bandung
Pelatihan Batik Pewarna Alam dengan Mitra Griya Harapan Difable Jabar.
Pengabdian masyarakat ini mengangkat tema pelatihan batik dengan pewarna alam yang diselenggarakan bersama mitra Griya Harapan Difable. Pelatihan ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) nomor 12 tentang Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab, dengan fokus utama pada pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Selain itu, pelatihan ini juga sejalan dengan SDG nomor 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan memberikan keterampilan kepada difabel untuk terlibat dalam industri kreatif yang ramah lingkungan dan memiliki potensi ekonomi yang kuat. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan batik dengan pewarna alam kepada difabel yang tergabung dalam Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difable, di bawah bimbingan Dinas Sosial Jawa Barat. Fokus utama dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tambahan dalam teknik batik, khususnya dalam penggunaan pewarna alam sebagai bahan utama, dengan tujuan menciptakan diferensiasi nilai jual tambahan dari produk batik yang sebelumnya dihasilkan. Pelatihan pewarna alam ini dilakukan dengan mengutamakan penggunaan pewarna alami seperti tingi, tegeran, dan jelawe, yang dikenal ramah lingkungan dan aman digunakan. Dalam proses pewarnaan, digunakan zat mordan seperti tanjung, tawas, dan kapur. Zat-zat ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan dan intensitas warna pada kain, memastikan hasil pewarnaan yang lebih cerah dan tahan lama. Adapun material yang digunakan dalam pelatihan ini adalah kain katun dan rayon. Kain katun dipilih karena serat alaminya yang mampu menyerap pewarna dengan baik, sementara kain rayon dipilih karena teksturnya yang halus dan kemampuannya menyerap warna secara merata. Kombinasi pewarna alami dan zat mordan ini diharapkan dapat menghasilkan produk batik yang tidak hanya estetis, tetapi juga memiliki nilai tambah dari sisi lingkungan dan ekonomi. Pelatihan pewarna alam ini dilaksanakan dalam tiga pertemuan yang komprehensif. Pertemuan pertama melibatkan perkenalan, demonstrasi, dan praktikum dengan pendampingan. Pada pertemuan ini, terdapat empat agenda utama yaitu: pertama, sesi perkenalan antara peserta dan instruktur; kedua, pemaparan materi serta distribusi modul praktikum yang berisi panduan teknik pewarnaan alami; ketiga, demonstrasi langsung mengenai praktik pewarnaan alam yang dilakukan oleh instruktur; dan keempat, sesi praktikum pewarnaan alam di mana peserta mencoba sendiri dengan pendampingan instruktur. Pertemuan kedua berfokus pada praktikum mandiri, di mana peserta membuat batik pewarna alam secara mandiri berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya. Pertemuan ketiga ditujukan untuk presentasi dan diskusi hasil akhir batik pewarna alam yang telah dibuat oleh peserta. Dalam sesi ini, peserta mempresentasikan karya mereka, mendiskusikan tantangan yang dihadapi, serta menerima umpan balik dan saran untuk perbaikan dari instruktur dan sesama peserta. Pelatihan yang terstruktur ini bertujuan untuk memastikan peserta tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu menerapkan keterampilan pewarnaan alam secara praktis. Selama pelatihan pewarna alam ini, respon peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dan partisipasi yang aktif, meskipun mereka memiliki keterbatasan fisik seperti tunarungu dan tunadaksa. Peserta secara konsisten menunjukkan keinginan yang kuat untuk belajar, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan selama sesi perkenalan, demonstrasi, dan