Sharing Knowledge “Kreatif Berkarya Mengolah Produk Tekstil dan Menciptakan Peluang Usaha Kecil Mandiri di Era Pandemi”
Pelatihan Teknik Cetak pada Material Tekstil untuk Perancangan Produk Berbasis Kriya sebagai Upaya Pemberdayaan Komunitas
Pengembangan Perlengkapan Ibadah Berupa Desain Mukena Untuk Masa Pandemi Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
Mukena merupakan sebuah perlengkapan ibadah bagi wanita muslim yang digunakan untuk menutup aurat dari atas kepala hingga ujung bawah kaki. Pada saat ini, jenis – jenis mukena sangat beragam, mulai dari bentuk, material hingga nilai fungsi dari mukena tersebut. Melihat kondisi saat ini, banyak aktivitas ataupun kegiatan yang diberhentikan sementara guna mencegah penyebaran Covid-19 yang sedang menimpa beberapa negara saat ini. Akan tetapi, tidak sedikit masyarakat yang tetap harus keluar untuk memenuhi tanggung jawab dalam menafkahi keluarganya, hal tersebut tidak hanya menimpa para kaum pria saja, namun juga banyak wanita yang mengalaminya. Berdasarkan fenomena tersebut, perlu adanya upaya untuk mencegah penularan virus pada orang tersebut. Salah satunya yaitu dengan menciptakan inovasi desain mukena dengan material yang dapat menahan droplet/ cairan sehingga lebih higienis. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, dosen Program Studi S1 Kriya memberikan pelatihan dalam bentuk online kepada kelompok santri dan masyarakat pesantren Sirajul Huda yang berada di Parung – Serab, Soreang, Jawa Barat, mengenai alternatif material untuk mukena yang sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan baru akan alternatif produk mukena yang dapat meningkatkan penghasilan serta kesejahteraan bagi pesantren, santri dan juga masyarakat sekitar. https://youtu.be/0ay2BerpZcY?t=7
Sharing Knowledge “Membangun Kreativitas Anak Muda di EraPandemi Covid-19 Agar Tetap Produktif Berkarya” bersama Masyarakat Sasar Komunitas Bikin Lingkaran, Yayasan Cerdas Muslim (Batununggal)
Bikin Lingkaran adalah sebuah perpanjangan tangan dari Yayasan Rumah Cerdas Muslim (RCM) yang dikhususkan untuk pemudi. Bikin Lingkaran bergerak dalam berbagai bentuk kegiatan positif dalam rangka mengajak pemudi untuk mandiri dan berkarya. Bikin Lingkaran menjadi jembatan untuk remaja khususnya pemudi untuk tetap berkarya dan berprestasi di zaman milenial ini dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam. Namun selama hampir dua belas minggu setelah ditetapkan sebagai masa tanggap darurat COVID- 19, dan diputuskan aturan untuk menyelenggarakan pembelajaran dari rumah atau School From Home (SFH), sedikit banyak mempengaruhi proses kreatif para anggota Bikin Lingkatan dan berdampak pada produktifitas sehari-hari. Mengingat peraturan SFH khususnya di Jawa Barat resmi akan diperpanjang hingga awal tahun 2021 mendatang, hal ini menjadi perhatian untuk mengadakan pelatihan selama masa pandemi ini. Kegiatan pengabdian masyarakat dibagi menjadi tiga tahapan yang akan dilakukan secara berkelanjutan hingga tahun depan. Pada tahap pertama ini kami fokus untuk membidik sisi psikologis melalui sharing knowledge yang akan dilakukan melalui media platform digital (aplikasi) untuk para anggota komunitas Bikin Lingkaran agar dapat lebih termotivasi untuk tetap kreatif dan produktif. Bekerjasama dengan professional di bidangnya yaitu psikolog sekaligus dosen di bidang desain, besar harapan kami agar dapat membantu komunitas Bikin Lingkaran siap menghadapi masa pandemi sehingga para anggota Bikin Lingkaran dapat terus dapat beradaptasi dan semangat menghadapi kondisi New Normal atau masa Adaptasi Kebiasaan Baruyang belum dapat diprediksi hingga kapan berakhir. Dalam sharing knowledge ini kami mengambil tema Kenali Diri, Optimalkan Potensi, bersama narasumber Listia Rahmandaru G., M.Psi. Listia berbagi mengenai karakter manusia yang terdiri dari beberapa kategori menurut teori psikologi. Dimana setiap kategori memiliki cara berpikir, belajar, serta beradaptasi yang berbeda-beda. Dari perbedaan itulah, Listia mencoba mengarahkan para anggota Bikin Komunitas untuk dapat mengenal lebih jauh karakter masing-masing dan mencoba menemukan metode yang pas ketika menghadapi emosi. Karena sejatinya emosi yang berasal dari kata emotion yang berarti energy motion, sudah seharusnya energi dapat tersalurkan dengan baik. Bagaiamana untuk menyalurkan emosi dengan tepat, hal inilah yang belum banyak diketahui. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dapat memahami karakter masing-masing. Oleh karena itu, kami para tim pelaksana Pengabdian Masyarakat sepakat membawa isu penting untuk mengenal karakter diri lebih dalam pada sharing knowledge kali ini. Kami percaya, ketika seseorang secara psikologis sudah siap, maka akan siap untuk melakukan aktivitas lainnya. Setelah tahap pertama memperkuat dari sisi psikologis, selanjutnya akan diarahkan ke tahap kreatif pada tahun depan. Tujuan akhir dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para anggota Bikin Lingkaran agar tetap dapat bertahan selama pandemi dengan cara kreatif. Kata kunci: COVID-19, kreatif, produktif, psikologis, new normal Video sharing knowledge ‘Kenali Diri, Optimalkan Potensi’, dapat disimak selengkapnya pada:Akun Youtube S1 Kriya Tel-UAtau pada link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=JX27PCQrcgw Terima kasih kepada:Tim Bikin Lingkaran dan para anggotaSyahida Nisa, selaku perwakilan Bikin Lingkaran Tim pelaksana:Widia Nur Utami B, S.Ds.,M.Ds / NIP.14880077 (Ketua)Morinta Rosandini, S.Ds., M.Ds / NIP. 14860089 (Anggota)Aldi Hendrawan, S.Ds., M.Ds / NIP.14850044 (Anggota)Erien Septiani / NIM.1605181028 (Anggota)Vathya Dzannurazkia / NIM.1605184010 (Anggota)
