Membangkitkan Eksistensi Komunitas Kreatif Dwaya Manikam Melalui Strategi Pembekalan Keterampilan Kriya

Membangkitkan Eksistensi Komunitas Kreatif Dwaya Manikam Melalui Strategi Pembekalan Keterampilan Kriya

Kelurahan Cicadas yang terletak di pusat Kota Bandung merupakan kawasan urban yang memiliki tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi, sehingga secara umum jika dilihat dari segi potensi Sumber Daya Manusia, maka Cicadas memiliki jumlah masyarakat usia produktif yang besar.  Akan tetapi faktanya potensi yang besar tersebut belum teroptimalkan dengan baik melihat masih tingginya jumlah masyarakat usia produksti yang menjadi pengangguran dan buruh lepas.  Salah satu upaya untuk mendorong masyarakat tersebut agar dapat keluar dari kondisi tersebut dan mencapai kesejahteraan adalah dengan menciptakan wadah-wadah yang positif dalam bentuk komunitas yang di dalamnya berisi kegiatan-kegiatan positif untuk membekali mereka keterampilan dan pengetahuan.

Pada tahun 2012 sebuah komunitas kreatif bernama Dwaya Manikam hadir diinisiasi oleh sekelompok perempuan yang berasal dari kawasan Cicadas, dengan memberikan berbagai kegiatan positif berupa pembekalan keterampilan menjahit dan mengolah limbah perca untuk dijadikan berbagai produk aksesoris fesyen. Kegiatan ini mendapat dukungan secara penuh dari pihak kelurahan setempat.  Bahkan sejak awal berdiri hingga tahun 2014 Komunitas Dwaya Manikam ini aktif mengadakan berbagai pelatihan, pameran, dan workshop. Dengan demikian masyarakat di Cicadas, khususnya kaum wanita dapat betul-betul merasakan dampak manfaat dari kegiatan ini.

Akan tetapi sejak tahun 2015 hingga kini telah terjadi penurunan eksistensi komunitas Dwaya Manikam tersebut.  Kegiatan-keiatan yang sebelumnya secar aktif diselenggarakan mulai tidak berjalan, salah satunya disebabkan oleh kurang adanya inovasi pada kegiatan tersebut, khususnya dalam hal pembekalan keterampilan dan pengetahuan yang diberikan, sehingga memicu peserta dalam komunitas tersebut mengalami kejenuhan.  Program kegiatan di merupakan salah satu faktor yang berperan sangat penting untuk mempertahankan keberlangsungan suatu kelompok / komunitas.  Maka, penting untuk memberikan program-program pembekalan keterampilan yang selain dibutuhkan juga menarik, sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kembali eksistensi dari komunitas tersebut.

Para tanggal 27 dan 28 Maret 2019 lalu beberapa tim dosen dari Fakultas Industri Kreatif, Program Studi Kriya, Universitas Telkom, digawangi oleh Fajar Ciptandi melakukan kegiatan pengabdian masyarakat kepada komunitas tersebut dalam rangka meningkatkan eksistensinya melalui proses pendampingan keterampilan kriya untuk menghasilkan inovasi produk yang menjadi salah satu identitas dari komunitas tersebut.  Kegiatan tersebut bertempat di gedung pertemuan Kelurahan Cicadas, beralamat di Gang Proklamasi, Jalan Asep Berlian, Cicadas-Bandung dan dihadiri oleh beberapa orang Ibu-bu anggota komunitas Dwaya Manikam tersebut.

Gambar 1. Foto kegiatan Pengabdian kepada Masyakat (Sumber: Penulis)

Secara Umum kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, dan mendapatkan feedback cukup baik dari seluruh peserta. Analisa perbandingan antara permasalahan masyarakat sasar terhadap keseluruhan hasil yang dicapai dari segi luaran telah mampu mencapai sesuai dengan yang diharapkan, dimana telah terbukti dari proses eksperimen yang dilakukan telah berhasil mewujudkan produk inovatif berupa handbook yang unik dan eststis.

Gambar 2. Foto Produk handbook pengembangan hasil pembekalan keterampilan kriya kepada komunitas Dwaya Manikam (Sumber: Penulis)

Hal ini menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan keteramilan dari para anggota komunitas tersebut jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Sementara itu dari segi feedback masyarakat sasar menunjukan adanya penerimaan yang baik ketika program ditawarkan, serta ada respon positif dari masyaarakat sasar dengan mau melaksanakan arahan-arahan yang diberikan.  Tak hanya itu, tanggapan dari feedback pun menunjukan adanya motivasi tinggi dari pihak masyarakat sasar untuk terus terlibat jika dilaksanakan kegiatan sejenis.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Ruas yang wajib ditandai *