praktikum. Selain itu, mereka dengan gigih mencoba setiap tahapan proses pewarnaan alam, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat dan kemampuan mereka untuk mengikuti pelatihan ini. Pendampingan yang diberikan oleh instruktur dan kehadiran translator juga membantu meningkatkan pemahaman dan keterlibatan peserta. Semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh para peserta ini sangat menginspirasi dan menegaskan pentingnya inklusivitas dalam setiap program pelatihan. Selama pelatihan pewarna alam ini, terdapat beberapa kekurangan yang perlu dicatat, terutama dalam pemberian modul materi. Modul yang disediakan belum sepenuhnya dipahami oleh peserta karena penggunaan bahasa yang belum disesuaikan dengan pemilihan kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Meskipun demikian, respon dari peserta dan pimpinan sangat positif. Peserta menunjukkan antusiasme dan keterlibatan yang tinggi dalam setiap sesi, sementara pimpinan mengapresiasi inisiatif dan dampak positif dari pelatihan ini. Masukan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki pelatihan di masa mendatang, dengan fokus pada penyediaan materi yang lebih mudah dipahami, sehingga dapat lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peserta. https://youtu.be/4bpWuG_eZso?si=lyWRPhSmFyB6mVWa Terimakasih kepada: Ibu Andnia Rahayu, HS, NMaH, selaku Kepala UPTD Pusyansos Griya Harapan Difable Tim Dosen Pengabdian Masyarakat; Ketua: Ahda Yunia Sekar Fardhani (NIP: 23930024) Anggota : Fajar Ciptandi (Nip: 14860096) Gina Shobiro Takao (Nip: 22940037) Aldi Hendrawan (Nip: 14850044) Faradillah Nursari (NIP: 15880043) Tim Mahasiswa Pengabdian Masyarakat: Anna Tantia Maharani (Nim: 1605213029) Andi Nurul Mukhlishah (Nim: 1605210129) Shofia Ahla Habieba (Nim: 1605213090) Aulia Putri Triani (Nim: 1605194053)
Pengembangan Kemampuan Literasi dan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui WorkshopMultisensory Storytelling dan Pembuatan Prakraya Kriya Sederhana Menggunakan Metode Play-based Learning di Perpustakaan Anak
Salah satu aspek penting pada masa golden age adalah berkembangnya kemampuan literasi. Kemampuan literasi dapat melibatkan empat aspek sekaligus yaitu aspek psikologis, sensori, perseptual, dan keterampilan. Salah satu proses pemahaman literasi adalah melalui metode membaca yang merupakan interaksi bersifat komunikatif antara pembaca dan penulis melalui karya tulis yang berisi gagasan, perasaan, dan pengalaman. Literasi berperan penting sebagai penopang kemajuan penghidupan dan kebudayaan umat manusia. Selain berkembangnya kemampuan literasi, kemampuan motorik halus pun sedang berkembang pesat pada masa usia ini. Kemampuan motorik halus merupakan pendukung utama bagi kesiapan perkembangan tingkat literasi yang lebih lanjut yaitu kegiatan menulis. Pentingnya perkembangan kedua kemampuan tersebut sangat disadari oleh TK pra-sejahtera Islam Cendekia Gemilang dalam mengembangkan metode belajar bagi siswa-siswinya. TK pra-sejahtera Islam Cendekia Gemilang aktif mengadakan berbagai macam kegiatan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan motorik halus anak. Tim pengabdian masyarakat Telkom University melakukan kegiatan workshop multisensory storytelling untuk fokus dalam melatih kemampuan literasi sekaligus motorik halus anak. Multisensory storytelling biasanya akan menggunakan rangsangan sensorik (alat peraga cerita) untuk melibatkan indera dan mendukung kata-kata yang diucapkan, serta membangun kepercayaan dan memperkaya pengalaman setiap individu. Multisensory storytelling akan melibatkan kemampuan dalam partisipasi membaca bersama dengan