Bachelor of Craft Textile and Fashion Telkom University

community service

Feb
20

PELATIHAN DEKORASI MOTIF DENGAN PENERAPAN TEKNIK STAMPING DI PONDOK PESANTREN SIROJUL HUDA – SOREANG

Pengabdian Masyarakat – Pesantren Sirojul Huda Soreang   Kebutuhan dan perkembang busana Muslim di Indonesia yang sangatlah pesat dan luas baik dikalangan dewasa dan remaja. Hal tersebut terlihat dari berkembangnya trend industri fashion dan demand yang tinggi terhadap trend muslim di pasar Indonesia yang melahirkan local brand. Melihat fenomena tersebut, industri yang berkembang tidak terlepas dari sumber daya manusia yang terlibat dan mendukung proses produksi suatu industri. Maka diperlukan upaya pengembangan kemampuan dan keterampilan dari potensi yang sudah ada untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki, khususnya dalam membangun potensi anak muda Indonesia. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, Prodi Kriya Tekstil dan Fashion melihat adanya potensi pengembangan keahlian kepada beberapa anak muda khususnya para santri dan masyarakat Pesantren Sirojul Huda Parung- Serab, Soreang, Jawa Barat. Dengan berbekal kemampuan menjahit, fasilitas alat jahit berupa mesin jahit, kemampuan menjahit mukena anti bakteri dan pengaplikasian surface design dengan teknik eco printing dan beading pada kerudung di pelatihan sebelumnya, perlu pengembangan keterampilan dari potensi yang sudah ada dalam menciptakan produk dan membuat produk tersebut menjadi nilai jual. Pelatihan ini diharapkan kedepannya para santri dan masyarakat sekitarnya dapat ikut menjadi pelaku industri Busana Muslim Indonesia dan menjadi pelaku wirausaha muda yang mampu meningkatkan ekonomi sekitar. Pelatihan ini akan dilaksanakan pada bulan September 2023 dengan memberikan pengetahuan lanjutan dari abdi masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya. Maka dari itu, akan dilaksanakan pelatihan lanjutan yaitu dengan Teknik stamping pada kerudung sesuai dengan trend saat ini. Besar harapan dengan adanya kegiatan ini maka potensi, keterampilan dan pengetahuan kewirausahaan para santri dan masyarakat sekitar pesantren berkembang dan dapat diimplementasikan dalam industri Muslim sehingga mampu meningkatkan perekonomian dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada di sekitar wilayah pesantren.   Kata kunci: Trend, Keterampilan dan Potensi, Ekonomi, Kewirausahaan.  

DETAIL
Jan
20

Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Internal dengan Mitra Startup Pendidikan “Binar Calistung”

