PELATIHAN DEKORASI MOTIF DENGAN PENERAPAN TEKNIK STAMPING DI PONDOK PESANTREN SIROJUL HUDA – SOREANG
Pengabdian Masyarakat – Pesantren Sirojul Huda Soreang Kebutuhan dan perkembang busana Muslim di Indonesia yang sangatlah pesat dan luas baik dikalangan dewasa dan remaja. Hal tersebut terlihat dari berkembangnya trend industri fashion dan demand yang tinggi terhadap trend muslim di pasar Indonesia yang melahirkan local brand. Melihat fenomena tersebut, industri yang berkembang tidak terlepas dari sumber daya manusia yang terlibat dan mendukung proses produksi suatu industri. Maka diperlukan upaya pengembangan kemampuan dan keterampilan dari potensi yang sudah ada untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki, khususnya dalam membangun potensi anak muda Indonesia. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, Prodi Kriya Tekstil dan Fashion melihat adanya potensi pengembangan keahlian kepada beberapa anak muda khususnya para santri dan masyarakat Pesantren Sirojul Huda Parung- Serab, Soreang, Jawa Barat. Dengan berbekal kemampuan menjahit, fasilitas alat jahit berupa mesin jahit, kemampuan menjahit mukena anti bakteri dan pengaplikasian surface design dengan teknik eco printing dan beading pada kerudung di pelatihan sebelumnya, perlu pengembangan keterampilan dari potensi yang sudah ada dalam menciptakan produk dan membuat produk tersebut menjadi nilai jual. Pelatihan ini diharapkan kedepannya para santri dan masyarakat sekitarnya dapat ikut menjadi pelaku industri Busana Muslim Indonesia dan menjadi pelaku wirausaha muda yang mampu meningkatkan ekonomi sekitar. Pelatihan ini akan dilaksanakan pada bulan September 2023 dengan memberikan pengetahuan lanjutan dari abdi masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya. Maka dari itu, akan dilaksanakan pelatihan lanjutan yaitu dengan Teknik stamping pada kerudung sesuai dengan trend saat ini. Besar harapan dengan adanya kegiatan ini maka potensi, keterampilan dan pengetahuan kewirausahaan para santri dan masyarakat sekitar pesantren berkembang dan dapat diimplementasikan dalam industri Muslim sehingga mampu meningkatkan perekonomian dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada di sekitar wilayah pesantren. Kata kunci: Trend, Keterampilan dan Potensi, Ekonomi, Kewirausahaan.
Pengabdian Masyarakat – Strategi Pembentukan Inovasi Bisnis Model untuk UMKM ‘CRAZYLITTLEPARTYCLUB’
Mask connector dan Mask Strap Pendukung Sanitasi Covid 19
Berkreasi Menghasilkan Produk Kriya dan Menciptakan Peluang Usaha Kecil Mandiri Berbasis Komunitas
Abdimas Pelatihan Surface Design bagi Warga Binaan Rutan Perempuan Kelas IIA Bandung
Pelatihan Teknik Shibori menggunakan Pemutih Pakaian pada Kelompok Ibu PKK Desa Mekarwangi
Pembekalan Keterampilan dan Wawasan Kriya Tekstil sebagai Strategi untuk Mendukung Pengembangan Program Tanggap Isu Sosial Komunitas Bikin Lingkaran
Abdimas Perancangan Desain Seragam sebagai Media Branding untuk Mitra Dampingan Komunitas Kopi Ambeu Preanger, Pangalengan
Pelatihan Pengolahan Material Embellishment Sisik Ikan dan Cangkang Kerang sebagai Cinderamata untuk Warga Binaan Perempuan Rutan Kelas IIA
Pelatihan Membuat Tote Bag Multifungsi di Pesantren Sirajul Huda Kab. Bandung
Sharing Knowledge “Kreatif Berkarya Mengolah Produk Tekstil dan Menciptakan Peluang Usaha Kecil Mandiri di Era Pandemi”
Pelatihan Teknik Cetak pada Material Tekstil untuk Perancangan Produk Berbasis Kriya sebagai Upaya Pemberdayaan Komunitas
Sharing Knowledge “Membangun Kreativitas Anak Muda di EraPandemi Covid-19 Agar Tetap Produktif Berkarya” bersama Masyarakat Sasar Komunitas Bikin Lingkaran, Yayasan Cerdas Muslim (Batununggal)