menambahkan permainan stimulus kemampuan motorik halus melalui metode play-based learning (bermain sambil belajar). Permainan untuk menstimulus kemmapuan motorik halus ini akan diarahkan untuk membuat prakarya dengan tema yang baru, sebagai variasi dari kegiatan serupa yang telah dilakukan di sekolah selama ini. Prakarya akan menerapkan teknik-teknik kriya sederhana yang banyak menggunakan keterampilan tangan, sehingga diharapkan dapat menstimulus kemampuan motorik halus anak. Selain fokus pada pengembangan variasi kegiatan, untuk meningkatkan suasana belajar, maka kegiatan akan dilaksanakan di luar sekolah yaitu tepatnya di Pustakalana. Pustakalana adalah perpustakaan anak di kota Bandung yang aktif meggagas beragam program untuk anak. Hasil dari workshop ini adalah berupa pengalaman serta pembelajaran bagi siswa-siswi mengenai kegiatan di perpustakaan, serta melatih kemampuan motorik halus dengan kegiatan games dan berdongeng sambil membuat kerajinan sederhana berupa anyaman yang melibatkan cerita dongen yang dibawakan oleh tim Pustakalana. Harapannya, melalui pendampingan workshop multisensory storytelling ini diharapkan para siswa-siswi dapat memiliki pengalaman yang menarik dalam mengasah kemampuan literasi dan kemampuan motorik halus, serta para staff dan guru pengajar pun akan mendapat insight baru untuk membantu pengembangan kegiatan belajar mengajar di TK pra-sejahtera Islam Cendekia Gemilang. Terima Kasih Kepada : TK Insan Cendekian Gemilang dan Yayasan Berkah Madani Gemilang Aulia Rachmatya Astri Afrilia Pustakalana Children’s Library Citrarini Ceria Claudine Patricia Anggita Rizqi T. Vania Amanda P Tim Pelaksana : Ketua: Widia Nur Utami B. (NIP: 14880077) Anggota: Rima Febriani (NIP: 20880014) & Tiara Larissa (NIP: 23950014) Anggota Mahasiswa: Reina Ramadhani (NIM : 1605201068) Juniar Angelin B. R. (NIM : 1605200025) Agnes Herlyn Eka Putri (NIM : 1605202021)
Workshop Rework Produk Totebag dengan Teknik Patchwork Menggunakan Bahan Sisa berupa Kain Perca
Musat Space merupakan nama kedai kopi yang mengklaim sustainable coffe shop dan communal space di Bandung menjadi ciri khas tersendiri apabila interior disana merupakan hasil upcyling. Sudah berdiri sejak tahun 2018, Musat memiliki bangunan yang minimalis dan nyaman ini terletak di Jalan Cilaki No.45, Cihapit, Bandung. Tidak hanya menyediakan kopi, di dalam Musat Space terdapat roasted bar, cap roti buaya, dan tous beauty bar. Musat mulai mempekerjakan pegawai yang seidentifikasi dengan nilai dan budaya perusahaannya sehingga menciptakan pelayanan yang ramah dan kebersihannya terjaga. Musat Space memiliki beberapa program dengan tujuan menyelamatkan bumi. Di tahun yang sama dengan terbentuk nya Musat, mereka mulai memproduksi bamboo straw dan produk sustainable lainnya. Selain itu juga, Musat menggunakan plastik daur ulang dalam pembuatan kursi dan menggunakannya sebagai interior di dalam Musat Space. Sampai saat ini Musat memiliki banyak kesempatan untuk berkolaborasi dengan organisasi dan brand maupun para pelaku seni lainnya, dimana pada program ini mereka membuat kegiatan Sharing Knowledge yang mengusung tema sustainable di bidang apapun. https://youtu.be/uBtSSrKBdv0?si=DPks7ocsygQT0RiE Dalam kesempatan ini penulis ditawarkan untuk dapat mengisi kegiatan sharing knowledge dengan memberikan pengetahuan melalui workshop rework menggunakan Teknik Patchwork untuk para pengunjung Musat Space yang dating. Tempat ini sejauh pengamatan tim banyak didatangi tidak hanya remaja namun juga keluarga. Dari pihak Musat Space menginginkan untuk dapat bekerjasama melakukan pengolahan produk pakai tekstil