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kemasan Plastik Makanan Sebagai Media Kegiatan Berkebun Dalam Rangka Tetap Positif Walau Di rumah saja (Darurat COVID-19)
Berawal dari mewabahnya COVID 19 yang melanda Indonesia sehingga menimbulkan dampak positif maupun negatif untuk kita terutama untuk ibu rumah tangga. Salah satu dampak positif dari pandemi ini ialah perubahan pola hidup sehari-hari, yang biasanya kegiatan yang kita lakukan diluar rumah sekarang lebih dominan dilakukan didalam rumah atau lingkup yang lebih kecil lagi, seperti dalam keluarga. Untuk mengurangi kejenuhan akibat perubahan pola hidup tersebut, maka berkebun dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk ibu rumah tangga dalam mengisi waktu luang agar lebh bermanfaat sambil mengembangkan kreativitas yang ada. Oleh karena itu, pada pengabdian masyarakat yang dilakukan pada bulan November 2020, dosen dan mahasiswa program studi S1 Kriya Telkom University berkesempatan untuk mengajarkan kepada ibu rumah tangga kelompok ibu rumah tangga cerdas muslimah di Bandung melalui pelatihan pemanfaatan limbah kemasan plastik makanan sebaga bahan alternatif pembuatan pot tanaman yang dilakukan secara virtual. Pot tanaman merupakan salah satu media dasar yang digunakan sebagai pelengkap dalam berkebun. Melalui penggunaan teknik dan material yang sederhana, teknik tersebut dapat menghasilkan sebuah produk dengan nilai jual tinggi. Salah satu teknik yang dapat diaplikasikan adalah teknik interlocking. Teknik interlocking merupakan teknik kuncian yang menggabungkan komponen atau modul sehingga dapat dengan mudah ditukar atau digantikan untuk menghasilkan struktur yang lebih besar dan menjadi satu kesatuan yang kokoh. Menggunakan teknik yang sederhana serta pemanfaatan material limbah yang ada seperti bungkus kopi. Dalam hal ini pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pendampingan dalam proses produksi pembuatan pot tanaman. Kegiatan ini diharapkan dampak memberikan dampak baik wawasan, keterampilan, dan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid 19 ini.
Hibah Anti-Spitting Hat sebagai Upaya Pencegahan Virus COVID-19 bagi Pelaku Usaha di Kawasan Rest Area Pasir Jambu
Aktifitas warga di luar rumah merupakan salah satu faktor yang memiliki resiko terbesar dalam penyebaran virus Covid-19. Namun hal ini sulit untuk dihindari karena desakan faktor ekonomi. Para pelaku usaha yang secara intens melakukan kontak langsung dengan masa memiliki resiko yang lebih besar untuk terpapar dan menyebarkan virus Covid-19. Ancaman tersebut juga dirasakan oleh para pelaku usaha di sentra UKM Rest Area Pasirjambu, Ciwidey, yang secara aktif berinteraksi langsung dengan banyak orang dan pengunjung dari berbagai daerah. Dalam upaya pecegahan permasalahan tersebut, tim dari Telkom University melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa hibah anti-spitting hat pada para pelaku usaha di Rest Area Pasir Jambu. anti-spitting hat berfungsi untuk melindungi bagian wajah dari droplet yang dapat meneababkan penularan. Bentuk topi dipilih agar dapat menutupi kepala secara penuh, walaupun menurut WHO belum ada bukti penyebaran virus melalui udara, hal ini dilakukan sebagai antisipasi dan upaya untuk menjaga kebersihan para pelaku usaha. Selain itu bentuk topi juga dapat lebih paraktis digunakan, berkesan trendy serta dapat berintegrasi dengan seragam dari sentra UKM tersebut.
Pengembangan Reusable Mask dengan Teknik Surface Textile
Pada masa pandemi Covid-19, World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan anjuran untuk menggunakan masker non medis bagi seluruh masyarakat yang sehat (tidak terpapar virus). Seiiring dengan kondisi tersebut, terdapat permintaan pasar yang cukup tinggi untuk kebutuhan masker, terutama setelah pemerintah mewajibkan setiap masyarakat untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Peluang tersebut menyebabkan produksi masker non medis ini terus ditingkatkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan jumlah masyarakat yang besar, diperlukan pula masker kain dengan jumlah yang besar, untuk itu hal ini dapat menjadi peluang usaha khususnya bagi masyarakat yang terimbas covid-19 dan kehilangan perkerjaan atau pendapatan. Disisi lain semakin gencarnya produksi masker, tentunya membuat persaingan produk masker menjadi semakin tinggi. Sehingga diperlukan suatu rancangan masker yang dapat memenuhi kualitas, fungsi dan value untuk bersaing di pasaran. Untuk itu kami tim pengabdian masyarakat Telkom University Program Studi Kriya , mengembangkan produk reusable mask dengan eksplorasi teknik surface textile. Produk tersebut merupakan pengembangan alternatif produk masker yang dapat dikembangkan oleh kelompok usaha kecil salah satunya yaitu ibu-ibu kelompok mawar 15 yang bertempat di Kp. Sodong Rw.15. Ds. Kerta Jaya, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat membantu memberikan bekal untuk mengembangkan keterampilan serta pendapatan di masa tanggap darurat covid-19. Proses kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan secara tidak langsung, sesuai dengan anjuran pemerintah. Untuk kelancaran kegiatan kami melakukan komunikasi melalui aplikasi jejaring yang dimiliki oleh peserta serta media modul sebagai alat penyampaian materi, sebab tidak semua ibu-ibu kelompok ini terhubung dengan aplikasi jejaring berupa gawai. Kegiatan berlangsung pada tanggal 15 sampai dengan 22 Mei 2020, dengan proses kegiatan mulai dari menyiapkan pola, memotong, menjahit hingga pembuatan eksplorasi teknik surface textile pada produk. Hasil produk reusable mask ini telah dijual dan cukup diminati oleh masyarakat sekitar sehingga saat ini mulai diproduksi ulang dan dipasarkan dalam skala kecil.