PENGEMBANGAN LEARNING MEDIA KIT DAN ANALISIS DATA MEDIA SOSIAL UNTUK PENINGKATAN INOVASI PRODUK DAN PENINGKATAN LAYANAN KONSUMEN DI STARTUP PENDIDIKAN BINAR CALISTUNG Kepedulian orang tua untuk belajar cara mengajar semakin tinggi selepas pandemi Covid-19 terjadi, banyak orang tua akhirnya sadar bahwa tangggung jawab pendidikan anak ada pada diri mereka bukan sepenuhnya ada di sekolah. Oleh karena itu, pola pikir orang tua yang memiliki anak usia dini saat ini sudah berubah, mereka harus paham bagaimana cara mengajarkan anak di rumah. Binar Calistung hadir sebagai solusi kereshan orang tua saat ini. Binar Calistung merupakan start up pada bidang pendidikan yang saat ini sedang berkembang dalam upaya membantu orang tua anak usia dini dalam mempersiapkan anak-anak untuk siap membaca dan berhitung. Pada tahun 2021 Tim Abdimas Kolaborasi Internal yang teridiri dari 3 tim dari Fakultas Industri Kreatif, Fakultas Rekaya Industr, dan Fakultas Ilmu Terapan sudah membantu Binar Calistung dalam menciptakan produk craft kit dan upaya meningkatkan layanan pada konsumen melalui rekomendasi manajemen dan pembuatan website. Dampak kegiatan abdimas tersebut membuat Binar Calistung semakin percaya diri untuk mengembangkan bisnisnya, sehingga pada Juli 2022 lalu berhasil mendapatkan penghargaan pada program Business Incubation Program for Women-Owned MSMEs W20 Sispreneur. Dari penghargaan tersebut Binar Calistung mendapatkan bantuan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Melalui hal tersebut Binar Calistung membutuhkan dukungan akademisi dalam rangka mencapai roadmap bisnisnya. Secara umum solusi dan tahapan kegiatan pengabdian terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: (1) Tim 1 : Melakukan pengembangan desain weaving craft kit yang sudah ada untuk menciptakan originaitas produk; (2) Tim 2 :  Optimalisasi brand dengan mengembangkan packaging dan merchandise dari kit media belajar yang sudah ada; (3) Tim 3 : Melakukan analisa data media sosial Binar Calistung dalam upaya optimalisasi digital marketing. Keluaran yang diharapkan dari pengabdian masayarakat ini adalah : (1) Inovasi media belajar weaving craft kit yang bersifat original, (2) Peningkatan branding dengan penguatan packaging dan merchandise pada produk kit belajar, (3) Adanya rekomendasi pengembanagn optimalisasi digital marketing. Pada Jumat, 9 Desember 2022 telah dilakukan komunikasi dengan pihak mitra dalam upaya mempresentasikan hasil desain alat tenun yang sudah dibuat dan meminta timbal balik dari pihak mitra. Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Nani sebagai Founder dari Binar Calistung dan tentunya perwakilan dari tim Abdimas Kolaborasi Internal yaitu tim 1. Acara diawali dengan pembukaan dilanjutkan dengan pemaparan hasil rancangan desain yang akan digunakan untuk pengembangan produk Craft Kit Binar Calistung. Produk edukatif yang dihasilkan dinamakan: Milooan atau Mini Loom for Binar Calistung ini bertujuan untuk menstimulus motorik halus anak usia dini dalam upaya menningkatkan kemampuan menulis serta mengasah fitrah estetika dari target market Binar Calistung yang merupakan pengembangan dari produk Craft Kit sebelumnya. Luaran Akhir Abdimas untuk Binar Calistung Tim 1 yang merupakan tim dosen dari Kelompok Keahlian Media and Craftmanship (MEDCRAFT) Fakultas Industri Kreatif, merancang produk berupa pengembangan alat tenun dari media belajar edukatif berbasis kreatif (craft kit) yang sebelumnya merupakan hasil penelitian dari mahasiswa tugas akhir Aprillia Indah Permatasi bersama dosen pembimbing Ibu Morinta Rosandini. Hasil yang didapatkan oleh Tim 1 berupa prototipe pengembangan alat tenun pada craft kit untuk pembelajaran anak, yang ditampilkan dalam Gambar 2 berikut: Tim 2 yang juga juga berasal dari dosen dan mahasiswa Fakultas Industri Kreatif, Kelompok Keahlian Design Concept and Strategy (DECONSTRA), merancangan desain kemasan (packaging) dari prduk Miniloom. Desain ini merupakan pengembangan dari desain produk Craft Kit sebelumnya pada Abdimas pertama dengan Binar Calistung. Berikut merupakan hasil desain packaging yang sudah dirancang beserta kegiatan phoshoot untuk video campaign: Tim 3 yang juga berasal dari dosen dan mahasiswa Fakultas Rekayasa Industri, yang juga merupakan kolaborasi antara Prodi S1 Teknik Logistik dan Prodi S1 Teknik Industri, merekomendasikan beberapa usulan kebijakan berdasarkan analisis data yang dilakukan, antara lain: Proses pemasaran perlu fokus untuk memperkenalkan inovasi atau produk/layanan baru, untuk mendapatkan calon pelanggan yang sudah segmented, sudah bukan lagi memperkenalkan Startup Pendidikan Binar Calistung. Jika mempertahankan layanan lama, maka kelas gabungan (calistung) menjadi prioritas. Dengan adanya LMS, maka bisa memulai untuk memikirkan model bisnis baru, misalnya online learning video berbayar atau berbasis langganan (subscription) Untuk memperkuat engagement, kelas onsite bisa jadi menjadi pertimbangan dengan memperhatikan lokasi followers’ yang berpeluang besar menjadi customer. Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Internal dengan Mitra Startup Pendidikan “Binar Calistung” oleh Ketua Pelaksana: Morinta Rosandini, S.Ds. M.Ds. Tim 1: Pengembangan Craft Kit pada Startup Pendidikan Binar Calistung Morinta Rosandini, S.Ds. M.Ds. Citra Puspitasari, S.Ds., M.Ds. M. Sigit Ramadhan, S.Pd., M.Sn. Salma Nur Azizah G.S Aghnia Fauzul Muslikhani Tim 2: Perancangan Packaging pada Media Belajar Kreatif pada Startup Pendidikan Binar Calistung Widia Nur Utami, S.Ds., M.Ds. Rima Febriani, S.Ikom., MAB. Dr. Fajar Ciptandi, S.Ds., M.Ds Maulida Nur Rachman Fani Khoirunnisak Nabilah Tim 3: Analisis Data Media Sosial Sebagai Upaya Peningkatan Layanan Konsumen Hardian Kokoh Pambudi, S.T., M.T., M.B.A. Dr. Femi Yulianti, S.Si., M.T., CPLM. Dr. Iphov Kumala Sriwana, ST., M.Si., IPM. Arifa Fadhillah Zahra Farah Hidayah Jamaludin
DETAIL
Nov
25