yang unik dan jarang dilakukan. Karena Musat Space sendiri mengklaim bahwa mereka adalah sustainable coffe shop dan communal space di Bandung sehingga sangat mendukung bila adanya program workshop tema rework yang dilakukan di Musat Space. Sehingga kegiatan yang dibuat yaitu Workshop Rework Produk Totebag dengan Teknik Patchwork Menggunakan Kain Perca. Kain Perca sisa produksi ini digunakan sebagai bahan alternatif patchwork yang mudah didapatkan salah satunya dari bahan sisa produksi atau kain bekas pakaian. Kain perca tersebut dilihat masih dapat dioptimalkan sebagai media untuk membuat produk baru. Dalam kegiatan ini digunakan pendekatan teknik patchwork yaitu teknik menggabungkan kain perca yang memiliki motif dan warna yang berbeda menjadi bentuk baru. Namun kali ini teknik tersebut akan dipadukan dengan teknik sulam dan diaplikasikan secara baru dengan material produk pakai tekstil seperti tas totebag. Prinsip patchwork tetap menggunakan kain perca sisa produksi ataupun pakaian bekas. Dengan mengkombinasikan teknik patchwork dan sulam maka akan tercipta sebuah komposisi indah, abstrak dan unik. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini mendukung program SDGs yaitu Industri, Inovasi dan Infrastruktur. Kegiatan ini mendukung Sustainable Deevelopment Goals yang sedang dicanangkan oleh pemerintah dalam aspek Industri, Inovasi dan Infrastruktur. Dimana penulis melakukan pengabdian masyarakat berupa sharing knowledge melalui workshop Rework Produk Totebag dengan Teknik Patchwork Menggunakan Kain Perca di sebuah kedai kopi yang secara tidak langsung membangun peran serta (engagement) para pengunjung kedai kopi untuk dapat mengoptimalkan sampah menjadi sebuah inovasi. ___ Tim Dosen: Aldi Hendrawan, S.Ds., M.Ds. (NIP : 14850044) Ahda Yunia Sekar F, S.Sn., M.Sn (NIP : 20930017) Gina Shobira Takao, S.Sn., M.Ds. (NIP : 22940037) ___
PENGEMBANGAN PEMASARAN STARTUP PENDIDIKAN BINAR CALISTUNG MELALUI PELATIHAN BISNIS MODEL CANVAS DAN PERENCANAAN PEMBUATAN KONTEN KREATIF
Pada tahun 2022, Tim Abdimas Kolaborasi Internal yang terdiri dari dari Fakultas Industri Kreatif dan Fakultas Rekayasa Industri melakukan kegiatan penyempurnaan rancangan craft kit serta menganalisa peluang pengembangan pemasaran digital untuk StartUp pendidikan Binar Calistung dan sudah memiliki dampak yang cukup signifikan dalam proses berjalannya bisnis StartUp pendidikan Binar Calistung saat itu. Melalui hal tersebut StartUp pendidikan Binar Calistung membutuhkan dukungan akademisi dalam rangka mencapai roadmap bisnisnya tetap berjalan. Secara umum solusi dan tahapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini terbagi ke dalam tiga tahap pelatihan yang berfokus pada pengembangan pemasaran melalui pemetaan bisnis model canvas dan branding, yaitu: (1) Tahap 1: Analisa kebutuhan pengembangan (2) Tahap 2: Pelatihan Bisnis Model Canvas dan Pendampingan Penyusunan Konten Kreatif (3) Tahap 3 : Melakukan uji coba dan evaluasi. Luaran yang diharapkan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah adanya optimalisasi pemasaran digital dan branding melalui perencanaan bisnis yang lebih baik. Tahap 1: Analisa Kebutuhan Pengembangan Sebelumnya tim pengabdian kepada masyarakat sudah melakukan analisa awal terkait opsi kebutuhan berdasarkan hasil evaluasi dari program abdimas tahun 2022 lalu. Berdasarkan evaluasi tersebut, mitra dinilai sudah cukup baik dalam menyajikan variasi konten media sosial. Konten pada media sosial sudah menampilkan konten dengan porsi yang baik sesuai branding StartUp pendidikan Binar Calistung yaitu sebagai StartUp di bidang pendidikan. Konten