PENGEMBANGAN DESAIN INOVASI MOTIF BATIK GANASAN (Masyarakat Sasar UMKM BATIK GANASAN, Kec. Binong, Kab. Subang, Prov. Jawa Barat)
Subang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Indramayu di timur, Kabupaten Sumedang di tenggara, Kabupaten Bandung Barat di selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang di barat. Subang secara budaya tidak memiliki akar budaya membatik pada tradisinya. Namun, berdasarkan pengakuan UNESCO tersebut, dpemerintah daerah berinisiatif untuk mewujudkan karakteristik Subang melalui kreativitas membatik dan produk batik berakarakter tradisi Subang. Gambar 1 UMKM Batik Ganasan, Subang Melalui PERDA 2010 tersebut, Bapak Mulyana sebagai salah satu warga Subang, menggagas UMKM Batik Ganasan yang merupakan salah satu unit bisnis yang berherak di bidang batik. UMKM tersebut mulai berdiri di akhir tahun 2012, terletak di Desa Nanggerang, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang. Bapak Mulyana sebagai motor dari unit ini berupaya untuk menampilkan ciri khas Subang sebagai keunggulan produk batiknya. Hingga saat ini UMKM Batik Ganasan menjadi salah salu UMKM binaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subang yang memiliki reputasi paling baik. Dari segi motif Batik Ganasan memiliki beragam variasi motif yang didominasi oleh motif Nanas sebagai trademark kota Subang, juga terdapat motif guci yang menjadi artefak yang pernah ditemukan di Subang serta motif Sisingaan yang merupakan budaya asli dari tradisi ke-Sunda-an. Lembaran kain produk batik Ganasan sudah banyak dilirik dan dipakai oleh instansi pemerintah untuk digunakan sebagai seragam dinas. Namun, dari sekian banyak motif yang sudah dihasilkan oleh pengrajin di UMKM Batik Ganasan, hanya baru 3 motif yang di HAKi kan dan selebihnya masih belum terdokumentasikan dengan baik. Sekitar 50 lebih motif belum didokumentasikan baik padahal memiliki filosofi motif dari setiap komposisinya yang perlu diabadikan dengan baik untuk mendukung pengembangan motif serta pelestarian kebudayaan Subang. Dari sisi teknik pengolahan batiknya masih belum ada perkembangan yang inovatif, Bapak Mulyana mengungkapkan bahwa beliau membutuhkan inovasi baru pada desain motif, khususnya dengan menggunakan inspirasi kegiatan budaya lokal Nadran. Berdasarkan keterangan dari Bapak Mulyana, Nadran adalah upcara adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat pesisir laut Desa Blanakan Kabupaten Subang, tradisini ini dilakukan setiap tahunnya dalam upaya menghormati dewa laut. Inspirasi Nadran ini dapat menjadi salah satu referensi inovasi karya baru dari koleksi UKM Batik Subang. Dengan adanya hal tersebut, tim dosen dari Program Studi Kriya Tekstil dan Mode melakukan pengembangan desain inovasi pada motif batik Subang, khususnya pada UMKM Batik Ganasan. Inspirasi desain diambil dari salah satu tradisi lokal Nadran. Berikut merupakan proses kreatif dari penciptaan motif inovasi : Gambar 2 Inpirasi desain Motif Dari inspirasi tersebut dibuatlah pengembangan desain dengan stilasi yang sesuai dengan karakter motif batik Ganasan. Menggunakan warna-warna bumi dan laut, dengan tetap mempertahankan karakter stilasi buah Nanas sebagai identitas Batik Ganasan. Berikut pengembangan desain dari motif batik Ganasan dengan tema Nadran : Motif Nadran 1 Nadran 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 2 Nadran 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 3 Nadran 3 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Motif Nadran 4 Nadran 4 Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020 Dengan adanya pengembangan ini diharapkan menambah referensi desain motif kepada UKM untuk memberikan alternatif baru pada ragam motif yang sudah ada sebelumnya. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi UKM, terlebih lagi setelah pandemi berakhir, upaya strategi pengembangan UKM pun harus kuat, dengan adanya referensi motif baru untuk UKM Batik Ganasan, akan mempercepat pemulihan krisis ekonomi pada bisnis dan meningkatkan gairah jual beli kembali di UMKM Batik Ganasan pasca pandemic COVID-19.
Pemanfaatan Teknologi 3D Printing untuk Pembuatan Alat Pelindung Diri Berupa Faceshield bagi Para Tenaga Medis di Daerah Terdampak Covid-19
Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir, bantuan fasilitas Alat Pelindung Diri (APD) bagi para pelaksana pelayanan kesehatan di daerah masih dirasakan kurang, karena pasokannya yang sedikit dan distribusi yang masih diutamakan bagi daerah yang menjadi episentrum kasus pandemi ini. Padahal APD sangat diperlukan terutama bagi para tenaga medis yang mau tidak mau harus berhadapan langsung dengan pasien tidak terkecuali dimanapun fasilitas kesehatan itu berada. Hal inilah yang melatarbelakangi tim pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya untuk berkolaborasi dengan Infinomedia Studio yang merupakan salah satu studio seni rupa intermedia di Bandung untuk memproduksi APD berupa faceshield dengan menggunakan teknologi 3D printing bagi para petugas medis di Puskesmas yang merupakan meeting point pertama dengan pasien. Seperti yang sudah diumumkan oleh Gubernur Jawa Barat sebelumnya bahwa sejumlah Kota dan Kabupaten di Jabar akan melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dikarenakan di daerah tersebut sudah ditemukan suspect positif yang terinfeksi virus COVID-19. Masyarakat sasar pada kegiatan ini adalah tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah yang merupakan tiga fasilitas kesehatan di Kabupaten Bandung yang akan melaksanakan PSBB dalam waktu dekat ini. Maka dari itu pemilihan masyarakat sasar kegiatan ini berdasarkan atas kebutuhan para tenaga medis di daerah ini yang masih kekurangan bantuan APD sehingga program ini dapat lebih bermanfaat dan tepat guna dalam rangka pencegahan penularan COVID-19 sekarang.