Bikin Lingkaran adalah sebuah perpanjangan tangan dari Yayasan Rumah Cerdas Muslim (RCM) yang dikhususkan untuk pemudi. Bikin Lingkaran bergerak dalam berbagai bentuk kegiatan positif dalam rangka mengajak pemudi untuk mandiri dan berkarya. Bikin Lingkaran menjadi jembatan untuk remaja khususnya pemudi untuk tetap berkarya dan berprestasi di zaman milenial ini dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Islam. Namun selama hampir dua belas minggu setelah ditetapkan sebagai masa tanggap darurat COVID- 19, dan diputuskan aturan untuk menyelenggarakan pembelajaran dari rumah atau School From Home (SFH), sedikit banyak mempengaruhi proses kreatif para anggota Bikin Lingkatan dan berdampak pada produktifitas sehari-hari. Mengingat peraturan SFH khususnya di Jawa Barat resmi akan diperpanjang hingga awal tahun 2021 mendatang, hal ini menjadi perhatian untuk mengadakan pelatihan selama masa pandemi ini. Kegiatan pengabdian masyarakat dibagi menjadi tiga tahapan yang akan dilakukan secara berkelanjutan hingga tahun depan. Pada tahap pertama ini kami fokus untuk membidik sisi psikologis melalui sharing knowledge yang akan dilakukan melalui media platform digital (aplikasi) untuk para anggota komunitas Bikin Lingkaran agar dapat lebih termotivasi untuk tetap kreatif dan produktif. Bekerjasama dengan professional di bidangnya yaitu psikolog sekaligus dosen di bidang desain, besar harapan kami agar dapat membantu komunitas Bikin Lingkaran siap menghadapi masa pandemi sehingga para anggota Bikin Lingkaran dapat terus dapat beradaptasi dan semangat menghadapi kondisi New Normal atau masa Adaptasi Kebiasaan Baruyang belum dapat diprediksi hingga kapan berakhir. Dalam sharing knowledge ini kami mengambil tema Kenali Diri, Optimalkan Potensi, bersama narasumber Listia Rahmandaru G., M.Psi. Listia berbagi mengenai karakter manusia yang terdiri dari beberapa kategori menurut teori psikologi. Dimana setiap kategori memiliki cara berpikir, belajar, serta beradaptasi yang berbeda-beda. Dari perbedaan itulah, Listia mencoba mengarahkan para anggota Bikin Komunitas untuk dapat mengenal lebih jauh karakter masing-masing dan mencoba menemukan metode yang pas ketika menghadapi emosi. Karena sejatinya emosi yang berasal dari kata emotion yang berarti energy motion, sudah seharusnya energi dapat tersalurkan dengan baik. Bagaiamana untuk menyalurkan emosi dengan tepat, hal inilah yang belum banyak diketahui. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dapat memahami karakter masing-masing. Oleh karena itu, kami para tim pelaksana Pengabdian Masyarakat sepakat membawa isu penting untuk mengenal karakter diri lebih dalam pada sharing knowledge kali ini. Kami percaya, ketika seseorang secara psikologis sudah siap, maka akan siap untuk melakukan aktivitas lainnya. Setelah tahap pertama memperkuat dari sisi psikologis, selanjutnya akan diarahkan ke tahap kreatif pada tahun depan. Tujuan akhir dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para anggota Bikin Lingkaran agar tetap dapat bertahan selama pandemi dengan cara kreatif. Kata kunci: COVID-19, kreatif, produktif, psikologis, new normal Video sharing knowledge ‘Kenali Diri, Optimalkan Potensi’, dapat disimak selengkapnya pada:Akun Youtube S1 Kriya Tel-UAtau pada link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=JX27PCQrcgw Terima kasih kepada:Tim Bikin Lingkaran dan para anggotaSyahida Nisa, selaku perwakilan Bikin Lingkaran Tim pelaksana:Widia Nur Utami B, S.Ds.,M.Ds / NIP.14880077 (Ketua)Morinta Rosandini, S.Ds., M.Ds / NIP. 14860089 (Anggota)Aldi Hendrawan, S.Ds., M.Ds / NIP.14850044 (Anggota)Erien Septiani / NIM.1605181028 (Anggota)Vathya Dzannurazkia / NIM.1605184010 (Anggota)
