Kuliah Kerja Nyata Tematik Budaya Telkom University bersama Keraton Sumedang Larang
Pengembangan Inovasi Visual dan Digitalisasi Motif dan Ornamen Tradisi Keraton Sumedang Larang
Keraton Sumedang Larangan didirkan pada abad ke-8, merupakan salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Jawa Barat dan memiliki sejarah yang cukup panjang. Saat ini meskipun keraton sudah tidak lagi memiliki kekuasaan secara politik, masyarakat adat masih tetap menghormati kehadiran keraton. Di tahun 2020 keraton Sumedang Larang resmi ditetapkan sebagai pusat kebudayaan sunda oleh pemerintah kabupaten Sumedang sebagai pusat kebudayaan sunda di Jawa Barat, keberadaan keraton Sumedang Larang
diharapkan menjadi wadah dan pusat pelestarian kebudayaan di Sumedang. Salah satu produk budaya yang masih dilestarikan adalah Batik Kasumedangan.
Saat ini Sumedang sudah memiliki sembilan motif atau ragam hias batik yang sudah dilegalkan ke dalam Perbup yaitu: Atawis Nanaga, Binongkasi, Lingga, Hanjuang, Terate, Cadas Pangeran, Ragam Hias Padjadjaran, Bunga Wijaya Kusuma dan Manuk Julang. Proses pembuatan ragam hias batik Kasumedangan mengacu pada keadaan geografis, sosial-ekonomi, dan budaya Sumedang. Berdasarkan hasil observasi pada Keraton Sumedang didapatkan informasi bahwa saat ini Keraton sedang menggiatkan kegiatan membatik dikalangan keraton dan masyarakat sekitar, dalam upaya pelestarian, pengembangan inovasi produk batik, dan peningkatan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kerjasama dengan institusi pendidikan yang lekat dengan kegiatan penelitian. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan kajian dan pendataan berkaitan dengan Batik Kasumedangan yang sudah hampir punah dan saat ini sedang berkembang, hal ini bertujuan untuk menciptakan arsip desain motif batik di Keraton Kasumedangan. Selain itu pengembangan desain motif juga diperlukan dalam upaya mengenalkan kembali Batik Kasumedangan kepada khalayak umum, serta upaya adaptasi budaya dengan perkembangan jaman modern agar dapat diterima dengan pasar.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh dosen prodi Kriya Tekstil dan Fashion (dari Kelompok Keahlian Media and Craftmanship serta Kelompok Keahlian Deconstra) agar dapat diaplikasikan pada kebutuhan yang ada pada Keraton Sumedang Larangan. Diharapkan dengan pengabdian masyarakat ini, transfer ilmu dapat dilakukan berdampak secara baik kepada Keraton Sumedang Larangan dan untuk masyarakat Sumedang secara umum.