Mask connector dan Mask Strap Pendukung Sanitasi Covid 19

Pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 ini mengakibatkan beberapa dampak negatif atau kerugian besar, terutama oleh santri, alumni dan masyarakat sekitar Pesantren Sirojul Huda, Soreang. Kerugian tersebut seperti terjadinya PHK besar-besaran, terjadinya penurunan daya beli yang mengakibatkan menurunnya pendapatan para pekerja harian lepas, pelaku UMKM serta usaha. Pandemi Covid-19 juga mengakibatkan berubahnya gaya atau style yang cukup drastis terhadap fashion, seperti wajib memakai masker, face shield dan beberapa upaya perlindungan diri atau dapat dikatakan juga sebagai sanitasi. Namun meskipun begitu, kita tetap dapat mengekspresikan diri dengan memakai pakaian yang fashionable namun tetap mematuhi aturan protokol kesehatan, salah satunya dengan menggunakan aksesoris fashion yang dapat menjadi suatu peluang usaha baru yang berkelanjutan dan diminati pada era pandemi Covid-19 ini. Berdasarkan potensi tersebut maka kami mengajak santri, alumni pesantren dan masyarakat sekitar pesantren ikut dalam kegiatan workshop pengembangan produk fashion mask connector dan mask strap dengan kreasi teknik crochet di Pesantren Sirojul Huda Yang berlokasi di Parung- Serab, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hal inilah yang melatarbelakangi adanya kegiatan ini. Para santri di ponpes menyambut dengan antusias tinggi pada kegiatan pembelajaran teknik crochet ini, meski pun teknik ini rumit. Selain untuk penambahan pengetahuan kegiatan ini ditujukan untuk membuat berbagai    macam produk sanitasi kerajinan tangan yang fashionable dan memiliki nilai jual tinggi karena produk tersebut sedang sangat diminati seperti mask strap dan mask connector dengan teknologi sederhana untuk mempresentasikan produk agar menarik untuk dijual secara online. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun ekonomi kreatif di pesantren Sirojul Huda dan warga lingkungan sekitar. Konsep ini diharapkan dapat menjadi kegiatan positif bagi santri, alumni, dan warga sekitar dalam mengisi waktu luang yang bermanfaat dan produktif sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga.
By sigitrmdhn | Community Service . Event
DETAIL
Nov
25

Berkreasi Menghasilkan Produk Kriya dan Menciptakan Peluang Usaha Kecil Mandiri Berbasis Komunitas

Kondisi masyarakat yang minim kesadaran akan pentingnya pendidikan, kurang terserapnya informasi yang baik tentang pengasuhan anak, serta kemampuan ekonomi yang rendah, menjadi faktor yang menyebabkan hampir 30-40% masyarakat sekitar Kecamatan Batujajar tidak mendorong anaknya untuk menempuh pendidikan hingga ke sekolah lanjutan. Sehingga tidak jarang ditemukan siswa yang selepas SMP atau SMA memutuskan untuk bekerja. Namun, dengan kurangnya keterampilan dan pengalaman yang dimiliki menjadikan mereka bekerja hanya bisa bekerja dengan kemampuan seadanya. Hal yang memprihatinkan tersebut menjadi salah satu latar belakang perlunya pembekalan pengetahuan dan keterampilan tambahan sebagai modal para siswa untuk terjun ke masyarakat. Masyarakat sasar pada kegiatan ini adalah siswa-siswi anak asuh yang menjadi binaan Batujajar Community Care. Sebagai realisasi nyata, Batujajar Community Care turut berpartisipasi membangun karakter bangsa melalui berbagai kegiatan kreatif yang dikhususkan untuk anak dan remaja. Abdimas yang dilaksanakan oleh tim Universitas Telkom bekerjasama dengan mitra Batujajar Community Care ini merupakan tindak lanjut kegiatan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya di bulan April 2020. Diharapkan dengan diberikannya pengetahuan mengenai bagaimana mempersiapkan produk kreatif layak jual dan wawasan dasar ilmu mengenai kewirausahaan, masyarakat sasar dapat mengembangkan potensi creativepreneur dengan menggagas ide bisnis usaha kecil mandiri berdasarkan produk kreatif yang dihasilkan komunitas.Target luaran dari kegiatan ini adalah publikasi populer di website / blog, serta target luaran tambahan berupa prototipe drawstring bag yang telah dievaluasi serta rancangan konsep ide bisnis berbasis komunitas disertai dokumentasi lengkap berupa foto dan video.
By sigitrmdhn | Community Service . Event
DETAIL