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kemasan Plastik Makanan Sebagai Media Kegiatan Berkebun Dalam Rangka Tetap Positif Walau Di rumah saja (Darurat COVID-19)
Berawal dari mewabahnya COVID 19 yang melanda Indonesia sehingga menimbulkan dampak positif maupun negatif untuk kita terutama untuk ibu rumah tangga. Salah satu dampak positif dari pandemi ini ialah perubahan pola hidup sehari-hari, yang biasanya kegiatan yang kita lakukan diluar rumah sekarang lebih dominan dilakukan didalam rumah atau lingkup yang lebih kecil lagi, seperti dalam keluarga. Untuk mengurangi kejenuhan akibat perubahan pola hidup tersebut, maka berkebun dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk ibu rumah tangga dalam mengisi waktu luang agar lebh bermanfaat sambil mengembangkan kreativitas yang ada. Oleh karena itu, pada pengabdian masyarakat yang dilakukan pada bulan November 2020, dosen dan mahasiswa program studi S1 Kriya Telkom University berkesempatan untuk mengajarkan kepada ibu rumah tangga kelompok ibu rumah tangga cerdas muslimah di Bandung melalui pelatihan pemanfaatan limbah kemasan plastik makanan sebaga bahan alternatif pembuatan pot tanaman yang dilakukan secara virtual. Pot tanaman merupakan salah satu media dasar yang digunakan sebagai pelengkap dalam berkebun. Melalui penggunaan teknik dan material yang sederhana, teknik tersebut dapat menghasilkan sebuah produk dengan nilai jual tinggi. Salah satu teknik yang dapat diaplikasikan adalah teknik interlocking. Teknik interlocking merupakan teknik kuncian yang menggabungkan komponen atau modul sehingga dapat dengan mudah ditukar atau digantikan untuk menghasilkan struktur yang lebih besar dan menjadi satu kesatuan yang kokoh. Menggunakan teknik yang sederhana serta pemanfaatan material limbah yang ada seperti bungkus kopi. Dalam hal ini pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pendampingan dalam proses produksi pembuatan pot tanaman. Kegiatan ini diharapkan dampak memberikan dampak baik wawasan, keterampilan, dan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid 19 ini.
Hibah Anti-Spitting Hat sebagai Upaya Pencegahan Virus COVID-19 bagi Pelaku Usaha di Kawasan Rest Area Pasir Jambu
Aktifitas warga di luar rumah merupakan salah satu faktor yang memiliki resiko terbesar dalam penyebaran virus Covid-19. Namun hal ini sulit untuk dihindari karena desakan faktor ekonomi. Para pelaku usaha yang secara intens melakukan kontak langsung dengan masa memiliki resiko yang lebih besar untuk terpapar dan menyebarkan virus Covid-19. Ancaman tersebut juga dirasakan oleh para pelaku usaha di sentra UKM Rest Area Pasirjambu, Ciwidey, yang secara aktif berinteraksi langsung dengan banyak orang dan pengunjung dari berbagai daerah. Dalam upaya pecegahan permasalahan tersebut, tim dari Telkom University melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa hibah anti-spitting hat pada para pelaku usaha di Rest Area Pasir Jambu. anti-spitting hat berfungsi untuk melindungi bagian wajah dari droplet yang dapat meneababkan penularan. Bentuk topi dipilih agar dapat menutupi kepala secara penuh, walaupun menurut WHO belum ada bukti penyebaran virus melalui udara, hal ini dilakukan sebagai antisipasi dan upaya untuk menjaga kebersihan para pelaku usaha. Selain itu bentuk topi juga dapat lebih paraktis digunakan, berkesan trendy serta dapat berintegrasi dengan seragam dari sentra UKM tersebut.