dalam media sosial pun sudah diusahakan untuk ditampilkan dalam desain layout yang seragam sehingga memperkuat branding StartUp pendidikan Binar Calistung. Dibandingkan dengan penyajian konten pada tahun 2022, konten yang ditampilkan pada tahun 2023 sudah jauh lebih baik. Hanya saja penyusuan konten yang ditampilkan pada media sosial tersebut belum memiliki pola yang jelas dan monoton atau kurang menarik, sehingga engagement dengan pelanggan yang diharapkan belum tercapai secara optimal. Platform media sosial yang digunakan difokuskan pada platform Instagram sebagai platform media sosial utama dari StartUp pendidikan Binar Calistung. Tahap 2: Pelatihan Bisnis Model Canvas dan Pendampingan Penyusunan Konten Kreatif Tahap selanjutnya adalah penyampaian materi pelatihan mengenai Business Model Canvas dan materi rencana pemasaran dengan membuat content planning pada media sosial mitra. Business Model Canvas terdiri dari Sembilan building blocks yang diolah menjadi sebuah format yang berhubungan satu sama lain. Sebagian ide dimulai dengan masalah mitra yang teridentifikasi dari hasil analisa sebelumnya, kemudian mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan memetakan kembali bisnis model yang dijalankan oleh StartUp pendidikan Binar Calistung. Pemaparan materi Business Model Canvas mengkategorikan 4 bagian pokok utama (Value Proposition, Konsumen, Infrastruktur, Profit Driver). Tahap 3: Uji Coba dan Evaluasi Tahapan terakhir adalah uji coba dan evaluasi content planning pada media sosial StartUp pendidikan Binar Calistung secara langsung selama 1 bulan untuk kemudian dievaluasi lebih lanjut sebagai acuan continues improvement bentuk pemasaran selanjutnya. Berdasarkan data insight dari platform Instagram StartUp Binar Calistung, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan dalam jumlah engagement rate sebanyak 33.1%, menjangkau akun sebanyak 9.589 atau mengalami kenaikan sebanyak 34.7% dari sebelumnya dengan jumlah total pengikut saat ini 34.4 ribu followers. Hal ini dapat dikatakan bahwa praktek pemasaran yang dilakukan oleh StartUp pendidikan Binar Calistung sudah membuahkan hasil ataupun kemajuan. Terima kasih kepada: Binar Calistung ( Budiman & Nani Nurhasanah ) – Tim Pelaksana: Ketua: Rima Febriani S.I.Kom, M.A.B (NIP : 20880014) Anggota: Widia Nur Utami B. S.Ds., M.Ds (NIP : 14880077) Dr. Fajar Ciptandi, S.Ds., M.Ds (NIP : 14860096 ) Anggota Mahasiswa: Agnes Herlyn Eka Putri (NIM : 1605202021) ——
Pengembangan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Workshop Play-Based Learning Dan Perancangan Produk Kriya Kreatif Untuk Mendukung Rencana Pengembangan Unit Usaha Sekolah
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Pendidikan anak usia dini yang dimulai dari usia 0-6 tahun, merupakan fase Pendidikan yang paling penting sebagai dasar untuk pendikan-pendikan selanjutnya. Salah satu aspek penting dalam Pendidikan usia dini adalah berkembangnya kemampuan motorik halus secara optimal. Kemampuan motorik halus adalah perkembangan gerak yang meliputi otot kecil dengan koordinasi mata-tangan, yang umumnya terjadi lebih lamban dari perkembangan motorik kasar. Pentingnya melatih kemampuan motorik halus sangat disadari oleh TK Islam Cendekia Gemilang. Oleh karena itu, TK Islam Cendekia Gemilang aktif menyiapkan beragam kegiatan untuk melatih kemampuan motorik halus agar berkembang optimal, salah satunya dengan kegiatan menggambar. Namun sayangnya, kegiatan menggambar yang menjadi favorit para siswa/I lambat laun menjadi kegiatan yang monoton. Para staff guru pengajar membutuhkan varian kegiatan baru untuk mendorong semangat