Abdimas Pelatihan Surface Design bagi Warga Binaan Rutan Perempuan Kelas IIA Bandung

PELATIHAN PENERAPAN SURFACE DESIGN DENGAN TEKNIK STAMPING DAN HAND EMBROIDERY PADA PRODUK BAGI WARGA BINAAN RUTAN PEREMPUAN KELAS IIA (BANDUNG, 2021) Kreatifitas tidak terbatas dari teknologi, dengan alat dan media sederhana dapat menghasilkan produk yang memiliki keunikan. Cara mengolah dan teknik penerapan yang tepat dapat menghasilkan produk yang menarik. Teknik aplikasi atau surface design berupa dan hand embroyderi merupakan teknik yang mudah diterapkan dan sangat sederhana dipelajari bagi pemula. Kegiatan pengabdian ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya, pelatihan ini melatih mengolah benda sederhana yang ada disekeliling kita menjadi sebuah media gambar pada produk. Dengan keahlian dasar berupa jahit yang sudah dimiliki masyarakat sasar diharapkan dapat dikembangkan berupa hand embroyderi sebagai motif pada permukaan produk. Pelatihan ini akan diberikan kepada warga binaan rutan perempuan kelas IIA-Bandung yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan sebelumnya. Warga binaan ikut aktiv dalam kegiatan rutan yang berhubungan dengan pelatihan sebagai pembekalan pengetahuan dan keahlian secara mandiri maupun berkelompok. Diharapkan kegiatan pelatihan ini mampu menambahkan kemampuan dalam keterampilan dan membuat produk sederhana yang berdaya jual sebagai bekal sumber penghasilan setelah kembali ke masyarakat.
By sigitrmdhn | Community Service . Event
DETAIL
Mei
24

Pelatihan Teknik Cetak pada Material Tekstil untuk Perancangan Produk Berbasis Kriya sebagai Upaya Pemberdayaan Komunitas

Kondisi masyarakat yang minim kesadaran akan pentingnya pendidikan, kurang terserapnya informasi yang baik tentang pengasuhan anak, serta kemampuan ekonomi yang rendah, menjadi faktor yang menyebabkan hampir 30-40% masyarakat sekitar Kecamatan Batujajar tidak mendorong anaknya untuk menempuh pendidikan hingga ke sekolah lanjutan. Sehingga tidak jarang ditemukan siswa yang selepas SMP atau SMA memutuskan untuk bekerja. Namun, dengan kurangnya keterampilan dan pengalaman yang dimiliki menjadikan mereka bekerja hanya bisa bekerja dengan kemampuan seadanya. Hal yang memprihatinkan tersebut menjadi salah satu latar belakang perlunya pembekalan pengetahuan dan keterampilan tambahan sebagai modal para siswa untuk terjun ke masyarakat. Pada tanggal 3 April 2021 yang lalu, tim Pengabdian Masyarakat Telkom University dari Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion bekerjasama dengan Komunitas Batujajar Community Care menyelenggarakan program pelatihan keterampilan teknik cetak screen printing (sablon). Masyarakat sasar pada kegiatan ini adalah siswa-siswi anak asuh yang menjadi binaan Batujajar Community Care. Batujajar Community Care sebagai salah satu komunitas yang berperan sebagai salah satu institusi non-formal memiliki rasa tanggung jawab untuk mendukung pemerintah dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Sebagai realisasi nyata, Batujajar Community Care turut berpartisipasi membangun karakter bangsa melalui berbagai kegiatan kreatif yang dikhususkan untuk anak dan remaja. Diharapkan dengan diberikannya pengetahuan mengenai teknik cetak screen printing kepada mereka dapat meningkatkan daya kreativitas, mengembangkan potensi creativepreneur dan memperkuat karakter anak bangsa. Terimakasih kepada Batujajar Community Care, Para guru SMPN 2 Batujajar, Kab. Bandung Barat, dan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini Tim pelaksana M. Sigit Ramadhan, S.Pd.,M.Sn. Aldi Hendrawan, S.Ds., M.Ds. Sari Yuningsih, S.Pd., M.Ds., Kikit Nur Yulianti, dan Era Arifiani Wijaya
By sigitrmdhn | Community Service . Event
DETAIL
Des
08

Hibah Anti-Spitting Hat sebagai Upaya Pencegahan Virus COVID-19 bagi Pelaku Usaha di Kawasan Rest Area Pasir Jambu