Pelatihan Teknik Macramé pada Siswa-Siswi SMA NEGERI 8 BANDUNG
Trend workshop class dengan tema craft di Bandung mulai meningkat beberapa tahun ini. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya permintaan yang tinggi oleh masyarakat terhadap pengadaan event workshop class tersebut. Macrame menjadi salah satu workshop class yang diminati oleh masyarakat sejak tahun 2017. Macrame sendiri merupakan salah satu teknik reka rakit tekstil (structure textile design) dengan proses simpul menyimpul dengan menggunakan tali-temali. Teknik ini popular untuk diterapkan diterapkan sebagai produk kreatif, salah satunya adalah produk aksesoris fesyen. Berdasarkan data di lapangan, saat ini semakin banyak orang yang tertarik untuk menggeluti macramé sebagai peluang bisnis. Para penggiat macramé menilai potensi bisnis macrame masih sangat luas karena permintaan yang terus berdatangan untuk pembuatan lembaran macramé baik yang diperuntukkan sebagai aksesoris fesyen maupun elemen home décor. Maka dari itu, tidak heran jika permintaan untuk mengadakan workshop class macramé meningkat mengingat potensinya sebagai salah satu industri kreatif yang dapat berkontribusi terhadap permasalahan sosial di masyarakat dengan menyediakan lapangan kerja baru. Indonesia perlu menumbuhkan kewirausahaan karena saat ini jumlah wirausaha di Indonesia relatif masih kecil, hanya 1,65 % dari total penduduk dengan pendapatan perkapitanya 3.600 dollar AS pertahun. Agar mencapai jumlah yang ideal, perlu diupayakan untuk menumbuhkan kewirausahaan khususnya di kalangan generasi muda. Salah satu aspek penting dalam kewirausahaan adalah adanya keterampilan atau skill yang mumpuni. Berdasarkan hal tersebut, tim dosen Kriya Tekstil dan Mode, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom bekerja sama dengan salah satu SMA Negeri 8 Bandung yang memiliki ekstra kurikuler di bidang seni budaya, memberikan stimulasi kreativitas melalui program pelatihan kepada peserta didik di lingkungan SMA yang merupakan bagian dari generasi muda. Pelatihan yang diberikan berupa pengetahuan dasar mengenai teknik macramé yang nantinya dapat diaplikasikan sebagai produk akesoris fesyen maupun produk home décor. Pelatihan yang diberikan kepada siswa-siswi SMA Negeri 8 Bandung dilaksanakan pada 8 Maret 2019 di Kampus SMA Negeri 8 Bandung Jl. Solontongan no.3, Buah batu, Bandung. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari pihak sekolah yang diwakili oleh siswa dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik Drs. H. Yudin Wahyudin, M.Pd. Gambar 1. Sambutan dari pihak mitra Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahap. Pertama, kuliah umum tentang peranan generasi muda dalam pembangunan bangsa melalui pengembangan sektor ekonomi kreatif dengan menciptakan peluang bisnis di bidang kreatif atau creativepreneurship. Gambar 2. Sesi kuliah umum Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Dalam sesi kuliah umum ini juga para peserta diberi materi pengenalan berbagai teknik pengolahan tekstil yang dapat diaplikasikan pada perancangan produk kreatif. Selanjutnya, praktik salah satu teknik desain struktur tekstil yaitu teknik simpul atau macramé. Pada tahap ini siswa melihat demonstrasi mengenai persiapan dan mekanisme teknik macramé itu sendiri yang meliputi 3 simpul dasar yaitu simpul kepala, simpul pipih (square knot) dan simpul half hitch. Setelah pemaparan mengenai simpul dasar macramé dilanjutkan dengan workshop pengaplikasian teknik ini menjadi lembaran. Pada tahap ini dipaparkan pula infomasi mengenai bahan atau material yang biasa digunakan dengan teknik macramé. Gambar 3. Contoh presentasi prototype produk kreatif berupa bros Sumber: dokumentasi tim abdimas (2019) Tahap terakhir adalah evaluasi dan diskusi pembahasan potensi karya, yang diikuti oleh Tim pelaksana dan para peserta kegiatan Abdimas. Sesi evaluasi dan pembahasan karya ini bertujuan untuk menganalisa potensi pengaplikasian teknik macramé pada produk fashion atau aksesoris fesyen berdasarkan kajian visual dan teknis dalam proses workshop. Selain itu pada sesi ini disajikan juga kesan dan pesan dari para peserta terhadap kegiatan yang diselenggarakan ini.