para siswa/I dalam menggambar. Melalui pendampingan ini, tim pengabdian masyarakat Telkom University akan melakukan pendampingan kegiatan dengan menerapkan metode play-based leraning atau bermain sambil belajar, yang fokus pada hakekatnya seorang anak yang senang untuk bermain. Kegiatan ini akan menerapkan lima area permainan yaitu Creative play, Dramatic play, Exploratory play, Manipulative play, dan Sensory play sehingga kegiatan menggambar dapat menjadi lebih menarik dan memberikan variasi kegiatan untuk stimulus kemampuan motorik halus yang baru. Hasil dari pendampingan ini berupa gambar yang kemudian akan diaplikasikan melalui teknik tekstil menggunakan kertas transfer (transfer paper) di atas permukaan produk. Produk yang akan dikembangkan adalah kaos seragam perpisahan siswa/i. Dengan mengaplikasikan gambar masing-masing pada produk yang akan digunakan untuk acara istimewa, diharapkan para siswa/I memiliki rasa kepemilikan yang tinggi sehingga dapat menjaga produknya dengan baik. Gambar anak yang khas dapat menjadi pemanis produk dan memberikan nilai estetika pada produk tersebut. Selain itu, kemudahan dan keterampilan mengaplikasikan kertas transfer (transfer paper) diharapkan dapat dikuasi oleh para staff guru pengajar guna membantu rencana pengembangan unit usaha sekolah. Para staff guru pengajar belum memiliki ide terkait pengembangan produk kreatif untuk dipasarkan pada unit usaha sekolah. Harapannya, melalui pendampingan ini, para staff guru pengajar dapat melanjutkan pengembangan terkait teknik dan produk kreatif tersebut. Terima Kasih Kepada : TK Insan Cendekian Gemilang dan Yayasan Berkah Madani Gemilang Aulia Rachmatya Astri Afrilia Tim Pelaksana : Ketua: Widia Nur Utami B. (NIP : 14880077) Anggota: Rima Febriani (NIP : 20880014) & Faradillah Nursari (NIP : 158800431) Anggota Mahasiswa: Reina Ramadhani (NIM : 1605201068) Juniar Angelin B. R. (NIM : 1605200025) Agnes Herlyn Eka Putri (NIM : 1605202021)
WORKSHOP KREASI KAIN (TIE DYE) BERSAMA IBU-IBU PKK DI DESA CIMAREME PADALARANG
Kampung Cempaka, Desa Cimareme merupakan sebuah lokasi yang berada di Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Terpadat kelompok ibu-ibu PKK yang aktif dan melakukan kegiatan pelatihan yang dikoordinir langsung oleh ketua PKK kampung Cempaka. Kelompok ibu-ibu PKK memiliki semangat dalam mempelajari hal-hal baru, hingga saat ini kegiatan yang cukup sering dilakukan adalah fokus pada masak memasak, dan juga mengolah limbah rumah tangga. Ketua PKK desa Cempaka, Dini Lestari, menginisiasi untuk adanya kegiatan yang bermacam-macam sebagai bekal pengetahuan untuk para ibu-ibu PKK agar bisa melakukan kreasi hingga menjadi hobi yang dapat menghasilkan. Melalui workshop ini, ibu-ibu PKK akan dibekali pengetahuan menghias kain sederhana yang dapat dilakukan di rumah masing-masing. Para ibu-ibu PKK diajarkan untuk menghias kain dengan teknik Tie Dye yang dokus pada kreasi ikatan, teknik ini menarik dan cukup sederhana untuk dilakukan di rumah dan tidak terlalu membutuhkan alat dan bahan yang sulit, dengan harapan sebagai pengetahuan awal bagi para ibu-ibu PKK dalam mencoba kreasi kain untuk pertama kalinya. Pemilhan teknik kreasi kain tie dye juga cukup mudah untuk dicoba kembali oleh ibu-ibu di rumah, bahan-bahannya pun dapat dibeli di toko terdekat, sehingga ibu-ibu pkk dapat melanjutkan eksplorasi teknik kreasi kain tie dye sebagai hobi, ataupun dapat dijadikan ide usaha. Terima Kasih Kepada : Ketua Ibu-Ibu PKK Desa Cimareme: Astri Afrilia — Tim Pelaksana : Tiara Larissa, S.Ds., M.Ds. (NIP: 23950014) Anggota Mahasiswa: Juniar Angelin B. R. (NIM : 1605200025) —