PEMANFAATAN MESIN 3D PRINTING DALAM PRODUKSI APD (FACE SHIELD) UNTUK DOKTER GIGI DI ERA COVID – 19 PADA ANGGOTA PDGI KOTA CIMAHI
Berdasarkan pendataan yang tim prodi Kriya lakukan terkait pandemi COVID-19 kepada Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang kota Cimahi, diperoleh informasi bahwa kebutuhan fasilitas penunjang dalam bekerja seperti Alat Pelindung Diri (APD) belum memadai, sedangkan jadwal praktek dokter gigi setiap pekannya di masa pandemik ini masih terbilang padat. Pada praktek keseharian, tenaga kerja profesional Dokter Gigi memiliki resiko yang tinggi terpapar virus COVID -19. Seperti yang kita ketahui, area mulut dan gigi merupakan sumber utama yang menjadi awal mula penyebaran virus COVID -19 ini. Face Shiled adalah salah satu alat pelindung diri yang dapat membantu menghindarkan terpaparnya percikan droplet sebagai penyebaran secara langsung terhadap manusia khususnya bagi para tenaga medis dalam melakukan aktivitas pekerjaan hariannya. Hingga kini juga semakin banyak staff medis yang mulai terpapar oleh virus ini karena kekurangan APD yang layak. Sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi, pihak Kampus Telkom berperan serta untuk melakukan upaya yang dapat memutus rantai penyebaran COVID -19. Bentuk dari upaya terseput salah satunya ialah membuat serta menyalurkan APD (Face Shield) untuk dokter gigi. APD berupa Face Shield diproduksi dengan mesin 3D Printing. Kerjasama produksi dilakukan dengan PT. Infinomedia. Face Shiled termasuk jenis APD yang dinilai efektif dan efisien pada penggunaannya, karena produk ini dapat dipakai berulang kali dengan cara menstrelisasi bagian frame dengan alkohol atau pembersih lainnya. Pada level ini Face Shield yang dihasilkan diharapkan tidak hanya dapat mencegah percikan atau droplet saja, namun diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi masker yang dirasa kurang memiliki tingkat kenyamanan dalam penggunaan aktivitas kerja sehari – hari. Dengan adanya program ini diharapkan tim pengabdian masyarakat Telkom University dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang berada di garda terdepan dan berada dalam zona merah pandemi COVID-19. Sehingga setidaknya dapat menjadi salah satu solusi pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat dan Kota Bandung serta kota Cimahi khususnya. Target luaran dari kegiatan ini adalah produk Alat Pelindung Diri berupa Face Shield, publikasi populer di website / blog, serta luaran tambahan berupa dokumentasi lengkap berupa foto dan video. Feedback Video dari PDGI Kota Cimahi : IMG_3204.TRIM
Pelatihan Teknik Macramé pada Siswa-Siswi SMA NEGERI 8 BANDUNG
Trend workshop class dengan tema craft di Bandung mulai meningkat beberapa tahun ini. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya permintaan yang tinggi oleh masyarakat terhadap pengadaan event workshop class tersebut. Macrame menjadi salah satu workshop class yang diminati oleh masyarakat sejak tahun 2017. Macrame sendiri merupakan salah satu teknik reka rakit tekstil (structure textile design) dengan proses simpul menyimpul dengan menggunakan tali-temali. Teknik ini popular untuk diterapkan diterapkan sebagai produk kreatif, salah satunya adalah produk aksesoris fesyen. Berdasarkan data di lapangan, saat ini semakin banyak orang yang tertarik untuk menggeluti macramé sebagai peluang bisnis. Para penggiat macramé menilai potensi bisnis macrame masih sangat luas karena permintaan yang terus berdatangan untuk pembuatan lembaran macramé baik yang diperuntukkan sebagai aksesoris fesyen maupun elemen home décor. Maka dari itu, tidak heran jika permintaan untuk mengadakan workshop class macramé meningkat mengingat potensinya sebagai salah satu industri kreatif yang dapat berkontribusi terhadap permasalahan sosial di masyarakat dengan menyediakan lapangan kerja baru. Indonesia perlu menumbuhkan kewirausahaan karena saat ini jumlah wirausaha di Indonesia relatif masih kecil, hanya 1,65 % dari total penduduk dengan pendapatan perkapitanya 3.600 dollar AS pertahun. Agar mencapai jumlah yang ideal, perlu diupayakan untuk menumbuhkan kewirausahaan khususnya di kalangan generasi muda. Salah satu aspek penting dalam kewirausahaan adalah adanya keterampilan atau skill yang mumpuni. Berdasarkan hal tersebut, tim dosen Kriya Tekstil dan Mode, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom bekerja sama dengan salah satu SMA Negeri 8 Bandung yang memiliki ekstra kurikuler di bidang seni budaya, memberikan stimulasi kreativitas melalui program pelatihan kepada peserta didik di lingkungan SMA yang merupakan bagian dari generasi muda. Pelatihan yang diberikan berupa pengetahuan dasar mengenai teknik macramé yang nantinya dapat diaplikasikan sebagai produk akesoris fesyen maupun produk home décor. Pelatihan yang diberikan kepada siswa-siswi SMA Negeri 8 Bandung dilaksanakan pada 8 Maret 2019 di Kampus SMA Negeri 8 Bandung Jl. Solontongan no.3, Buah batu, Bandung. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari pihak sekolah yang diwakili oleh siswa dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik Drs. H. Yudin Wahyudin, M.Pd. Gambar 1. Sambutan dari pihak mitra Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap. Pertama, kuliah umum tentang peranan generasi muda dalam pembangunan bangsa melalui pengembangan sektor ekonomi kreatif dengan menciptakan peluang bisnis di bidang kreatif atau creativepreneurship. Gambar 2. Sesi kuliah umum Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Dalam sesi kuliah umum ini juga para peserta diberi materi pengenalan berbagai teknik pengolahan tekstil yang dapat diaplikasikan pada perancangan produk kreatif. Selanjutnya, praktik salah satu teknik desain struktur tekstil yaitu teknik simpul atau macramé. Pada tahap ini siswa melihat demonstrasi mengenai persiapan dan mekanisme teknik macramé itu sendiri yang meliputi 3 simpul dasar yaitu simpul kepala, simpul pipih (square knot) dan simpul half hitch. Setelah pemaparan mengenai simpul dasar macramé dilanjutkan dengan workshop pengaplikasian teknik ini menjadi lembaran. Pada tahap ini dipaparkan pula infomasi mengenai bahan atau material yang biasa digunakan dengan teknik macramé. Gambar 3. Contoh presentasi prototype produk kreatif berupa bros Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Tahap terakhir adalah evaluasi dan diskusi pembahasan potensi karya, yang diikuti oleh Tim pelaksana dan para peserta kegiatan Abdimas. Sesi evaluasi dan pembahasan karya ini bertujuan untuk menganalisa potensi pengaplikasian teknik macramé pada produk fashion atau aksesoris fesyen berdasarkan kajian visual dan teknis dalam proses workshop. Selain itu pada sesi ini disajikan juga kesan dan pesan dari para peserta terhadap kegiatan yang diselenggarakan ini.