Pelatihan Pengolahan Motif MenggunakanTeknik Stencil untuk Produk Re-Usable Shopping Bag oleh Tim Dosen Prodi KTM bersama Komunitas Bikin Lingkaran
Kantong plastik saat ini penggunaannya mulai disoroti oleh masyarakat, pecinta lingkungan hingga pemerintah, salah satunya pemerintah Kota Bandung telah menerbitakan Peraturan Daerah (Perda) khusus menyikapi banyaknya penggunaan kantong plastik. Perda nomor 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa masyarakat dan stakeholder dihimbau untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggantinya menggunakan kantong belanja lainnya yang lebih ramah lingkungan. Adanya peraturan tersebut mendorong beberapa kalangan untuk membuat solusi berupa kantong belanja yang dapat dipakai berulang (re-usable shopping bag), dengan adanya produk tersebut dapat membantu mengurangi penggunaan kantong plastik. Re-usable shopping bag saat ini banyak menggunakan bahan tekstil berupa kain yang dimana desainnya sudah semakin berkembang, hal ini menjadi lahan potensi untuk dapat mengembangkan inovasi desain, baik dari segi material hingga hiasan onamentatif (motif) pada bagian produknya. Pengembangan inovasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik reka latar tekstil pada bagian re-usable shopping bag tersebut. Disamping itu pula pemintaan re-usable bag saat ini mengalami peningkatan. Oleh karena itu, hal tersebut dapat menjadi potensi pengembangan produk yang memiliki potensi daya jual yang tinggi pada masyarakat, khususnya kota Bandung dan sekitarnya. Masyarakat sasar pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Komunitas Bikin Lingkaran. Komunitas ini menggerakkan pemuda pemudi potensial untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan diri menjadi pribadi yang bermanfaat. Diharapkan dengan diberikannya pengetahuan mengenai pengolahan motif dengan menggunakan teknik stencil dan sablon kepada mereka dapat meningkatkan daya kreativitas, mengembangkan potensi bisnis serta ikut serta dalam mengurangi kantong sampah plastik. Minggu, 29 September 2019 Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan Motif Menggunakan Teknik Stencil untuk diterapkan pada Re-Usable Shopping Bag dilakukan pada hari Minggu, 29 September 2019 bertempat di Yayasan Rumah Cerdas Muslim, Batununggal, Bandung. Bekerjasama dengan Komunitas Bikin Lingkaran Bandung, pelatihan ini dikoordinasi oleh dosen Prodi Kriya, Ibu Morinta Rosandini, M.Ds, beranggoatakan Bapak M. Sigit Ramadhan, M.Sn dan Ibu Rima Febriani, MBA berbagi ilmu mengenai kreativitas yang dapat dilakukan dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik. Pada pelatihan tersebut tim abdimas prodi Kriya dibantu bersama dengan tim mahasiswa Erien Septiani, Vathya Danuradzkia, Aviva Nur Alika dan Murni Manurung, melakukan pelatihan dengan membagi sesi menjadi dua bagian; bagian pertama adalah sesi materi dan sharing keilmuan mengenai teknik penglahan motif, teknik aplikasi motif dengan stencil dan juga materi potensi bisnis re-usable shopping bag dengan menggunakan motif dan aplikasi stencil, bagian kedua dari pelatihan ini adalah praktek membuat re-usable shopping bag dengan aplikasi motif menggunakan teknik stencil. Pada bagian kedua ini, peserta diminta untuk mencari inspirasi motif dengan tema besar ‘Bandung’, Bandung menjadi inspirasi pada pengolahan motif kali ini dikarenakan Bandung memiliki banyak visual dan budaya menarik yang dapat diolah menjadi bentuk motif. Peserta yang dibagi menjadi 6 kelompok, mengolah beragam inspirasi dari Bandung, salah satunya dari kuliner bandung, seperti bandros, kembang yang menjadi ciri khas Bandung Kota Kembang, jembatan Pasupati, hingga air sebagai makna dari kata ‘ci’ pada bahasa Sunda, serta masih banyak lagi inspirasi bentuk yang diolah. Sekitar 20 peserta mayoritas remaja, melakukan stilasi motif pada lembaran mika sebagai bahan dasar pembuatan motif untuk ditempelkan pada screen cetak sablon. Para peserta melakukan pelatihan ini dengan semangat dikarenakan sebagian besar baru mengenal teknik stencil ini, sehingga memiliki ketertarikan yang tinggi saat melakukan praktek. Hasil dari penelitian ini adalah produk berupa re-usable shopping bag dengan motif hiasan bertemakan Bandung, untuk dapat digunakan sehari-hari menggantikan kantong plastik. Moif yang menjadi ciri khas memberikan kebanggan tersendiri bagi para peserta dalam menambah rasa kepemilikan terhadap produk tersebut, sehingga harapan nya dapat memberikan kebanggan saat memakainya. Tim abdimas mendapatkan feedback yang sangat baik dari para peserta bahwa materi dan praktek yang diberikan sangat bermanfaat bagi mereka untuk kemudian dapat mereka gunakan selanjutnya. Semoga dengan paltihan ini dapat membantu masyarakat khususnya anak muda dalam menambah ilmu kreativitas untuk membuat produk serta secara tidak langsung dapat memberikan kesadaran untuk mengganti plastik belanja menjadi kantong kain.