Aktifitas warga di luar rumah merupakan salah satu faktor yang memiliki resiko terbesar dalam penyebaran virus Covid-19. Namun hal ini sulit untuk dihindari karena desakan faktor ekonomi. Para pelaku usaha yang secara intens melakukan kontak langsung dengan masa memiliki resiko yang lebih besar untuk terpapar dan menyebarkan virus Covid-19. Ancaman tersebut juga dirasakan oleh para pelaku usaha di sentra UKM Rest Area Pasirjambu, Ciwidey, yang secara aktif berinteraksi langsung dengan banyak orang dan pengunjung dari berbagai daerah.  Dalam upaya pecegahan permasalahan tersebut, tim dari Telkom University melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa hibah anti-spitting hat pada para pelaku usaha di Rest Area Pasir Jambu. anti-spitting hat berfungsi untuk melindungi bagian wajah dari droplet yang dapat meneababkan penularan. Bentuk topi dipilih agar dapat menutupi kepala secara penuh, walaupun menurut WHO belum ada bukti penyebaran virus melalui udara, hal ini dilakukan sebagai antisipasi dan upaya untuk menjaga kebersihan para pelaku usaha. Selain itu bentuk topi juga dapat lebih paraktis digunakan, berkesan trendy serta dapat berintegrasi dengan seragam dari sentra UKM tersebut.

By sigitrmdhn | Community Service . Event
DETAIL
Nov
08

Pelatihan Pengolahan Motif MenggunakanTeknik Stencil untuk Produk Re-Usable Shopping Bag oleh Tim Dosen Prodi KTM bersama Komunitas Bikin Lingkaran

Kantong plastik saat ini penggunaannya mulai disoroti oleh masyarakat, pecinta lingkungan hingga pemerintah, salah satunya pemerintah Kota Bandung telah menerbitakan Peraturan Daerah (Perda) khusus menyikapi banyaknya penggunaan kantong plastik. Perda nomor 17 tahun 2012 menyebutkan bahwa masyarakat dan stakeholder dihimbau untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggantinya menggunakan kantong belanja lainnya yang lebih ramah lingkungan. Adanya peraturan tersebut mendorong beberapa kalangan untuk membuat solusi berupa kantong belanja yang dapat dipakai berulang (re-usable shopping bag), dengan adanya produk tersebut dapat membantu mengurangi penggunaan kantong plastik. Re-usable shopping bag saat ini banyak menggunakan bahan tekstil berupa kain yang dimana desainnya sudah semakin berkembang, hal ini menjadi lahan potensi untuk dapat mengembangkan inovasi desain, baik dari segi material hingga hiasan onamentatif (motif) pada bagian produknya. Pengembangan inovasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik reka latar tekstil pada bagian re-usable shopping bag tersebut. Disamping itu pula pemintaan re-usable bag saat ini mengalami peningkatan. Oleh karena itu, hal tersebut dapat menjadi potensi pengembangan produk yang memiliki potensi daya jual yang tinggi pada masyarakat, khususnya kota Bandung dan sekitarnya. Masyarakat sasar pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Komunitas Bikin Lingkaran. Komunitas ini menggerakkan pemuda pemudi potensial untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan diri menjadi pribadi yang bermanfaat. Diharapkan dengan diberikannya pengetahuan mengenai pengolahan motif dengan menggunakan teknik stencil dan sablon kepada mereka dapat meningkatkan daya kreativitas, mengembangkan potensi bisnis serta ikut serta dalam mengurangi kantong sampah plastik. Minggu, 29 September 2019 Pelaksanaan Pelatihan Pengolahan Motif Menggunakan Teknik Stencil untuk diterapkan pada Re-Usable Shopping Bag dilakukan pada hari Minggu, 29 September 2019 bertempat di Yayasan Rumah Cerdas Muslim, Batununggal, Bandung. Bekerjasama dengan Komunitas Bikin Lingkaran Bandung, pelatihan ini dikoordinasi oleh dosen Prodi Kriya, Ibu Morinta Rosandini, M.Ds, beranggoatakan Bapak M. Sigit Ramadhan, M.Sn dan Ibu Rima Febriani, MBA berbagi ilmu mengenai kreativitas yang dapat dilakukan dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik. Pada pelatihan tersebut tim abdimas prodi Kriya dibantu  bersama dengan tim mahasiswa Erien Septiani, Vathya Danuradzkia, Aviva Nur Alika dan Murni Manurung, melakukan pelatihan dengan membagi sesi menjadi dua bagian; bagian pertama adalah sesi materi dan sharing keilmuan mengenai teknik penglahan motif, teknik aplikasi motif dengan stencil dan juga materi potensi bisnis re-usable shopping bag dengan menggunakan motif dan aplikasi stencil, bagian kedua dari pelatihan ini adalah praktek membuat re-usable shopping bag dengan aplikasi motif menggunakan teknik stencil. Pada bagian kedua ini, peserta diminta untuk mencari inspirasi motif dengan tema besar ‘Bandung’, Bandung menjadi inspirasi pada pengolahan motif kali ini dikarenakan Bandung memiliki banyak visual dan budaya menarik yang dapat diolah menjadi bentuk motif. Peserta yang dibagi menjadi 6 kelompok, mengolah beragam inspirasi dari Bandung, salah satunya dari kuliner bandung, seperti bandros, kembang yang menjadi ciri khas Bandung Kota Kembang,  jembatan Pasupati, hingga air sebagai makna dari kata ‘ci’ pada bahasa Sunda, serta masih banyak lagi inspirasi bentuk yang diolah. Sekitar 20 peserta mayoritas remaja, melakukan stilasi motif pada lembaran mika sebagai bahan dasar pembuatan motif untuk ditempelkan pada screen cetak sablon. Para peserta melakukan pelatihan ini dengan semangat dikarenakan sebagian besar baru mengenal teknik stencil ini, sehingga memiliki ketertarikan yang tinggi saat melakukan praktek. Hasil dari penelitian ini adalah produk berupa re-usable shopping bag dengan motif hiasan bertemakan Bandung, untuk dapat digunakan sehari-hari menggantikan kantong plastik. Moif yang menjadi ciri khas memberikan kebanggan tersendiri bagi para peserta dalam menambah rasa kepemilikan terhadap produk tersebut, sehingga harapan nya dapat memberikan kebanggan saat memakainya. Tim abdimas mendapatkan feedback yang sangat baik dari para peserta bahwa materi dan praktek yang diberikan sangat bermanfaat bagi mereka untuk kemudian dapat mereka gunakan selanjutnya. Semoga dengan paltihan ini dapat membantu masyarakat khususnya anak muda dalam menambah ilmu kreativitas untuk membuat produk serta secara tidak langsung dapat memberikan kesadaran untuk mengganti plastik belanja menjadi kantong kain.