Pengabdian Masyarakat Prodi KTM Universitas Telkom: Pengembangan Modular Bunga Menjadi Arm Chain Sebagai Pelengkap Aksesoris Busana Modest Untuk Kelompok Ibu Rumah Tangga Kompleks Griya Saluyu
Berbicara mengenai proses kreatifitas, tidak hanya bisa dilakukan oleh pelaku – pelaku kreatif tapi kini bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak menutup kemungkinan misalnya bisa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga sekalipun. Dimana seorang ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang yang lebih banyak sehingga menjadi salah satu alternatif solusi yang digunakan untuk mengisi kegiatan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan mengasah kreatifitas dan pengetahuannya. Selain dapat membuat sesuatu untuk dirinya sendiri, hal ini dapat meningkatkan perekonomian dengan cara yang sederhana. Dalam prosesnya, ibu rumah tangga yang memiliki waktu senggang membutuhkan cara, referensi dan edukasi dalam menemukan kreasi baru untuk membuat sebuah produk dengan nilai jual yang cukup baik. Pada pengabdian masyarakat yang dilakukan pada bulan Oktober 2019, dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya berkesempatan untuk mengajarkan kepada ibu rumah tangga kelompok PKK di Komplek Griya Saluyu, Bandung, keterampilan membuat aksesoris untuk busana muslim berupa arm chain. Arm chain merupakan salah satu aksesoris fesyen yang digunakan sebagai pelengkap atau penunjang dalam penampilan khususnya dibagian tangan. Dalam proses pembuatannya teknik dan material yang sederhana dapat mengasilkan sebuah aksesoris yang indah dan bernilai jual tinggi. Salah satu teknik sederhana yang dapat diaplikasikan diantaranya teknik layering, modular, burning dan bidding. Menggunakan material yang sederhana, keempat teknik tersebut dapat dilakukan secara individu, dengan komposisi dan pemanfaatan karakter kain, keempatnya dapat dikombinasikan dan membentuk sebuah embellishments 3 Dimensi untuk aksesoris fesyen. Hal tersebut dapat menjadi salah satu alternatif solusi yang digunakan untuk mengisi kegiatan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan mengasah kreatifitas dan pengetahuannya. Selain dapat membuat sesuatu untuk dirinya sendiri, hal ini dapat meningkatkan perekonomian dengan cara yang sederhana. Dalam hal ini pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pendampingan dalam proses produksi aksesoris fesyen khususnya arm chain. Kegiatan ini diharapkan dapat memberi dampak baik wawasan, keterampilan, pertumbuhan ekonomi, serta keefektifan waktu. Serta dapat menjalankan proses transfer ilmu pada masyarakat secara akademisi. https://youtu.be/WLiV7GfbJgY
Pelatihan Pengolahan Motif MenggunakanTeknik Stencil untuk Produk Re-Usable Shopping Bag oleh Tim Dosen Prodi KTM bersama Komunitas Bikin Lingkaran
Kantong plastik saat ini penggunaannya mulai disoroti oleh masyarakat, pecinta lingkungan hingga pemerintah, salah satunya pemerintah Kota Bandung telah menerbitakan Peraturan Daerah (Perda) khusus menyikapi banyaknya penggunaan kantong plastik. Perda nomor 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa masyarakat dan stakeholder dihimbau untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggantinya menggunakan kantong belanja lainnya yang lebih ramah lingkungan. Adanya peraturan tersebut mendorong beberapa kalangan untuk membuat solusi berupa kantong belanja yang dapat dipakai berulang (re-usable shopping bag), dengan adanya produk tersebut dapat membantu mengurangi penggunaan kantong plastik. Re-usable shopping bag saat ini banyak menggunakan bahan tekstil berupa kain yang dimana desainnya sudah semakin berkembang, hal ini menjadi lahan potensi untuk dapat mengembangkan inovasi desain, baik dari segi material hingga hiasan onamentatif (motif) pada bagian produknya. Pengembangan inovasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik reka latar tekstil pada bagian re-usable shopping bag tersebut. Disamping itu pula pemintaan re-usable bag saat ini mengalami peningkatan. Oleh karena itu, hal tersebut dapat menjadi potensi pengembangan produk yang memiliki potensi daya jual yang tinggi pada masyarakat, khususnya kota Bandung dan sekitarnya. Masyarakat sasar pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Komunitas Bikin Lingkaran. Komunitas ini menggerakkan pemuda pemudi potensial untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan diri menjadi pribadi yang bermanfaat. Diharapkan dengan diberikannya pengetahuan mengenai pengolahan motif dengan menggunakan teknik stencil dan sablon kepada mereka dapat meningkatkan daya kreativitas, mengembangkan potensi bisnis serta ikut serta dalam mengurangi kantong sampah plastik. Minggu, 29 September 2019 Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan Motif Menggunakan Teknik Stencil untuk diterapkan pada Re-Usable Shopping Bag dilakukan pada hari Minggu, 29 September 2019 bertempat di Yayasan Rumah Cerdas Muslim, Batununggal, Bandung. Bekerjasama dengan Komunitas Bikin Lingkaran Bandung, pelatihan ini dikoordinasi oleh dosen Prodi Kriya, Ibu Morinta Rosandini, M.Ds, beranggoatakan Bapak M. Sigit Ramadhan, M.Sn dan Ibu Rima Febriani, MBA berbagi ilmu mengenai kreativitas yang dapat dilakukan dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik. Pada pelatihan tersebut tim abdimas prodi Kriya dibantu bersama dengan tim mahasiswa Erien Septiani, Vathya Danuradzkia, Aviva Nur Alika dan Murni Manurung, melakukan pelatihan dengan membagi sesi menjadi dua bagian; bagian pertama adalah sesi materi dan sharing keilmuan mengenai teknik penglahan motif, teknik aplikasi motif dengan stencil dan juga materi potensi bisnis re-usable shopping bag dengan menggunakan motif dan aplikasi stencil, bagian kedua dari pelatihan ini adalah praktek membuat re-usable shopping bag dengan aplikasi motif menggunakan teknik stencil. Pada bagian kedua ini, peserta diminta untuk mencari inspirasi motif dengan tema besar ‘Bandung’, Bandung menjadi inspirasi pada pengolahan motif kali ini dikarenakan Bandung memiliki banyak visual dan budaya menarik yang dapat diolah menjadi bentuk motif. Peserta yang dibagi menjadi 6 kelompok, mengolah beragam inspirasi dari Bandung, salah satunya dari kuliner bandung, seperti bandros, kembang yang menjadi ciri khas Bandung Kota Kembang, jembatan Pasupati, hingga air sebagai makna dari kata ‘ci’ pada bahasa Sunda, serta masih banyak lagi inspirasi bentuk yang diolah. Sekitar 20 peserta mayoritas remaja, melakukan stilasi motif pada lembaran mika sebagai bahan dasar pembuatan motif untuk ditempelkan pada screen cetak sablon. Para peserta melakukan pelatihan ini dengan semangat dikarenakan sebagian besar baru mengenal teknik stencil ini, sehingga memiliki ketertarikan yang tinggi saat melakukan praktek. Hasil dari penelitian ini adalah produk berupa re-usable shopping bag dengan motif hiasan bertemakan Bandung, untuk dapat digunakan sehari-hari menggantikan kantong plastik. Moif yang menjadi ciri khas memberikan kebanggan tersendiri bagi para peserta dalam menambah rasa kepemilikan terhadap produk tersebut, sehingga harapan nya dapat memberikan kebanggan saat memakainya. Tim abdimas mendapatkan feedback yang sangat baik dari para peserta bahwa materi dan praktek yang diberikan sangat bermanfaat bagi mereka untuk kemudian dapat mereka gunakan selanjutnya. Semoga dengan paltihan ini dapat membantu masyarakat khususnya anak muda dalam menambah ilmu kreativitas untuk membuat produk serta secara tidak langsung dapat memberikan kesadaran untuk mengganti plastik belanja menjadi kantong kain.