Pelatihan Teknik Produksi Tekstil dengan Mengolah Pewarna Alam Indigofera bagi Siswa-siswa SMAN 8 Bandung
Ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan sebagai ujung tombak perekonomian nasional. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Prof. Dr. Rahadi Ramelan, M.Sc. pada simposium “Kebangkitan Pewarna Alam pada Wastra Indonesia” pada tanggal 12 Mei 2018, bahwa tumpuan ekonomi Indonesia dalam 25 tahun ke depan adalah sektor Industri Kreatif. Hal ini diperkuat juga dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dalam OPUS – Ekonomi Kreatif Outlook 2017 bahwa dari 16 subsektor dalam industri kreatif, subsektor terbesar adalah fesyen dan kriya. Fesyen dan kriya merupakan subsektor terbesar dalam hal jumlah tenaga kerja; subsektor yang produknya paling banyak diekspor, dan penymbang PDB terbanyak, dimana fesyen dan kriya ini merupakan bidang kajian kami pada Prodi S1 Kriya – Universitas Telkom. Ekonomi kreatif yang merupakan bentuk aktivitas ekonomi yang mengutamakan kreatifitas sebagai modal utama dalam menciptakan sesuatu yang baru, memiliki nilai, serta bersifat komersil digerakan oleh pihak-pihak yang sering disebut creativepreneur. Creativepreneur dalam hal ini berperan penting sebagai penggerak aktivitas ekonomi kreatif tersebut. Creativepreneur juga berpotensi menjadi salah satu solusi permasalahan sosial di masyarakat dengan tersedianya berbagai lapangan kerja baru. Peluang untuk melahirkan para creativepreneur di Indonesia terbuka lebar mengingat Indonesia memiliki masyarakat mayoritas usia muda, dan ekonomi kreatif identik dengan generasi tersebut. Untuk memanfaatkan peluang tersebut diperlukan berbagai upaya, salah satunya dengan pembinaan generasi muda melalui pembekalan pengetahuan dalam hal teknik produksi yang pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dikhususkan pada teknik produksi tekstil. Pengetahuan ini bermanfaat sebagai modal dalam eksplorasi pengembangan produk yang dapat menciptakan kebaruan dan inovasi. Upaya ini pun memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak seperti instansi pendidikan dengan masyarakat. Instansi pendidikan yang berisi para akademisi memiliki tanggung jawab untuk membagikan ilmu pengetahuan dan hasil riset kepada masyarakat luas. Berdasarkan pemaparan diatas, beberapa dosen dan mahasiswa Program Studi S1 Kriya, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom, bermaksud untuk memberikan pelatihan kepada civitas akademika SMAN 8 Bandung. Pelatihan yang diberikan berupa beberapa teknik pengolahan visual pada media tekstil untuk keperluan produk tekstil sebagai elemen estetis, maupun produk fashion. Dengan kegiatan ini, diharapkan bekal pengetahun dasar mengenai teknik produksi tekstil dapat bermanfaat untuk menginspirasi dan menstimulus tumbuhnya jiwa creativepreneur pada siswa-siswi SMAN 8 Bandung. Berikut adalah dokumentasi dari kegiatan yang telah berlangsung pada 8 Maret 2018 tersebut:
Pelatihan Teknik Celup Ikat Untuk Siswa Siswi SMA N 8 Bandung
Ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan sebagai ujung tombak perekonomian nasional. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Prof. Dr. Rahadi Ramelan, M.Sc. pada simposium “Kebangkitan Pewarna Alam pada Wastra Indonesia” pada tanggal 12 Mei 2018, bahwa tumpuan ekonomi Indonesia dalam 25 tahun ke depan adalah sektor Industri Kreatif. tahun 2025 Indonesia ditargetkan menjadi salah satu pusat mode dunia dengan menggerakkan kekuatan lokal. Industri kreatif potensial karena tidak membutuhkan investasi yang besar namun berdampak signifikan bagi perekonomonian nasional. Creativepreneur dalam hal ini berperan penting sebagai penggerak aktivitas ekonomi kreatif tersebut. Menurut Ketua Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, Creativepreneur merupakan orang-orang yang terlibat dalam ekonomi kreatif dengan gagasan apapun yang punya nilai dan bisa mensejahterakan baik yang menciptakannya maupun yang menggunakannya. Creativepreneur juga dapat menjadi salah satu solusi permasalahan sosial di masyarakat dalam tersedianya lapangan pekerjaan. Mengingat pentingnya peran Creativepreneur, berbagai upaya pembinaan terhadap generasi muda perlu dilakukan untuk memupuk dan menumbuhkan jiwa creativepreneurship. Prodi Kriya Tekstil dan Mode Telkom University pun berupaya untuk berkontribusi dalam hal tersebut. Salah satunya dengan mengirim perwakilan tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa untuk memberikan pelatihan teknik desain tekstil kepada berbagai komunitas. Pada tanggal 8 Maret 2019, kegiatan pelatihan dilaksanakan di kampus SMAN 8 Bandung dengan masyarakat sasar siswa-siswi sekolah tersebut. Materi pelatihan yang diberikan adalah teknik celup ikat, yang merupakan salah satu warisan budaya Nusantara. Pada pelaksaanya akan dilakukan berbagai penyesuain dalam hal alat dan bahan yang sederhana serta terjangkau, agar lebih mudah dilakukan. Teknik tersebut dapat dijadikan modal sebagai pengetahuan teknik dalam mendesain berbagai produk fashion maupun produk tekstil. Kegiatan pembekalan ini diharapkan dapat menumbuhkan dan memupuk jiwa creativepreneurship pada generasi muda, karena Industri kreatif pun merupakan sektor yang identik dengan generasi tersebut.
Pengenalan dan Pendampingan Penerapan Pounce Methode Beads Pada Busana Untuk Pengrajin Payet Desa Ganeas-Sumedang
Beads work adalah salah satu teknik rekalatar yang memfokuskan pada pemasangan manik- manik pada permukaan kain. Beads work membutuhkan skill atau keahlian teknik pemasangan yang sangat detail. Biasanya beads work banyak diaplikasikan pada busana pesta, busana pengantin, atau busana khusus lainnya yang diperuntukan untuk moment khusus. Teknik beads work ini sangat berkembang pada busana pengantin khususnya di Kota Bandung, hal ini terlihat pada banyaknya bermunculan rumah sewa baju pengantin, dan designer wear yang menyediakan jasa sewa ataupun made by order busana pengantin ataupun busana pesta dan sejenisnya. Hal diatas tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi pembuatan busana. Dalam hal ini SDM merupakan peran dibalik perkembangan tersebut dengan pembekalan keterampilan dasar beads work. Pada umumnya SDM merupakan kelompok kecil masyarakat yang terdiri dari ibu rumah tangga dengan istilah pengrajin payet. Salah satu pengrajin payet yang saat ini masih aktif dalam kegiatan ini adalah Pengrajin Payet Desa Ganeas, Sumedang. Dalam proses imbuh berupa pemasangan payet, kelompok payet membutuhkan cara dalam mempercepat proses pemasangan dan peletakan komposisi motif berupa beads pada pengulangan model busana yang sama maupun secara pengulangan pada busana yang sama secara presisi. Dalam hal ini pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pengenalan dan pendampingan Pounce Methode dalam proses produksi imbuh pada busana. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak baik wawasan, keterampilan, pertumbuhan ekonomi, serta kuantiti produksi. Serta dapat menjalankan proses transfer ilmu pada masyarakat secara akademisi Dokumentasi kegiatan