By bktm | Community Service . Event
DETAIL
Jan
16

Pelatihan Pola Busana Muslim Wanita dan Aplikasi Imbuh untuk Kelompok Usaha Mawar 15, Kp. Sodong, Kab.Bandung Barat.

Pada bulan Oktober sampai dengan November 2018, Program Kriya Tekstil dan Mode, Diwakili oleh Dosen Pola dan Adibusana serta mahasiswa melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa Pelatihan Pola Busana Muslim Wanita dan Aplikasi Imbuh untuk Kelompok Usaha Mawar 15, Kp. Sodong, Kab.Bandung Barat. Kelompok Usaha Mawar 15 merupakan sebuah kelompok usaha yang dibentuk oleh ibu ibu rumah tangga di sekitar area tersebut, dan diketuai oleh Ibu Etty Rusmiati sebagai pengelola kelompok usaha tersebut. Salah satu kegiatan rutinyang dilakukan oleh kelompok usaha Mawar 15 adalah menerima pesanan untuk pembuatan suvenir berupa tas lipat untuk institusi dan perorangan. Lebih lanjut, kelompok usaha ini turut menyediakan jasa membuat seragam berupa T-Shirt atau Polo Shirt dengan tambahan bordir atau sablon, bekerja sama dengan kelompok karang taruna setempat untuk pembuatan bordir dan sablon. Kelompok Usaha Mawar 15, dengan potensi dan sumber daya yang telah ada, berniat mempelajari keterampilan baru, terutama melihat adanya potensi untuk menyediakan jasa pembuatan busana wanita dan anak anak untuk kebutuhan wisuda, pernikahan, dan seragam kegiatan bagi konsumen di lingkungan sekitar kelompok usaha tersebut. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka bentuk pelatihan yang diberikan oleh kelompok pengabdian masyarakat Program Studi Kriya Tekstil dan Mode difokuskan kepada praktek pembuatan pola busana sederhana dan aplikasi imbuh yang telah disederhanakan, sehingga dapat diaplikasi dengan mudah oleh ibu-ibu kelompok usaha Mawar 15. Pelatihan yang telah dilaksanakan sebanyak empat (4) kali praktek tatap muka, dimulai dari pelatihan membuat pola busana dengan memanfaatkan bentuk geometris sederhana, sehingga penggunaan rumus pola busana menjadi tidak signifikan, kecuali untuk ukuran dasar wajib berupa lebar bahu, lebar dada, dan lebar pinggul serta panjang lengan. Pada proses ini, ibu-ibu peserta turut diberikan edukasi perihal metode pemotongan pola busana dengan konsep zero waste. Salah satu permasalahan Kelompok Usaha Mawar 15 adalah bagaimana mengelola limbah hasil pemotongan material tekstil yang umumnya hanya dibuang ke TPU. Lebih lanjut, penggunaan material tekstil menjadi kurang optimal sehingga mempengaruhi harga produksi untuk produk tas atau busana. Selain pelatihan mengenai proses pembuatan pola busana busana, sebagai tambahan ilmu, kelompok usaha Mawar 15 turut diajarkan bagaimana membuat aplikasi imbuh berupa aplikasi payet dan bahan lace sebagai pendukung estetika pada busana. Pada materi pelatihan ini, ibu-ibu peserta memanfaatkan material lace sederhana dan dikreasikan kembali dengan payet  sebagai aplikasi imbuh setelah busana selesai dibuat. Proses pelatihan yang berlangsung selama empat (4) minggu dibagi menjadi dua sesi yang mencakup pelatihan pola busana sederhana dengan teknik geometris dan metode pemotongan zero waste serta pelatihan aplikasi imbuh. Pelatihan dimulai dengan proses pembuatan pola busana sederhana dengan memanfaatkan bentuk geometris, kemudian  dilanjutkan dengan pendampingan proses penjahitan. Lebih lanjut, setelah proses penjahitan, busana kemudian diberikan aplikasi imbuh payet dan lace, yang telah dimodifikasi terlebih dahulu sebelum di aplikasikan pada busana dengan proses jahit manual (jahit manual). Diharapkan dengan adanya edukasi perihal metode zero waste dan pembuatan pola busana sederhana ini, Kelompok Usaha Mawar mampu menawarkan jasa pembuatan busana untuk seragam dan busana wisuda, ataupun busana hari raya dengan harga jual yang lebih terjangkau untuk konsumen di sekitar lingkungan tersebut. Lebih lanjut, untuk kedepannya kelompok usaha ini akan mempunyai rasa percaya diri untuk turut menawarkan pada brand-brand lokal untuk jasa makloon.