Pelatihan Teknik Produksi Tekstil dengan Mengolah Pewarna Alam Indigofera bagi Siswa-siswa SMAN 8 Bandung
Ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan sebagai ujung tombak perekonomian nasional. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Prof. Dr. Rahadi Ramelan, M.Sc. pada simposium “Kebangkitan Pewarna Alam pada Wastra Indonesia” pada tanggal 12 Mei 2018, bahwa tumpuan ekonomi Indonesia dalam 25 tahun ke depan adalah sektor Industri Kreatif. Hal ini diperkuat juga dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dalam OPUS – Ekonomi Kreatif Outlook 2017 bahwa dari 16 subsektor dalam industri kreatif, subsektor terbesar adalah fesyen dan kriya. Fesyen dan kriya merupakan subsektor terbesar dalam hal jumlah tenaga kerja; subsektor yang produknya paling banyak diekspor, dan penymbang PDB terbanyak, dimana fesyen dan kriya ini merupakan bidang kajian kami pada Prodi S1 Kriya – Universitas Telkom. Ekonomi kreatif yang merupakan bentuk aktivitas ekonomi yang mengutamakan kreatifitas sebagai modal utama dalam menciptakan sesuatu yang baru, memiliki nilai, serta bersifat komersil digerakan oleh pihak-pihak yang sering disebut creativepreneur. Creativepreneur dalam hal ini berperan penting sebagai penggerak aktivitas ekonomi kreatif tersebut. Creativepreneur juga berpotensi menjadi salah satu solusi permasalahan sosial di masyarakat dengan tersedianya berbagai lapangan kerja baru. Peluang untuk melahirkan para creativepreneur di Indonesia terbuka lebar mengingat Indonesia memiliki masyarakat mayoritas usia muda, dan ekonomi kreatif identik dengan generasi tersebut. Untuk memanfaatkan peluang tersebut diperlukan berbagai upaya, salah satunya dengan pembinaan generasi muda melalui pembekalan pengetahuan dalam hal teknik produksi yang pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dikhususkan pada teknik produksi tekstil. Pengetahuan ini bermanfaat sebagai modal dalam eksplorasi pengembangan produk yang dapat menciptakan kebaruan dan inovasi. Upaya ini pun memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak seperti instansi pendidikan dengan masyarakat. Instansi pendidikan yang berisi para akademisi memiliki tanggung jawab untuk membagikan ilmu pengetahuan dan hasil riset kepada masyarakat luas. Berdasarkan pemaparan diatas, beberapa dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom, bermaksud untuk memberikan pelatihan kepada civitas akademika SMAN 8 Bandung. Pelatihan yang diberikan berupa beberapa teknik pengolahan visual pada media tekstil untuk keperluan produk tekstil sebagai elemen estetis, maupun produk fashion. Dengan kegiatan ini, diharapkan bekal pengetahun dasar mengenai teknik produksi tekstil dapat bermanfaat untuk menginspirasi dan menstimulus tumbuhnya jiwa creativepreneur pada siswa-siswi SMAN 8 Bandung. Berikut adalah dokumentasi dari kegiatan yang telah berlangsung pada 8 Maret 2018 tersebut:
Pelatihan Teknik Celup Ikat Untuk Siswa Siswi SMA N 8 Bandung
Ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan sebagai ujung tombak perekonomian nasional. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Prof. Dr. Rahadi Ramelan, M.Sc. pada simposium “Kebangkitan Pewarna Alam pada Wastra Indonesia” pada tanggal 12 Mei 2018, bahwa tumpuan ekonomi Indonesia dalam 25 tahun ke depan adalah sektor Industri Kreatif. tahun 2025 Indonesia ditargetkan menjadi salah satu pusat mode dunia dengan menggerakkan kekuatan lokal. Industri kreatif potensial karena tidak membutuhkan investasi yang besar namun berdampak signifikan bagi perekonomonian nasional. Creativepreneur dalam hal ini berperan penting sebagai penggerak aktivitas ekonomi kreatif tersebut. Menurut Ketua Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, Creativepreneur merupakan orang-orang yang terlibat dalam ekonomi kreatif dengan gagasan apapun yang punya nilai dan bisa mensejahterakan baik yang menciptakannya maupun yang menggunakannya. Creativepreneur juga dapat menjadi salah satu solusi permasalahan sosial di masyarakat dalam tersedianya lapangan pekerjaan. Mengingat pentingnya peran Creativepreneur, berbagai upaya pembinaan terhadap generasi muda perlu dilakukan untuk memupuk dan menumbuhkan jiwa creativepreneurship. Prodi Kriya Tekstil dan Mode Telkom University pun berupaya untuk berkontribusi dalam hal tersebut. Salah satunya dengan mengirim perwakilan tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa untuk memberikan pelatihan teknik desain tekstil kepada berbagai komunitas. Pada tanggal 8 Maret 2019, kegiatan pelatihan dilaksanakan di kampus SMAN 8 Bandung dengan masyarakat sasar siswa-siswi sekolah tersebut. Materi pelatihan yang diberikan adalah teknik celup ikat, yang merupakan salah satu warisan budaya Nusantara. Pada pelaksaanya akan dilakukan berbagai penyesuain dalam hal alat dan bahan yang sederhana serta terjangkau, agar lebih mudah dilakukan. Teknik tersebut dapat dijadikan modal sebagai pengetahuan teknik dalam mendesain berbagai produk fashion maupun produk tekstil. Kegiatan pembekalan ini diharapkan dapat menumbuhkan dan memupuk jiwa creativepreneurship pada generasi muda, karena Industri kreatif pun merupakan sektor yang identik dengan generasi tersebut.