By bktm | Community Service . Event
DETAIL
Jan
16

Pengabdian Masyarakat Dosen dan Mahasiswa Prodi Kriya Tekstil dan Mode di Komunitas Rumah Pelangi, Baleendah

September 2018 menjadi hari yang menyenangkan bagi anak-anak di Komunitas Rumah Pelangi, Baleendah, Kabupaten Bandung. Pada bulan itu, anak-anak dari komunitas tersebut didatangi oleh kakak-kakak dari Kampus Telkom University, khususnya Program Studi Kriya Tekstil dan Mode (KTM). Bersama dengan dosen pembimbing nya, mahasiswa dari prodi KTM melaksanakan pengabdian masyarakat berupa pelatihan tekstil cetak sederhana. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya kreativitas anak-anak Rumah Pelangi agar dapat berkarya menggunakan teknik yang baru bagi mereka, sehingga tingkat keterampilan mereka juga dapat meningkat. Sebanyak kurang lebih 20 anak-anak yang berusia satu hingga 13 tahun ikut serta dalam kegiatan tersebut. Kegiatan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kecil dengan usia 1-6 tahun dan kelompok besar dari 7-13 tahun. Teknik yang diajarkan adalah berupa teknik cetak manual atau biasa disebut sebagai teknik sablon. Melalui teknik ini anak-anak berkarya menggunakan cat dan memanfaatkan bahan-bahan disekitar dengan membangun daya imajinasi mereka. Hasil dari pelatihan ini adalah berupa lembaran tekstil sederhana yang memiliki motif dari hasil cetak yang dimana lembaran tersebut dikemudian hari dapat dimanfaatkan untuk diaplikasikan menjadi sebuh produk fungsional. Selain itu kelekatan antara anak-anak dan mahasiswa membangun rasa simpati dan empati untuk memahami sesama. Mahasiswa yang berperan dalam kegiatan ini adalah mahasiswa dari himpunan mahasiswa Kriya, SERAT, terdiri dari tim mahasiswa yang menjadi tutor belajar teknik cetak. Mahasiswa yang berperan sudah mendapatkan keilmuan tekstil cetak tersebut dibangku kuliah, sehingga mereka dapat menerapkan keilmuan mereka dengan baik. Melalui pelatihan ini anak-anak diharapkan mendapatkan ilmu berkarya sederhana yang dapat dipraktekkan dikehidupan sehari-hari, sehingga dapat bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas anak-anak Rumah Pelangi.

DETAIL
Des
20

Dosen dan Mahasiswa dari Prodi Kriya di Universitas Telkom Melakukan Kegiatan Pengabdian Masyarakat kepada Para Penenun Tradisional di Tuban

Sangat menarik ketika kita berkunjung ke Tuban, Jawa Timur dan menyempatkan diri untuk mampir ke sentra kain tradisional yang terdapat di Kecamatan Kerek. Perlu menempuh perjalanan sekitar 1 jam menggunakan mobil dengan sepanjang perjalanan melihat pemandangan sawah tada hujan, kebun jagung, dan kebun kacang sambil sesekali melihat para petani melintas sambil besepeda membawa sayuran dan rerumputan. Tuban sendiri diketahui telah sejak lama memiliki tradisi membuat kain tradisional yang dikenal dengan sebutan tenun gedog.  Tradisi ini diperkirakan sudah ada sejak sekitar abad ke-10 sebagaimana disebutkan dalam prasasti Biluluk II di Jawa.  Hingga saat ini tradisi membuat kain tenun gedog tersebut pun masih dilakukan oleh sebagian masyarakat perajin di Tuban tanpa banyak mengalami perubahan bentuk. Desain kain yang diciptakan oleh para pengrajin tenun gedog di Tuban saat ini masih mempertahankan karakteristik tradisionalnya yang memiliki kesan sangat kuat menyerupai kain primitif. Pada perkembangannya tradisi membuat kain tradisional tersebut pun kini turut dituntut untuk memberikan kebaruan dan inovasi baik pada bentuk maupun nilai. Menyikapi hal tersebut, upaya-upaya pengembangan kain tenun gedog pun telah dilakukan oleh dosen dari Prodi Kriya, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Fajar Ciptandi pada tahun 2018 dengan membuat 5 buah desain struktur tenun gedog yang baru.  Akan tetapi inovasi tersebut masih berhenti pada sketsa / gambar rancangan desain kain tenun gedog dan beberapa buah sampel kain yang dikerjakan pada skala labolatorium saja.  Masyarakat perajin tenun gedog sendiri sebagai ujung tombak dari pelaksana tradisi tersebut belum secara aktif terlibat dalam mewujudkan inovasi tersebut. Melihat belum tepat sasarannya inovasi pada kain tenun gedog tersebut, maka tim dari prodi Kriya, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom yang terdiri dari dosen dan mahasiswa pun berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan keterampilan para pengrajin di Kerek tersebut agar mampu mewujudkan inovasi kain tenun gedog tersebut pada skala terpakai. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terealisasi pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2018 dengan tempat pelaksanaan workshop peningkatan keterampilan menenun gedog dengan para pengrajin dilaksanakan di workshop batik gedog Lestari Art, Dusun Kedungrejo, Kecamatan kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan eksperimentatif melalui berbagai percobaan untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat perajin tenun gedog tradisional di Tuban.  Cara ini dilakukan dengan memberikan penugasan eksperimen kepada perajin tenun gedog dengan cara dikomunikasikan kepada masyarakat pengrajin hingga dapat menerima gagasan dan teknologi tersebut ke dalam tradisi mereka dengan mengelompokkan berdasarkan level keterampilannya, yaitu : inovator (mahir) dan pengadopsi awal (pengikut); serta dikelompokan pula berdasarkan level usianya, yaitu : usia muda antara 18 sampai 30 tahun, usia paruh baya antara 35 sampai 45 tahun, dan usia di atas 50 tahun.  Masing-masing kelompok level usia tersebut akan diberikan perlakuan yang sama agar menerapkan konsep desain yang telah diberikan dengan bertumpu kepada keterampilan, pengetahuan dan motivasi yang mereka miliki. Melalui kegiatan eksperimen tersebut telah menghasilkan beberapa sampel prototipe yang dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat pengrajin tenun gedog di Tuban memiliki kemampuan adaptasi yang baik dalam merespon inovasi yang diberikan dari luar.  Adapun beberapa contoh prototipe berupa kain hasil pengembangan keterampilan menenun, sebagai berikut: Solusi kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dijalankan dalam bentuk pendampingan desain kepada masyarakat perajin tenun gedog tradisional di Tuban ini telah mampu mentransfer pengetahuan berupa inovasi desain kain tenun gedog yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya kepada masyarakat penenun gedog tradisional di Tuban.  Dengan demikian wujud inovasi pada kain tenun gedog tersebut bukan lagi hanya berupa konsep dan wacana saja, melainkan telah sampai pada tingkat aplikasi langsung oleh masyarakat perajin di Tuban.  Secara tidak langsung apa yang dilakukan tersebut dapat mendorong peningkatan permintaan kain tenun gedog, sehingga mampu menghidupkan kembali aktifitas menenun di Tuban.

DETAIL