Pengenalan dan Pendampingan Penerapan Pounce Methode Beads Pada Busana Untuk Pengrajin Payet Desa Ganeas-Sumedang
Beads work adalah salah satu teknik rekalatar yang memfokuskan pada pemasangan manik- manik pada permukaan kain. Beads work membutuhkan skill atau keahlian teknik pemasangan yang sangat detail. Biasanya beads work banyak diaplikasikan pada busana pesta, busana pengantin, atau busana khusus lainnya yang diperuntukan untuk moment khusus. Teknik beads work ini sangat berkembang pada busana pengantin khususnya di Kota Bandung, hal ini terlihat pada banyaknya bermunculan rumah sewa baju pengantin, dan designer wear yang menyediakan jasa sewa ataupun made by order busana pengantin ataupun busana pesta dan sejenisnya. Hal diatas tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi pembuatan busana. Dalam hal ini SDM merupakan peran dibalik perkembangan tersebut dengan pembekalan keterampilan dasar beads work. Pada umumnya SDM merupakan kelompok kecil masyarakat yang terdiri dari ibu rumah tangga dengan istilah pengrajin payet. Salah satu pengrajin payet yang saat ini masih aktif dalam kegiatan ini adalah Pengrajin Payet Desa Ganeas, Sumedang. Dalam proses imbuh berupa pemasangan payet, kelompok payet membutuhkan cara dalam mempercepat proses pemasangan dan peletakan komposisi motif berupa beads pada pengulangan model busana yang sama maupun secara pengulangan pada busana yang sama secara presisi. Dalam hal ini pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pendampingan Pounce Methode dalam proses produksi imbuh pada busana. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak baik wawasan, keterampilan, pertumbuhan ekonomi, serta kuantiti produksi. Serta dapat menjalankan proses transfer ilmu pada masyarakat secara akademisi Dokumentasi kegiatan
Pengenalan Trend Hijab Instant Sebagai Peluang Untuk Membangun Usaha Kecil Mandiri
Berkembangnya tren modest wear di Indonesia membuat busana muslim menjadi komoditas yang potensial untuk menguasai pasar lokal dan internasional. Indonesia ditargetkan menjadi kiblat fashion muslim dunia pada tahun 2025 (Bekraf, 2018). Pemerintah terus berupaya memberikan dukungan terhadap para pelaku industri kreatif di tanah air sebagai langkah nyata membangun ekonomi masyarakat. Desa Ciaro (Kec. Nagreg, Kab. Bandung) yang berbatasan langsung dengan Kab. Garut merupakan desa binaan pemerintah, menyadari potensi kaum perempuan desa tersebut khususnya yang berusia produktif dalam pengembangan usaha hijab instant. Peluang ini dapat dikembangkan terutama bagi para lulusan sekolah kejuruan jurusan tata busana yang cukup banyak terdapat di desa tersebut. Bekerjasama dengan SMKN 6 Garut, yang terletak tidak jauh dari Desa Ciaro, juga sekaligus Sebagai sekolah kejuruan tata busana yang terdekat dalam area Desa Ciaro, tim dosen Kriya Tekstil dan Mode akan mengadakan penyuluhan dan pelatihan mengenai pengenalan tren hijab instant sebagai peluang membangun usaha kecil mandiri. Gambar 1. Pembukaan dan Pengenalan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Berdasarkan pertimbangan potensi yang dimiliki dan kendala yang dihadapi oleh siswa-siswi SMKN 6 dan para lulusannya, maka diputuskan untuk mengadakan sharing knowledge dan pelatihan pembuatan produk sederhana yang siap jual berdasarkan kemampuan para siswa-siswi. Adapun sharing knowledge yang diberikan meliputi materi mengenai “Tren Hijab Indonesia 2018” dan “Kiat – kiat membangun Usaha Kecil Mandiri oleh Anak Muda”, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan praktek pembuatan hijab instant dan aksesorisnya. Gambar 2. Praktek pembuatan hijab instant Gambar 3. Pembuatan aksesoris hijab menggunakan teknik tekstil rekarakit Siswa-siswi dan alumni pun dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat kooperatif dan menyambut dengan antusias. Selain dibantu oleh para guru dalam penyelenggaraan, para siswa dan alumni pun aktif membantu teknis kegiatan selama sharing knowledge dan pelatihan berlangsung. Walaupun terbagi ke dalam beberapa sesi selama beberapa minggu, para siswa dan alumni tetap hadir semua, hanya 3 siswa yang sempat tidak hadir saat pelatihan dikarenakan sakit. Selain aktif dalam membantu teknis pelaksanaan kegiatan, para siswa pun dapat mengikuti pelatihan dengan baik. Bersedia mengikuti aturan yang telah disepakati seperti bekerja dalam kelompok serta aktif mengembangkan teknik-teknik yang diajarkan. Inisiatif para siswa dan alumni pun dinilai sangat baik. Sehingga produk akhir yang dihasilkan dapat dikembangkan secara maksimal. Dan termotivasi untuk mencoba dikembangkan sebagai usaha sampingan dan usaha mandiri setelah lulus. Adapun manfaatnya adalah agar para siswa-siswi dan alumni SMKN 6 Garut khususnya, dan umumnya masyarakat Desa Ciaro selaku masayarakat sasar mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang perkembangan tren hijab instant serta perkembangan aksesoris pelengkap hijab yang dibuat dengan teknik makrame, juga praktek pengerjaannya menjadi suatu produk kreatif yang layak untuk dipasarkan. Selain itu juga mendapatkan wawasan mengenai dasar-dasar kewirausahaan sederhana yang aplikatif. Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di SMKN 6 Garut utamanya kepada siswa-siswi kelas XI & XII. Video Dokumentasi :
Membangkitkan Eksistensi Komunitas Kreatif Dwaya Manikam Melalui Strategi Pembekalan Keterampilan Kriya
Kelurahan Cicadas yang terletak di pusat Kota Bandung merupakan kawasan urban yang memiliki tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi, sehingga secara umum jika dilihat dari segi potensi Sumber Daya Manusia, maka Cicadas memiliki jumlah masyarakat usia produktif yang besar. Akan tetapi faktanya potensi yang besar tersebut belum teroptimalkan dengan baik melihat masih tingginya jumlah masyarakat usia produksti yang menjadi pengangguran dan buruh lepas. Salah satu upaya untuk mendorong masyarakat tersebut agar dapat keluar dari kondisi tersebut dan mencapai kesejahteraan adalah dengan menciptakan wadah-wadah yang positif dalam bentuk komunitas yang di dalamnya berisi kegiatan-kegiatan positif untuk membekali mereka keterampilan dan pengetahuan. Pada tahun 2012 sebuah komunitas kreatif bernama Dwaya Manikam hadir diinisiasi oleh sekelompok perempuan yang berasal dari kawasan Cicadas, dengan memberikan berbagai kegiatan positif berupa pembekalan keterampilan menjahit dan mengolah limbah perca untuk dijadikan berbagai produk aksesoris fesyen. Kegiatan ini mendapat dukungan secara penuh dari pihak kelurahan setempat. Bahkan sejak awal berdiri hingga tahun 2014 Komunitas Dwaya Manikam ini aktif mengadakan berbagai pelatihan, pameran, dan workshop. Dengan demikian masyarakat di Cicadas, khususnya kaum wanita dapat betul-betul merasakan dampak manfaat dari kegiatan ini. Akan tetapi sejak tahun 2015 hingga kini telah terjadi penurunan eksistensi komunitas Dwaya Manikam tersebut. Kegiatan-keiatan yang sebelumnya secar aktif diselenggarakan mulai tidak berjalan, salah satunya disebabkan oleh kurang adanya inovasi pada kegiatan tersebut, khususnya dalam hal pembekalan keterampilan dan pengetahuan yang diberikan, sehingga memicu peserta dalam komunitas tersebut mengalami kejenuhan. Program kegiatan di merupakan salah satu faktor yang berperan sangat penting untuk mempertahankan keberlangsungan suatu kelompok / komunitas. Maka, penting untuk memberikan program-program pembekalan keterampilan yang selain dibutuhkan juga menarik, sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kembali eksistensi dari komunitas tersebut. Para tanggal 27 dan 28 Maret 2019 lalu beberapa tim dosen dari Fakultas Industri Kreatif, Program Studi Kriya, Universitas Telkom, digawangi oleh Fajar Ciptandi melakukan kegiatan pengabdian masyarakat kepada komunitas tersebut dalam rangka meningkatkan eksistensinya melalui proses pendampingan keterampilan kriya untuk menghasilkan inovasi produk yang menjadi salah satu identitas dari komunitas tersebut. Kegiatan tersebut bertempat di gedung pertemuan Kelurahan Cicadas, beralamat di Gang Proklamasi, Jalan Asep Berlian, Cicadas-Bandung dan dihadiri oleh beberapa orang Ibu-bu anggota komunitas Dwaya Manikam tersebut. Secara Umum kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, dan mendapatkan feedback cukup baik dari seluruh peserta. Analisa perbandingan antara permasalahan masyarakat sasar terhadap keseluruhan hasil yang dicapai dari segi luaran telah mampu mencapai sesuai dengan yang diharapkan, dimana telah terbukti dari proses eksperimen yang dilakukan telah berhasil mewujudkan produk inovatif berupa handbook yang unik dan eststis. Hal ini menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan keteramilan dari para anggota komunitas tersebut jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Sementara itu dari segi feedback masyarakat sasar menunjukan adanya penerimaan yang baik ketika program ditawarkan, serta ada respon positif dari masyaarakat sasar dengan mau melaksanakan arahan-arahan yang diberikan. Tak hanya itu, tanggapan dari feedback pun menunjukan adanya motivasi tinggi dari pihak masyarakat sasar untuk terus terlibat jika dilaksanakan kegiatan sejenis.
Pelatihan Surface Design Textile Block-Printing Bagi Siswa SMAN 8 Bandung
umat, 8 Maret 2019 Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom dengan diwakili oleh tim dosen dan mahasiswa melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di salah satu sekolah mengengah atas di Bandung yaitu SMA Negeri 8 yang terletak di Jl. Solontongan, Buahbatu, Bandung. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa pelatihan perancangan motif dan pengaplikasiannya dengan menggunakan salah satu teknik pengolahan permukaan tekstil yaitu block-printing pada lembaran kain. Sejumlah 27 peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan siswa-siswi yang tergabung dalam kelompok kegiatan ekstrakurikuler GAMA KARYA SMAN 8 Bandung. GAMA KARYA merupakan ekstrakurikuler yang berkegiatan di bidang kreativitas siswa, seringkali mereka membuat perancangan dekorasi untuk kegiatan sekolah atau kesiswaan, membuat rancangan produk ataupun berbagai kegiatan lainnya yang bersifat kreatif. Hal inilah yang menjadi salah satu latar belakang kegiatan pengabdian masyarakat ini menyasar pada siswa-siswi kreatif dengan harapan dapat menjadi stimulasi bagi mereka kedepannya untuk dapat lebih mengembangkan pengetahuan dan kemampuan praktek di industri kreatif. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan dua sesi. Sesi pertama kegiatan pelatihan ini merupakan kuliah umum yang disampaikan oleh salah satu dosen Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, M Sigit Ramadhan. Beliau menyampaikan tentang pengertian teknik dasar pengolahan tekstil block-printing, sejarah, material hingga langkah pengerjaannya secara teori. Selain itu peserta dikenalkan juga dengan potensi pengaplikasiannya pada berbagai jenis produk kreatif bernilai ekonomi yang dapat dihasilkan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan jiwa creativepreneur sedari sekolah sebelum mereka terjun ke masyarakat. Sesi kedua dilanjutkan dengan praktek eksperimen. Pada sesi kedua ini peserta memperoleh meteri tentang proses pengaplikasian teknik block-printing secara lebih detail sekaligus mencoba langsung melalui kegiatan praktek yang dilakukan. Di awal sesi, peserta merancang terlebih dahulu sebuah motif yang nantinya akan dijadikan plat cetak yang dibuat dari bahan kayu yang diukir menggunakan pisau cukil, lalu kemudian mengecap plat cetak tersebut ke bahan kain yang telah disediakan. Selain pada lembaran kain, peserta diarahkan untuk mengaplikasian motif yang dibuatnya ke salah satu produk fesyen totebag, sebagai gambaran untuk para peserta bahwa teknik ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai elemen estetis yang menarik dalam perancangan produk kreatif. Melalui pelatihan yang diselenggarakan ini diharapkan peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dengan mengenal teknik block-printing yang dapat diaplikasikan pada material tekstil. Selain itu diaharapkan dapat menjadi stimulasi tumbuhnya jiwa creativepreuneur pada diri peserta karena material tekstil yang dioleh dengan teknik block-printing berpotensi untuk dijadikan produk kreatif di bidang fesyen yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dokumentasi kegiatan